Kadin Bakal Bantu Kesulitan dan Permasalahan Pelaku UMKM
Rapat Kerja Rakernas Kadin Nasional di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta Pusat/Foto: MP/john abimanyu
Merahputih Keuangan - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Roeslani mengatakan pihaknya mengetahui betul kelemahan dasar dari bisnis UMKM diataranya kesulitan untuk memasarkan produk mereka.
"Kita semua sama mengetahui kelemahan dasar dari bisnis UMKM diantaranya, kesulitan pemasaram akses ke sumber pembiayaan yang sangat terbatas, keterbatasan SDM, kesulitan bahan baku, keterbatasan lnovasi dan teknologi dan Iain sebagainya," kata Rosan saat ditemui di acara Rakernas Kadin di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta Pusat, Senin (21/11).
Rosan menambahkan pihaknya sudah mengetahui hal ini sejak berpuluh-puluh tahun dengan berbagai persoalan tersebut tidak pernah tuntas mendapatkan solusl terbaik, meskipun cukup banyak Kementerian atau Lembaga dan lainnya yang memberi perhatian pada upaya meningkatkan kemampuan UMKM.
"Sayangnya, seringkali berbagai upaya yang dilakukan, sebagian hanya dijadikan komoditas politik, sehingga pengembangan UMKM tidak Optimal dilakukan. Untuk itu kami merasa senang jika dalam kesempatan Rakernas kali ini, upaya untuk dapat mengentaskan persoalan mendasar dapat kita bahas kembali, agar hal-hal yang masih menjadi kendala dapat Iebih disinergikan pengelolaannya," tuturnya.
Tentu, sambungnya hal itu hanya bisa dilakukan jika seluruh pemangku kepentingan terlibat secara proaktif demi peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Sementara peran UMKM sebagai pelaku ekonomi yang jumlahnya kurang Iebih 57,9 juta atau 99,9 % darl total jumlah pelaku usaha nasional, dalam lima tahun terakhir memberikan kontribusi terhadap kesempatan kerja sebesar 97% atau sekitar 107,7 juta tenaga. Kontribusinya terhadap pembentukan PDB sebesar 59 % dan kontribusi terhadap ekspor Indonesia tahun 2015 sekitar 15,8% Jauh tertinggal dlbanding negara-negara sekawasan di Asia Tenggara Iainnya, misalnya Thailand kontribusi ekspornya mencapai 29,5% dan Filipina 20%," terangnya.
Menurut Rosan akses sektor UMKM ke rantai nilai pasok produksi global ternyata juga sangat minim, yakni hanya 0,8%. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar pelaku UMKM tidak memilikl informasi dan akses ke pasar global.
"Kondisi ini merupakan tantangan sekaligus pekerjaan rumah yang harus kita tangani secara bersama," pungkasnya. (Abi)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Baju Bekas Impor Bakal Dijual ke UMKM Buat Dicacah
Pajak UMKM 0,5 Persen Bakal Jadi Permanen, Purbaya Kasih Syarat Ini
Menkeu: Ada Kementerian Lembaga Nyerah Belanjakan Duit, Kembalikan Rp 3,5 Triliun
Kejari Jakarta Timur Geledah Kantor Sudin UMKM, Usut Dugaan Korupsi Pengadaan Mesin Jahit Rp 9 Miliar
Pemerintah Ingatkan E-Commerce Patuhi Regulasi Thrifting, Shopee Blokir Lebih Dari Satu Juta Keyword
Pemerintah Bakal Rebranding Tempat Jualan Pakaian Bekas, Jadi Pusat Brand Lokal
Pemerintah Larang Praktik Thrifting di e-Commerce, Ancam Langsung Tutup Toko
Presiden Perintahkan Menteri UMKM Siapkan Produk Substitusi Bagi Pelaku Usaha Thrifting
Implementasi PP 47/24 Masih Rendah, Pemerintah Didesak Percepat Penghapusan Piutang Macet UMKM
Menilik Aksi Kampung Tiktokers Kampanyekan Jersey Produk Lokal Buatan UMKM