Kebun Raya Bogor Buka Kelas Edukasi Kultur Jaringan


Kebun Raya Bogor yang memberikan edukasi tentang tanaman. (MP/Noer Ardiansjah)
KEBUN Raya Bogor (KRB) bukan hanya sekedar destinasi wisata di Kota Bogor. Lebih dari itu pengunjungnya dapat menjadi lebih pintar di dunia flora.
Destinasi wisata ini menyediakan kelas edukasi kultur jaringan untuk beragam tanaman hias seperti anggrek, Araceae, dan Nepenthes serta tanaman obat, demikian dilansir dari Antara pada Selasa (12/12).
Baca Juga:

Kelas yang dibuka untuk umum ini mencakup pengajaran teknik propagasi, terrarium, kokedama, tabulampot, pembehihan, dan pengomposan.
Bahkan kelas ini mampu menarik aktor Anjasmara untuk belajar kultur jaringan ini. Menurut pejabat komunikasi Kebun Raya Bogor Zaenal Arifin di Kota Bogor, Anjasmara merupakan salah satu peserta kelas kultur jaringan yang diadakan di pusat konservasi flora di samping Istana Bogor.
"Anjas yang terlanjur jatuh cinta dengan tanaman hias juga mengikuti tren. Anturium sekarang ini sedang banyak lagi digandrungi para pecinta tanaman hias. Dia ikut kelas kita," katanya.
Selain mengikuti Tour de Kebun Raya, Zaenal mengatakan, Anjasmara mengikuti kelas edukasi terrarium dan mempelajari metode pemisahan bagian tanaman mulai dari sel, jaringan, hingga organ seperti daun, akar, dan batang. Biaya untuk mengikuti paket edukasi Kebun Raya Bogor mulai dari Rp45 ribu.
Mitra pengelola KRB, PT Mitra Natura Raya mengembangkan program-program edukasi di empat kebun raya. Yakni di Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Bali, Kebun Raya Cibodas, dan Kebun Raya Purwodadi untuk meningkatkan pengetahuan warga mengenai tetumbuhan.
Baca Juga:

KRB merupakan salah satu destinasi wisata keluarga yang menyenangkan dan edukatif. Para pengunjung dimanjakan dengan beragam fasilitas. KTB menampati areal seluas 87 hektare dan memiliki sekitar 15 ribu jenis koleksi pohon dan tumbuhan.
Dengan area yang cukup luas, terang saja membuat para pengunjung merasa lelah. Meski demikian, Anda dapat beristirahat di kursi yang sudah disediakan oleh pihak pengelola sambil menikmati bekal minuman atau makanan yang dibawa dari rumah dan menikmati indahnya kolam yang dihiasi bunga teratai atau air mancur yang indah. Untuk jam operasional KRB dimulai dari pukul 7.30 pagi hingga jam 5 sore.
KRB pada mulanya merupakan bagian dari Samida (hutan buatan atau taman buatan) yang telah ada sejak pemerintahan Sribaduga Maharaja Prabu Siliwangi (1474-1513) dari Kerajaan Sunda. Itu sebagaimana tertulis dalam Prasasti Batu Tulis. Hutan buatan itu ditujukan untuk keperluan menjaga kelestarian lingkungan sebagai tempat memelihara benih-benih kayu langka.
Setelah Kerajaan Sunda menghilang, persisnya pada awal abad-19, Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles, yang mendiami Istana Bogor, memiliki minat besar dalam botani dan tertarik mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi sebuah kebun yang cantik.
Dengan bantuan para ahli botani, Raffles menyulap halaman Istana menjadi taman bergaya Inggris klasik. Inilah awal mula KRB dalam bentuknya sekarang. (*)
Baca Juga:
Anugerah Cagar Budaya untuk 7 Bangunan di Bandung, Layak Dikunjungi
Bagikan
Berita Terkait
Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'

Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman

PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas

Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan

Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur

Korea Utara Buka Resor Pantai Baru demi Cuan di Tengah Sanksi Ketat

Tidak Perlu Ribet Isi Berbagai Aplikasi Pulang Dari Luar Negeri, Tinggal Isi ALL Indonesia

Dibekali Kemampuan Bahasa Asing, Personel Satpol PP DKI Jakarta Dikerahkan ke Kawasan Wisata dan Hiburan

Menelusuri Jakarta Premium Outlets, Ruang Belanja Baru yang Mengusung Keberlanjutan dan Inklusi

Gubernur Jabar KDM Minta Teras Cihampelas Dibongkar, ini nih Sejarah Pembangunannya
