Kebijakan Tarif Trump Bakal Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


Presiden AS Donald Trump (Foto: Partai Republik AS)
MerahPutih.com - Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 mencapai 4,87 persen secara tahunan (yoy).
Produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) tercatat sebesar Rp 5.665,9 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (ADHK) mencapai Rp 3.264,5 triliun.
Bank Indonesia (BI) memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini dipengaruhi dampak kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, baik langsung maupun tidak.
"Ke depan, pertumbuhan ekonomi 2025 diprakirakan berada pada titik tengah kisaran 4,7-5,5 persen year on year (yoy) dipengaruhi oleh dampak langsung dan tidak langsung kebijakan tarif AS," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (6/5).
Baca juga:
Trump Unggah Foto AI Pakai Atribut Paus Jelang Konklaf, Warganet Minta Dihapus
Ia menilai, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2025, perkembangan ini dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi domestik dan kinerja ekspor. Dari sisi pengeluaran, produk domestik bruto (PDB) triwulan I 2025 ditopang konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 4,89 persen (yoy) seiring dengan aktivitas perekonomian dan mobilitas masyarakat yang meningkat selama periode libur tahun baru dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sebesar 4,87 persen (yoy) pada kuartal I 2025 menempati peringkat kedua tertinggi di antara negara-negara G20, setelah China yang mencatat pertumbuhan 5,4 persen (yoy).
"(Ekonomi) Indonesia tumbuh 4,87 persen dan untuk negara G20, kita pertumbuhannya nomor dua tertinggi di bawah China yang tumbuh 5,4 persen," ujar Airlangga.
Airlangga merinci capaian Indonesia berhasil melampaui negara-negara lain seperti Malaysia (4,4 persen), Singapura (3,3 persen), dan Spanyol (2,9 persen).
Namun, Indonesia masih berada di bawah Vietnam yang mencatat pertumbuhan tertinggi di kawasan ASEAN sebesar 6,93 persen (yoy) pada kuartal yang sama. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
BI Tahan Suku Bunga Acuan, Perang Tarif AS Bikin Ekonomi Dunia Melemah

Komisi XI DPR Puji Kinerja Ekonomi Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Stimulus Jadi Perangsang

Laju Investasi Melambat, Menkeu Yakin Dengan Cara Ini Kembali Naik

Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat 6,7 Persen, Begini Peruntukannya

Komentar Menkeu Purbaya Kinerja `1 Tahun Ekonomi Pemerintah Prabowo, Ada Perbaikan Konsumsi Warga

Cadangan Devisa RI Turun Rp 33 T, BI Jamin Masih Aman Buat Bayar Utang Luar Negeri 6 Bulan

Inflasi September Capai 0,21 Persen, Tertinggi di Deli Serdang Sebesar 6,81 persen

Harga Telur Melonjak 32 Persen, Alasanya Harga Jagung Naik dan Produksi Minus

Purbaya Bantah BPS Manipulasi Pertumbuhan Ekonomi, Alasanya Uang Beredar Banyak

BI Pangkas Suku Bunga, Perbankan Diminta Lebih Giat Salurkan Kredit untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi
