Juara di NEPC, Mahasiswa Unair Hadirkan Sistem Belajar Efektif di Masa Pandemi


Universitas Airlangga di Surabaya yang memiliki mahasiwa berprestasi. (Foto: infosurabaya)
TIGA mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya menawarkan tiga metode penyampaian mata pelajaran dengan Mastery Learning Model, ice breaking, dan educative playing, dalam mengoptimalkan pembelajaran tatap muka.
Ide ini tercetus setelah melihat hilangnya aspek fasilitas sekolah pada perkembangan sosioemosional, terutama bagi siswa tingkat sekolah dasar (SD).
Baca Juga:

Tiga mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR) ini berhasil meraih Best Innovation dalam National E-Presentation Competition (NEPC). Mereka diantaranya Ni Luh Ayu W.S.K, Elda Artamevia, dan Belinda Fidi Madani.
Elda Artamevia mengatakan, terpangkasnya jam belajar yang berdurasi dua jam dan hilangnya waktu istirahat saat pembelajaran tatap muka saat pandemi menyebabkan kurangnya interaksi siswa dengan sekeliling. Hal itu bisa mengurangi kemampuan siswa dalam ekplorasi emosi dan pengembarangan moral.
“Saat ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengijinkan sekolah di zona kuning dan hijau untuk menggelar pembelajaran tatap muka. Melaluk basis pengembangan dari psikologi pendidikan, kami ingin membantu untuk mengoptimalkan kebijakan itu,” tutur Elda mewakili tim, Senin (07/12).
Ia menambahkan, sistem PJJ memanfaatkan teknologi komunikasi daring masih ada plus minus, sebab PJJ membuat siswa kesulitan mencerna pelajaran dari guru masing masing dan dinilai tidak efektif.
Baca Juga:

Mastery Learning Model, lanjut Elda, merupakan sistem pembelajaran katika guru memulai kelas dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada hari itu. Lalu, guru tersebut menyampaikan materi dengan cara formative assesment untuk mengidentifikasi dan perbaikan terhadap kemampuan siswa. Tak hanya itu, tahapan feedback dan koreksi kepada siswa penting dilakukan.
“Tahapan terakhir, guru bisa memberikan enrichment atau pengayaan dengan memberikan tugas secara daring kepada siswa,” tandas Elda.
Ice breaking, salah satu metode penting menghidupkan suasana kelas dan memaksimalkan engagement.
Ketiga mahasiswa tersebut menyakikan beberapa rekomendasi permainan ice breaking yang bersifat fun namun tetap mengindahkan physical distancing. Seperti Bos Berkata, Tiga Enam Sembilan, Menyebut Objek, dan lain sebagainya.
“Sementara educative playinguntuk menstimulasi perkembangan anak-anak dan menggantikan jam istirahat sebagai waktu interaksi antar siswa,” ungkap Elda.
Dari inovasi tersebut, Tiga mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR) ini berhasil meraih Best Innovation dalam National E-Presentation Competition (NEPC) terkait gagasan pengoptimalan kebijakan sistem belajar secara offline selama masa kenormalan baru. (Andika Eldon/Surabaya)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
BEM Mahasiswa Kembali Geruduk MPR/DPR Besok, Tagih Janji Pemerintah soal 17+8 Tuntutan Rakyat

Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa

Polisi Tembaki Kampus Unpas - Unisba dengan Gas Air Mata, Ketua Komisi X DPR: Kami Sangat Menyesalkan Terjadinya Aksi Kekerasan

Kapolda DIY Bersedia Usut Kematian Mahasiswa Amikom Saat Demo Jika Diminta Keluarga Korban

Bukan Cuma Kuliah, ITPLN dan APERTI Ingin Dorong Mahasiswa Jadi Inovator

BEM UI Bergerak ke Polda Metro Jaya, Suarakan Keadilan Bagi Affan dan Reformasi Polri

Aksi Massa Demo 28 Agustus 2025 Dibubarkan Gas Air Mata di Gedung DPR

Demo Buruh di MPR/DPR Sempat Ricuh, Polisi dan Mahasiswa Saling ‘Pukul Mundur’

Mahasiswa Bentrok Dengan Aparat di DPR, Arus Lalu Lintas Ditutup

Mahasiswa Datang Bawa 'Pasukan' dan Mulai Padati Gerbang Belakang Gedung DPR
