Jokowi Diminta Tak Tempatkan Orang Dekatnya di Garuda Indonesia

Garuda Indonesia. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Pengamat Transportasi, Muslich Zainal Asikin meminta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk tidak lagi menempatkan orang-orang dekatnya yang pernah menjadi tim sukses memenangkan dirinya pada Pilpres 2019 lalu duduki jabatan penting di Garuda Indonesia.
"Namanya garuda, gitu loh. Ini menyangkut kredibilitas kita semua," kata Muslich kepada MerahPutih.com, Rabu (10/11).
Bila bisnis Garuda ini bagus dan dukungan masyarakat terhadap Garuda sangat luar biasa, dirinya yakin masalah di internal Garuda cepat diselesaikan.
Baca Juga:
KPK Persilakan Publik Lapor Dugaan Korupsi di PT Garuda Indonesia
Upaya pemangkasan rute dan jumlah armada Garuda juga salah satu langkah maju guna memperbaiki keuangan maskapai pelat merah tersebut.
"Tepat, harus gitu dong (pemotongan rute dan jumlah armada Garuda)," singakt dia.
Tapi, hal paling penting justru saat ini adalah pemerintah perlu merombak petinggi Garuda yang diduga menjadi pangkal masalah. Menurutnya, Menteri BUMN harus berani merombak petinggi Garuda.
Baca Juga:
Selamatkan Garuda Indonesia, Jumlah Pesawat dan Rute Akan Dikurangi
Terlebih, banyak pejabat di Garuda diisi oleh orang-orang titipan yang punya kedekatan dengan pemerintah.
"Di tingkat petinggi itu tolong lah campur tangan politik jangan banyak. Parpol ini kan suap sana suap sini untuk memasukan komisaris untuk bisnisnya Garuda. Garuda ini kan bisnisnya banyak," ucap Peneliti Senior Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM ini.
Sebelumnya, PT Garuda Indonesia telah menyusun strategi untuk dapat memperbaiki keuangan Garuda di masa kritis. Salah satunya optimalisasi network perseroan, yaitu Garuda bakal fokus untuk memberikan fasilitas penerbangan domestik.
Baca Juga:
Utang Garuda Capai USD 7 Miliar, Rute Internasional Dilayani Emirates
Garuda secara masif akan mengurangi rute internasionalnya secara signifikan. Selain memotong sejumlah rute yang merugikan, Garuda juga akan memangkas jumlah pesawat. Dari 202 jumlah pesawat menjadi 130 pesawat pada 2022.
Selain itu, Garuda Indonesia juga akan mengurangi jenis pesawat untuk menekan biaya perawatan. Nanti jenis dikurangi dari 13 jenis menjadi hanya 7 jenis.
"Jadi itu salah satu inefisiensi di masa lalu karena pesawatnya macam macam, kalau airline bagus itu ada 2-3 jenis pesawat ya. Nah ini Garuda Indoesia ada 777, 737, ada A320, A330, ada CRZ, ada ATR 45, ATR75 jadi memang banyak sekali jadi itu membuat kompleksitas dari pengelolaan maintenance-nya sehingga coast per seat-nya mahal," kata Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Pembelian 50 Pesawat Boeing Oleh Garuda Masih Tahap Negosiasi, Belum Capai Kesepakatan

Garuda Indonesia Borong 50 Pesawat Boeing yang Dianggap Punya Reputasi Buruk, Ekonom: Apakah ini Tanda Menuju Krisis?

Ketepatan Waktu Penerbangan Haji pada 2025 Capai 96,2 Persen atau Naik dari Tahun Sebelumnya, Menurut Garuda Indonesia

DPR Desak Garuda Minta Maaf Terbuka Usai Kasus iPhone Hilang

Perbaiki Citra, Garuda Indonesia Minta Usut Kehilangan Handphone Seorang Penumpang Saat Penerbangan Rute Jakarta-Melbourne

Anggota DPR Minta Kasus Hilangnya HP Penumpang Garuda Diusut Tuntas

Penumpang Kehilangan HP di Pesawat, Garuda Indonesia Lakukan Investigasi

Strategi Garuda Antisipasi Keterlambatan Penerbangan 246 Kloter Haji 2025: Siapkan 1 Pesawat Cadangan

15 Pesawat Di-grounded, Garuda Indonesia Tepis Isu Kesulitan Biaya

Supply Chain Global Terjadi Hambatan, Puluhan Pesawat Garuda Group Antre Pergantian Suku Cadang
