Kamu Takut Ruang Sempit? Bisa Jadi Klaustrofobia
 Andreas Pranatalta - Selasa, 29 September 2020
Andreas Pranatalta - Selasa, 29 September 2020 
                Dipicu oleh rasa takut terhadap ruang sempit. (Foto: Unsplash Diego San)
APAKAH kamu pernah merasa takut di ruang semput atau tertutup? Sebut saja seperti lift atau ruangan tanpa jendela. Ini menandakan bahwa kamu adalah klaustrophobia. Lalu, bagaimana cara mengatasinya?
Mengutip laman Healthline fobia situasional yang dipicu oleh rasa takut terhadap ruang sempit atau sesak. Jenis fobia ini adalah salah satu fobia yang paling umum. Klaustrofobia umumnya ditandai dengan rasa panik, cemas, takut, atau gugup yang muncul ketika seseorang sedang berada di ruangan sempit, tertutup, atau penuh sesak.
Baca juga:
Hingga saat ini, penyebab fobia terhhadap ruangan sempit belum diketahui secara pasti. Tetapi kondisi ini sering dikaitkan dengan trauma masa kecil, misalnya karena pernah dikurung di ruang yang sempit atau dibully.
Selain itu, klaustrofobia bisa disebabkan oleh pengalaman yang tidak menyenangkan. Seperti pernah mengalami turbulensi saat naik pesawat terbang atau pernah terjebak di terowongan atau gua yang sempit.
Beberapa tempat yang bisa memicu klaustrofobia seperti toilet umum, ruang ganti, gua, terowongan, pesawat, mobil kecil, tempat pencucian mobil otomatis. Gejala yang muncul adalah berkeringat, gemetar, pusing, mual, nyeri dada, mulut kering, sulit bernapas, dan detak jantung cepat. Mengutip laman Hellosehat, berikut cara penanganan klaustrofobia.
1. Terapi desensitisasi
 
Terapi ini adalah perawatan yang dilakukan dengan cara menempatkan dirimu dalam situasi yang membuat kamu takut. Hal ini dilakukan untuk membantumu melawan rasa takut tersebut. Lakukan cara ini secara bertahap, misalnya pertama-tama kamu hanya akan diperlihatkan foto atau gambar yang menunjukkan tempat-tempat sempit. Jika sudah mulai terbiasa dan percaya diri, barulah tingkat paparan akan dinaikkan hingga kamu bisa berada di ruangan sempit tanpa ketakutan yang berlebih.
Baca juga:
2. Terapi perilaku kognitif
 
Jenis terapi ini bisa kamu lakukan bersama dengan psikolog atau psikiater. Tujuan perilaku kognitif adalah untuk mempelajari ketakutanmu dan bagaimana cara mengatasinya. Terapi ini dilakukan dengan cara mengeksplor pikiran, perasaan, dan perilakumu sehari-hari. kamu juga akan belajar mengontrol dan mengubah pikiran negatif yang muncul pada situasi-situasi pemicu klaustrofobia.
3. Obat-obatan
 
Selain terapi, psikiater juga mungkin akan meresepkan obat anticemas untuk membantu mengurangi gejala panik dan cemas yang kamu alami ketika berada di ruang sempit.
Meski terlihat sederhana, praktik penanganan klaustrofobia tidak semudah yang dibayangkan. Sering kali percobaan terapi di ruang tertutup gagal, sehingga penderita harus mengulangnya hingga berkali-kali. Oleh karena itu, dibutuhkan kesabaran dalam menjalaninya. (and)
Baca juga:
Inspiratif, Rumah Vietnam Solusi Tinggal di Rumah Sempit
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental, Kemenkes Buka Layanan healing 119.id Cegah Potensi Bunuh Diri
 
                      Hasil Cek Kesehatan Gratis: 2 Juta Anak Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Mental
 
                      Ibu Negara Prancis Brigitte Macron Disebut Kena Gangguan Kecemasan karena Dituduh sebagai Laki-Laki
 
                      Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
 
                      Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
 
                      Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
 
                      The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
 
                      DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
 
                      [HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
![[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat](https://img.merahputih.com/media/dd/9e/b5/dd9eb5a1bf5cdc532052d7f541d290b4_182x135.png) 
                      Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
 
                      




