Kebakaran Los Angeles, Warga Menghadapi Kehancuran saat para Pemimpin Mulai Sibuk Cari-Cari Kesalahan


Kebakaran Los Angeles tewaskan 2 orang.(foto: Instagram @mradrianrodriguez)
MERAHPUTIH.COM - BRIDGET Berg, yang sedang bekerja ketika melihat siaran televisi nan memperlihatkan rumahnya di Altadena terbakar, kembali bersama keluarganya dua hari kemudian. Saat melangkah di atas reruntuhan rumah yang telah menjadi tempat tinggal mereka selama 16 tahun, Berg kembali dipukul kenyataan pahit bahwa kebakaran benar-benar menghancurkan rumahnya.
Anak-anaknya menyisir puing-puing di trotoar, menemukan pot tanah liat dan beberapa kenang-kenangan saat mereka mencari cetakan kayu Jepang yang mereka harap bisa diselamatkan. Suaminya menarik tangannya dari reruntuhan di dekat perapian yang masih berdiri, memegang sepotong kayu fosil yang diwariskan neneknya.
"Itu tidak apa-apa. Itu tidak apa-apa," kata Berg, lebih kepada dirinya sendiri dan orang lain saat melihat kehancuran yang terjadi, mengingat dek dan kolam tempat keluarganya menonton kembang api. "Ini bukan hanya soal kehilangan rumah kita — semua orang kehilangan rumah mereka,” katanya, seperti dilansir The Korea Times.
Kebakaran besar di Los Angeles telah menimbulkan kehancuran teramat parah. Banyak warga yang kembali ke rumah mereka dengan perasaan terkejut. Beberapa menghadpi kehancuran, untuk pertama kalinya kenyataan pahit tentang apa yang telah hilang. Di saat yang sama, para pemimpin saling tuding, mencari kesalahan.
Baca juga:
Kawasan yang berpenduduk 13 juta orang ini berjuang menghadapi tantangan besar untuk bangkit dari bencana dan membangun kembali.
Saat beberapa warga masih mencari barang berharga di antara puing-puing, pihak berwenang mendesak mereka untuk tidak melakukan hal itu, mengingat abu yang tersebar bisa mengandung timbal, arsenik, asbes, dan bahan berbahaya lainnya. "Jika Anda menginjak atau menyentuh itu, Anda menghirupnya. Semua itu beracun,“ ujar juru bicara komando insiden gabungan Kebakaran Palisades Chris Thomas.
Pemerintah mengizinkan warga untuk kembali dengan perlengkapan pelindung. Thomas mengatakan izin itu diberikan setelah tim penilai kerusakan mengevaluasi properti mereka.
Namun, di saat bersamaan, para pemimpin di kawasan itu mulai terlibat dalam saling tuduh tentang kegagalan kepemimpinan. Mereka saling menyalahkan secara politis. Tuduhan bermunculan disertai dengan penyelidikan. Gubernur Gavin Newsom pada Jumat (10/1) memerintahkan pejabat negara untuk menyelidiki mengapa reservoir yang menampung 440 juta liter air tidak berfungsi, termasuk mengapa beberapa hidran kekeringan.
Sementara itu, Kepala Pemadam Kebakaran Los Angeles Kristin Crowley menyatakan kepemimpinan kota telah gagal mendukung departemennya dengan dana yang cukup untuk pemadaman kebakaran. Ia juga mengkritik kurangnya pasokan air. "Saat seorang petugas pemadam kebakaran mendekat ke hidran, kami mengharapkan ada air di sana," ujarnya.
Setidaknya 11 orang dilaporkan tewas, lima di antaranya di Kebakaran Palisades dan enam di Kebakaran Eaton. Demikian diungkap kantor pemeriksa medis LA County. Pihak berwenang memperkirakan angka korban akan terus meningkat seiring pencarian dengan anjing pelacak di kawasan yang rata bersama tim yang sedang menilai kerusakan. Pada Jumat, otoritas membuka pusat untuk melaporkan orang-orang yang hilang.
Meskipun api masih berkobar, perkiraan awal menunjukkan bahwa kerugian yang terjadi dapat menjadikan kebakaran ini sebagai yang termahal dalam sejarah negara tersebut. Perkiraan awal dari AccuWeather mencatat kerusakan dan kerugian ekonomi antara USD 135 miliar hingga USD 150 miliar atau sekira Rp 2,025 triliun hingga Rp 2,25 triliun.(dwi)
Baca juga:
Update Terbaru Korban Kebakaran Los Angeles, 10 Orang Kehilangan Nyawa 10.000 Bangunan Hangus
Bagikan
Berita Terkait
Ada Kebakaran di Dekat Stasiun Cipete Raya, MRT Tetap Beroperasi Normal

Hakim Batalkan Kebijkan Pemotongan Dana untuk Harvard oleh Donald Trump, Pemerintah akan Ajukan Banding

Gulkarmat: 65% Kasus Kebakaran di Jakarta Akibat Masalah Kabel Listrik

Gulkarmat Jakarta Beri Peringatan Keras tentang Bahaya Kebakaran Perkantoran pada Akhir Pekan

Kesehatan Presiden AS Donald Trump Jadi Bola Panas di Media Sosial, Tetap Menyebar meski sudah Dibantah

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

5 Terduga Pelaku Pembakaran Ditangkap, Saksi Sebut Gedung Markas Gegana Polda Metro Sengaja Dibakar

Markas Gegana Brimob Jakpus Bukan Sengaja Dibakar, Damkar Duga Akibat Sisa Puntung Rokok

Dubes RI Harus Tarik Investor ‘Kelas Kakap’ hingga Perluas Akses Pasar di Amerika Serikat, DPR: Intinya Harus Menguntungkan Indonesia
