Karhutla di Jambi Meluas, Menteri LH Perintahkan Pantau dan Jaga Lahan Gambut
Panas Ekstrem Diklaim Jadi Penyebab 200 Hektar Lahan di Riau Kebakaran di Juni 2025 Ini
MerahPutih.com - Tren kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Jambi sejak 1 Januari hingga 28 Juli 2025 makin meluas. Di wilayah itu telah mencapai 421,77 hektare atau sekitar 10 persen dari total karhutla nasional.
Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq meminta kerja sama seluruh pihak menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Jambi yang memiliki ekosistem gambut dan sejauh ini menyumbang 10 persen total luas kebakaran nasional.
"Angka ini menjadi kekhawatiran kita semua terhadap kondisi lingkungan yang ada di Jambi, terutama di wilayah gambut yang sangat rentan," kata Menteri LH/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif.
Ia meminta perhatian terhadap kondisi tutupan lahan dan tinggi muka air gambut saat meninjau potensi kerawanan karhutla secara langsung dari udara.
Baca juga:
Karhutla Sekitar Bandara Singkawang Jadi Lautan Api, Lahan 100 Hektar Ludes Terbakar
Tidak hanya itu, dalam Rakornas dia meminta agar forum tersebut menjadi momen strategis memperkuat sinergi lintas sektor dalam menghadapi musim kemarau yang rawan karhutla.
Dalam arahannya, Menteri LH Hanif Faisol menegaskan pentingnya deteksi dini, kesiapsiagaan sumber daya, serta penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran hutan dan lahan.
"Kita tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Pencegahan karhutla adalah tanggung jawab bersama. Saya mengapresiasi komitmen Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi yang terus aktif dalam mengoordinasikan upaya penanggulangan karhutla di wilayahnya," jelas Hanif Faisol.
Dalam kesempatan yang sama Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan berbasis prakiraan cuaca.
Berdasarkan prediksi Fire Danger Rating System (FDRS), BMKG melihat sebagian besar wilayah Jambi relatif aman dengan tingkat kemudahan terbakar rendah.
"Terdapat beberapa wilayah di bagian tengah dan timur yang masuk dalam kategori mudah terbakar. Oleh karena itu, perlu dilakukan kesiapsiagaan dan mitigasi sejak dini," kata Dwikorita.
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
4 Perusahaan Beroperasi di Daerah Aliran Sungai Batang Toru Dipanggil Kementerian Lingkungan
Raker Menteri Lingkungan Hidup dengan Komisi XII DPR Bahas Daerah Aliran Sungai (DAS) Pulau Sumatera
Indonesia Raih Rp 7 Triliun Dari Perdagangan Karbon di COP30 Brasil
Pavilion Indonesia Dibangun di COP30, Targetkan Bawa Rp 16 Triliun Dari Perdagangan Karbon
Bocah 4 Tahun Diculik di Makassar Ditemukan di Jambi, Dijual Rp 80 Juta
260 Kabupaten dan Kota Darurat Penanganan Sampah, Waste to Energy Pakai Duit Danantara
Hasilkan 8.600 Ton Per Hari, Jakarta Darurat Penanganan Sampah
Satuan Tugas Mulai Selidiki Radiasi Cs-137 Yang Dikeluhkan Amerika, Mulai Dari Cengkeh Lalu ke Udang
Pemerintah Gerak Cepat Tangani 10 Titik Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
Produk Cengkeh Indonesia Diduga Tercemar Radioaktif Cesium-137, Menteri LH Segera Kirim Tim ke AS