JPPI Sebut Korupsi Pengadaan Laptop di Kemendikbudristek Bukti Bobroknya Sistem Pendidikan Indonesia


Nadiem Makarim Tersangka Kasus Korupsi Pengadaan Laptop Chromebook
MerahPutih.com - Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji, menegaskan bahwa perkara ini bukan sekadar kasus korupsi biasa, melainkan cerminan bobroknya sistem pendidikan yang selama ini dijalankan.
“Kasus ini hanyalah puncak gunung es dari kejahatan sistemik yang sudah lama menjarah uang dan masa depan anak-anak kita,” kata Ubaid dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (6/9).
Menurutnya, praktik rasuah di sektor pendidikan tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga menandakan matinya nurani dan empati para pejabat yang seharusnya menjadi pelayan publik.
“Bagaimana mungkin mereka tega merampok hak pendidikan anak-anak yang mestinya mereka lindungi? Mereka telah mengkhianati amanat mencerdaskan kehidupan bangsa demi memperkaya diri,” tegas Ubaid.
Baca juga:
Kejagung Masih Dalami Penikmat Duit Korupsi Chromebook yang Seret Nadiem Makarim
Ia menambahkan, korupsi yang mendarah daging di sektor pendidikan akan mengirimkan pesan berbahaya kepada generasi penerus. Jika lembaga pendidikan tidak bersih, sulit berharap lulusan yang dihasilkannya kelak akan memimpin bangsa dengan integritas.
“Selama ini, kita sibuk membangun infrastruktur dan mengembangkan kurikulum, tapi gagal membentengi moral dan integritas para pihak di sektor pendidikan,” ujarnya.
Ubaid juga mengingatkan bahwa proyek pengadaan serupa masih terus berjalan hingga 2025. Karena itu, masyarakat dan aparat penegak hukum harus bersinergi mengawasi agar praktik korupsi serupa tidak kembali terjadi.
JPPI menuntut tiga langkah strategis, yakni pengusutan tuntas semua pihak yang terlibat dalam kasus ini tanpa pandang bulu. Audit forensik terhadap seluruh program dan proyek Kemendikbudristek sejak 2019 untuk membongkar praktik korupsi yang mungkin terjadi.
Kemudian, reformasi menyeluruh terkait transparansi dan akuntabilitas birokrasi pendidikan dengan melibatkan publik dalam pengawasan.
“Tidak ada jalan lain. Jika tidak dilakukan reformasi total, pendidikan kita akan terus menjadi lahan basah bagi para koruptor dan masa depan bangsa akan dipertaruhkan,” pungkasnya. (Pon)
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Kejagung Terima Pengembalian Hampir Rp 10 Miliar dari Kasus Chromebook, Bukan dari Nadiem Makarim

Uang Dugaan Korupsi Laptop Chromebook Baru Balik Rp 10 M, Padahal Kerugian Capai Rp 1,98 T

Ayah Nadiem Makarim Sebut Anaknya Kuat Banget, Bisa Bertahan Lama

Menang Praperadilan, Kejagung Kebut Seret Nadiem Makarim ke Kursi Terdakwa

Begini Respons Istri Nadiem Mengetahui Upaya Praperadilan Sang Suami Mentah di Tangan Hakim

Hakim Tolak Praperadilan Nadiem Makarim, Penetapan Tersangka Dinilai Sah

Vendor dan Pihak Kementerian Kembalikan Uang Hasil Dugaan Korupsi Laptop Chromebook ke Kejagung

Operasi Ambien Beres, Tersangka Nadiem Makarim Kembali Dijebloskan ke Rutan

Sidang Perdana Praperadilan, Kubu Nadiem Beberkan Kejanggalan Penetapan Tersangka

Mantan Pimpinan KPK Hingga Pendiri Tempo Mengajukan Diri Sebagai 'Amicus Curiae' Sidang Praperadilan Nadiem Makariem
