Kecerdasan Emosional Penting di Dunia Kerja


Pekerja harus memiliki kecerdasan emosional (Sumber: Pixabay/Free-Photos)
EMOSI manusia adalah salah satu kekuatan paling hebat di planet ini. Dengan emosi, manusia bisa memulai perang atau menciptakan kedamaian serta memicu cinta dan perceraian.
Meskipun tidak dapat dihindari, emosi juga merupakan sumber orientasi yang sangat diperlukan dan mendorong kita untuk mengambil tindakan. Tetapi emosi yang tidak terkendali dapat membuat kita dan orang-orang di sekitar kita bertindak tidak rasional.
Baca juga:
Kecerdasan emosional pun menjadi konstruksi baru dalam masyarakat. Berikut alasan mengapa kecerdasan emosi menjadi hal penting dalam dunia kerja menurut laman entrepreneur.com :
1. Kebutuhan manusia paling dalam

Manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Begitu manusia memenuhi kebutuhan makanan, air, dan tempat berlindung, mereka kemudian akan berusaha diterima untuk siapa mereka, dan akhirnya belajar dan tumbuh untuk menjadi diri terbaik mereka. Supaya lebih terkontrol dengan baik dan terarah, dibutuhkan kecerdasan emosional.
2. Teknologi akan mengasah sisi Kemanusiaan
Revolusi Industri membutuhkan pekerja yang kuat. Era Informasi membutuhkan pekerja berpengetahuan. Usia kerja di masa depan akan membutuhkan pekerja yang cerdas secara emosional.
Saat dunia dipenuhi dengan teknologi yang lebih canggih seperti artificial intelligent, keterampilan manusia seperti belas kasih dan empati akan menentukan keunggulan kompetitif pekerja dan seluruh organisasi.
Selain itu, ketika dunia menjadi lebih canggih, keinginan untuk mendapat sentuhan lebih besar. Sebagai contoh, jika kecerdasan buatan dapat mendiagnosis penyakit dengan akurasi lebih besar daripada dokter, dokter harus memberikan elemen empati dan belas kasih manusia yang sangat dibutuhkan kepada pasien.
3. Bercampurnya kehidupan personal dan profesional
Ada mitos yang tersebar luas emosi tidak selayaknya ditempatkan di dunia kerja. Ini sering membawa kita pada kesalahan menyamakan profesionalisme dengan sikap dingin.
Batas-batas antara pekerjaan dan kehidupan terus kabur. Orang-orang membawa lebih banyak pekerjaan ke rumah dan lebih banyak kehidupan pribadi tumpah di kantor. Cobalah sekuat mungkin untuk tidak bisa meninggalkan rasa sakit, kegembiraan, kesedihan dan kegembiraan di pintu kantor.
Baca juga:
Bikin Pekerja Betah, Kantor Perusahaan ini Kerennya Kebangetan, Nomor 4 dan 5 Ada di Indonesia
4. Berkembang hubungan atasan dan karyawan

Di masa lalu, hubungan atasan dan karyawan sangat transaksional. Punch in, punch out dan kumpulkan cek. Namun dalam budaya kerja saat ini yang begitu aktif, batas-batas hubungan karyawan-atasan semakin meluas.
Semakin banyak pengusaha yang condong ke aspek yang sangat emosional dalam kehidupan karyawan mereka. Misalnya Facebook menawarkan kepada karyawan cuti berkabung hingga 20 hari jika anggota keluarga meninggal dunia. Dengan pemimpin yang lebih peduli pada sisi humanis karyawan semakin besar pula loyalitas yang bisa diberikan
5. Tuntutan dari Generasi Z

Perusahaan berjuang untuk beradaptasi dengan kebutuhan emosional yang berkembang dari tenaga kerja mereka. Hal ini terutama berlaku di kalangan pekerja generasi Z. Itu muncul karena menurut National Institute of Mental Health anak berusia 18 hingga 25 tahun memiliki prevalensi penyakit mental serius tertinggi dibandingkan dengan kelompok usia lainnya.
Selain itu, Gen Z adalah generasi yang paling kesepian di tempat kerja dengan 73 persen melaporkan kadang-kadang atau selalu merasa sendirian. Maka tidak mengherankan bahwa lebih dari generasi mana pun, Gen Z ingin manajer mereka bersikap empatik. (avia)
Baca juga:
Manjakan Karyawan dengan Makanan Gratis, Raksasa Teknologi ini Punya Kantin Keren
Bagikan
Berita Terkait
Chatbot Grok Puji-Puji Hitler, Elon Musk Sebut Ada Modifikasi tak Sah dan sudah Melakukan Perbaikan

Cara Pakai Gemini CLI: Tool AI Gratis Google untuk Developer

Belajar AI Mulai Akan Diterapkan Pada Anak Kelas 5 SD, Sekolah Tidak Ada Internet dan Listrik Pakai Unplug

Karya Kolaborasi Manusia-AI Berpeluang dapat Hak Cipta dalam Revisi UU Baru

Catatan Sejarah 11 Mei: Dari Lahirnya Ismail Marzuki hingga Duel Catur Manusia vs Komputer

Bill Gates Ingatkan AI Bisa Gantikan Sejumlah Profesi di Dunia dalam Waktu Dekat

Psikolog UI Tekankan Pentingnya Berpikir Kritis di Era Kecerdasan Buatan, Jangan Biarkan Anak Terjebak Sesuatu yang Instan

Artificial Intelligence Diintegrasikan ke Kurikulum SD, SMP, SMA, dan SMK, Gibran: Manusia yang Tak Pakai AI akan Kalah

OPPO Find N5 Resmi Dipasarkan, Begini Spesifikasi, Kecanggihan AI dan Harganya

OPPO Ajak Industri Bangun AI Dream Team: Transformasi AI Butuh Teknologi Canggih dan Tim yang Siap Beradaptasi
