Jatuh di Tanggal 29 Februari, Hari Umanis Galungan Dirayakan dengan Tradisi Ngelawang Barong


Di hari umanis Galungan, Barong ngelawang berkeliling desa. (foto: kintamani.id)
MERAHPUTIH.COM - TAHUN ini, umat Hindu di Bali merayakan Hari Raya Galungan pada Rabu (28/2). Esoknya, di tanggal kabisat 29 Februari, umat Hindu merayakan hari umanis Galungan. Di hari umanis Galungan ini, umat Hindu biasanya menggelar kunjungan ke rumah saudara. Selain itu, ada pula tradisi ngelawang barong. Tradisi ini berupa penampilan barong yang berkeliling desa.
Barong merupakan simbol kemenangan dari kebaikan. Ia menjadi sosok pelindung spiritual bagi masyarakat Bali. Barong dipercaya dapat meningkatkan aura energi spiritual positif bagi umat manusia. Dalam kisah yang ditampilkan dalam pertunjukan, barong ialah wujud kebenaran.
Tak sekadar simbol, kekuatan dharma (kebenaran, kebajikan) barong dipercaya terdapat di bagian mukanya, khususnya pada mata dan jenggot. Karena itulah, masyarakat Bali percaya bahwa, jika sebuah desa mengalami wabah, pemuka agama akan menjadikan air rendaman jenggot barong sebagai air suci. Dipercaya, air tersebut memiliki kekuatan magis. Satu hal yang unik, jenggot barong tersebut terbuat dari rambut warga loh.
BACA JUGA:
Meskipun menjadi simbol kebajikan, wujud barong bisa tampak menyeramkan buat beberapa orang. Barong mengambil wujud seekor singa besar dengan kepala memakai ketu (hiasan kepala) seorang pendeta. Telinga Barong dibuat lebar, dengan mata melotot dan tidak berkedip. Selain itu, mukanya pun merah. Ekornya yang berwarna keemasan dan lebat mengibas-ngibas. Namun, seulas senyum lebar selalu tampak di wajah barong.
Sebagai simbol kebenaran dan kebajikan, barong kerap ditampilkan di hari umanis Galungan. Hari Raya Galungan yang dirayakan sehari sebelumnya merupakan hari untuk mengagungkan kemenangan dharma (kebenaran) melawan adharma (kejahatan). Di hari umanis Galungan, Barong dibawa ngelawang, yakni menari keliling desa.
Thomas A Reuter dalam bukunya, Custodians of The Sacred Mountains, menjelaskan perjalanan ngelawang merupakan sebuah paradigma simbolis dan ritual yang menyatakan hubungan antarpura, tidak hanya pada daerah pegunungan, tapi juga dimaknai sama oleh warga di bagian lain Bali.
Kegiatan ngelawang Barong pada umanis Galungan menyimbolkan sebagai suatu masa mengunjungi kerabat di Bali. Memang pada Galungan, orang biasanya akan kembali ke rumah asal-usul mereka untuk mengunjungi bapak ibu atau nenek kakek dan memberikan penghormatan kepada leluhur yang diabadikan di dalam pura nenek moyang mereka, yakni sanggah kemulan.(dwi)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Pemerintah Salahkan Undang-Undang Cipta Kerja Bikin Mudahnya Alih Fungsi Lahan di Bali

Tahok dan Bubur Samin Solo Jadi Warisan Budaya tak Benda

Akhirnya Pengelola GWK Hancurkan Tembok Pembatasan Yang Halangi Akses Warga

5 Pesisir di Bali yang Berpotensi Alami Banjir Rob pada 7-11 Oktober

2 Maskapai China dan Korea Anyar Terbang ke Bali, Wisatawan Diharapkan Makin Banyak

Basarnas Perluas Pencarian WNI Inggris Diduga Hanyut di Pantai Legian, Lewat Jalur Laut dan Udara

Gempa Bawah Laut Magnitude 5,7 di Banyuwangi, Getaran Dirasakan Sampai Denpasar, Bali

Gempa Bumi Dengan Magnitudo 5,7 Landa Pulau Bali

Tanggapi Kasus Jantung WNA Australia yang Tertinggal di Bali, Komisi IX DPR: Pelanggaran Serius dan Harus Diusut!

Status Tanggap Darurat Bali Dicabut, BPBD Ingatkan Warga Tetap Waspada Bencana
