Karhutla Kembali Sebabkan Asap Tebal di Riau


Kebakaran hutan dan lahan di Riau
MerahPutih Nasional- Satelit MODIS dari NASA berhasil mendeteksi 44 hotspot kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau pada Minggu sore (28/8). 32 hotspot pada tingkat kepercayaan Sedang (30-70%) dan 12 hotspot pada tingkat kepercayaan Tinggi (lebih dari 70%).
Melalui rilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), daerah yang paling banyak terjadi hotspot adalah di Kabupaten Rokan Hilir yaitu 28 titik. Lainnya tersebar di Pelalawan, Kampar, Meranti, Rokan Hulu, Bengkalis, Inhil dan Inhu. Lahan yang terbakar di Kabupaten Rokan Hilir antara lain di Kecamatan Pujud 50 ha, Labuhan Tangga 10 ha, Rantau Bais 40 ha, Tanah Putih 25 ha, Teluk Beno 40 ha, dan Kubu 10 ha.
"Lahan yang terbakar sebagian besar adalah lahan open akses, kebun masyarakat tanah ulayat, dan lahan swasta yang dikuasai masyarakat. Pembakaran dilakukan untuk pembersihan lahan dengan membakar sebelum dimanfatkan untuk perkebunan," tulis Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam rilisnya, Minggu (28/8).
Dalam rilis tersebut juga menjelaskan udara di wilayah Riau masih banyak ditemukan asap tebal produk dari kebakaran hutan dan lahan. Sebaran asap menyebabkan menurunnya jarak pandang. Pada pukul 16.00 WIB, hari ini, Minggu (28/8) jarak pandang di Dumai berkisar satu kilometer dan Pelalawan tiga kilometer.
"Di Pekanbaru 6 kilometer dan Rengat 8 kilometer. Sejak pagi hingga sore jarak pandang di Dumai hanya 1 kilometer," lanjutnya.
Kondisi ini menyebabkan kualitas udara menurun. Berdasarkan laporan dari Badan Lingkungan Hidup Provinsi Riau dan KLHK, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) pada 28 Agustus 2016 pukul 17.00 Wib di Bagan Siapi-api (Rokan Hilir) pada tingkat Berbahaya.
"Di Duri Camp (Bengkalis) pada tingkat Sangat Tidak Sehat dan di Dumai, Libo (Rokan Hilir), Duri Field (Bengkalis) pada tingkat Tidak Sehat. Sedangkan di Pekanbaru, Kampar, Pelalawan, dan Siak masih pada level Sedang," katanya.
Pantauan Satelit Himawari dari BMKG pada 28 Agustus 2016 pukul 12.00 Wib, sebaran asap tipis dari Riau terbawa angin ke Timur hingga Singapura dan perairan di bagian Timur. Kondisi ini menyebabkan kualitas udara di Singapura kembali Tidak Sehat pada PM2,5 dengan konsentrasi 159 psi. Sedangkan untuk PM10 masih baik.(Yni)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Biaya Padamkan Karhutla Mahal, Satu Menit Penerbangan Habiskan Rp 300 Juta

Operasi Terpadu Bikin Penanganan Karhutla Efektif, BNPB Siaga Sampai September 2025

Bongkar Rahasia di Balik Penurunan Drastis Karhutla Indonesia, Dari Jutaan Hektare Menjadi Ratusan Ribu Saja

Kemenhut Gelar Operasi Modifikasi Cuaca Tahap ke-3 Kendalikan Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau

Kemenhut Segel 10 Perusahaan Diduga Bakar Lahan, 2 Diberi Sanksi Administrasi

Berbagai Daerah Rawan Karhutla di Kalsel, BMKG Minta Pemda Waspada Sampai 18 Agustus 2025

Peneliti IPB Ungkap Strategi Cerdas Tekan Karhutla dengan Padukan AI dan Keterlibatan Masyarakat

Presiden Prabowo Perintahkan Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan Saat Kemarau Ini

Karhutla di Jambi Meluas, Menteri LH Perintahkan Pantau dan Jaga Lahan Gambut

Titik Panas di Kaltim Meningkat, Rata-Rata Harian di Atas 100 Titik
