Karimudin: Jualan Dodol Untuk Menjaga Tradisi

Dodol Betawi
MerahPutih Budaya - Kecilnya pemasukan yang diterima Karimudin, Penjual Dodol Depok Khas Betawi, tidak menjadi soal penting baginya. Lelaki yang baru saja mempunyai seorang cucu itu mengatakan menjual dodol adalah soal menjaga tradisi agar makanan khas Betawi tersebut tidak lekang dimakan zaman.
"Masalah pemasukan, mah, urusan belakang. Yang terpenting adalah saya bisa menjaga makanan khas dari Betawi ini. Dan hal ini juga merupakan tradisi kami dari turun-temurun," tutur Karimudin (61) di rumahnya Gang Irih Sirah, Beji, Depok, Senin (28/3).
Bukan hanya pemasukan, bahkan menurutnya banyak permasalahan yang hingga saat ini masih dapat beliau rasakan. Dan ihwal tersebut, baginya hanyalah cobaan yang pasti akan berlalu suatu hari nanti.
Risiko pembuatannya besar. Begitu juga tenaga yang dibutuhkan. Kendala lainnya adalah modal besar dengan pembeli yang sedikit.
"Tapi, kalau sudah biasa, ya biasa. Alhamdulillah, untuk rezeki selalu ada dan tercukupi," katanya sambil tersenyum simpul. (Ard)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Perda 4/2015 Bikin Budaya Betawi Terancam Punah, Hal ini Bakal Selamatkan Identitas Jakarta

Pramono Sebut Jakarta Harus Punya Lembaga Adat Betawi, Jadi Identitas Kuat sebagai Kota Global

Hotel Bintang 4 - 5 di Jakarta Wajib Tonjolkan Budaya Betawi selama 2 Bulan dalam Setahun

Maudy Koesnaedi Melawak Gaya Betawi Hadirkan Sketsa Kesehariaan Warga
Pimpinan DPRD DKI Minta Pemprov tidak Asal dalam Jatuhkan Sanksi kepada Pengamen Ondel-Ondel

Pemprov DKI Segera Rampungkan Perda yang Melarang Ondel-ondel Ngamen di Jalan, Rano Karno: Mudah-mudahan Sebelum HUT Jakarta

Jadi Kado Ultah, Perda Larangan Ondel-Ondel Ngamen Rampung Sebelum HUT Jakarta

Ketua DPRD DKI Usulkan Kebudayaan Betawi Masuk Kurikulum Pembelajaran di Sekolah

Ketua DPRD DKI Dorong Pendidikan Budaya Betawi di Sekolah untuk Pelestarian Jangka Panjang

Gubernur Pramono Wajibkan 10 Hotel Bintang 5 Hadirkan Unsur Betawi
