Seni

'Jarum dalam Jerami', Penghormatan untuk Koreografer Gusmiati Suid

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Selasa, 20 Desember 2022
'Jarum dalam Jerami', Penghormatan untuk Koreografer Gusmiati Suid

'Jarum dalam Jerami' telah ditampilkan dalam agenda Jakarta International Contemporary Dance Festival (JICON) yang diselenggarakan oleh Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). (Foto: DKJ/Eva Tobing)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

GUSMIATI Suid (1942-2001) adalah nama besar dalam dunia tari Indonesia. Ia tak hanya berkontribusi penting bagi tari kontemporer Indonesia, tapi juga guru bagi banyak koreografer yang lebih muda. Salah satunya Hartati.

Hartati bergabung di kelompok tari pimpinan Gusmiati Suid, Gumarang Sakti, sejak tahun 1980-an lalu. Selama berguru kepada Gusmiati Suid, Hartati banyak memperoleh pelajaran tentang kerja-kerja kolaborasi antarseniman.

“Ibu Gusmiati Suid selalu melibatkan seniman berbagai disiplin dalam penciptaan karya-karyanya. Berbagai seniman tak henti-hentinya hilir-mudik di rumah beliau, apalagi ketika Ibu sedang mempersiapkan karya terbaru. Apa yang saya lakukan sekarang tak terlepas dari pengalaman berkarya bersama guru saya tersebut,” ujarnya.

Sebagai bentuk penghormatan atas gurunya tersebut, Hartati menampilkan karya terbarunya berjudul Jarum dalam Jerami. Karya ini terinsirasi dari karya Gusmiati Sud, Api dalam Sekam yang dipentaskan pada 1998.

Baca juga:

Temu Seni Tari Gelar Napak Tilas dan Sarasehan Situs Cagar Budaya

jarum dalam jerami
Jarum dalam Jerami sebagai sebentuk dialog dengan karya Ibu Gusmiati Suid. (Foto: DKJ/Eva Tobing)Caption

"Karya itu berangkat dari situasi politik yang semakin memanas di penghujung Orde Baru. Kini, hampir 30 tahun Reformasi, saya membuat Jarum dalam Jerami sebagai sebentuk dialog dengan karya Ibu Gusmiati Suid tersebut, sekaligus respons terhadap perubahan yang terjadi hari ini,” ujar Hartati dalam rilis yang diberikan kepada Merahputih.com.

Heru Joni Putra, salah satu anggota tim dalam penciptaan karya Hartati, mengatakan bahwa judul Jarum dalam Jerami” ini memang menggunakan formula judul yang sama dengan Api dalam Sekam.

Judul tak hanya sama-sama mengangkat peribahasa klasik, tetapi juga menjadi penanda zaman yang tepat untuk melihat dua kondisi sosial-politik yang berbeda, tetapi sebenarnya memiliki kaitan terselubung.

“Bila Api dalam Sekam bercerita tentang kalebut menuju hiruk-pikuk menyambut zaman kebebasan, maka Jarum dalam Jerami mengisahkan tentang terluputkannya hal-hal kecil, sepele, tapi penting dalam hiruk-pikuk di zaman kebebasan yang sudah berjalan hampir tiga dekade ini,” ujar Heru.

Jarum dalam Jerami telah ditampilkan dalam agenda Jakarta International Contemporary Dance Festival (JICON) yang diselenggarakan oleh Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), bertempat di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada 16 dan 17 Desember 2022 pukul 20.00 WIB.

Berangkat dari pengalaman berkolaborasi dengan Gusmiati Sud, Hartati menciptakan Jarum dalam Jerami dengan tetap mengedepankan kerja kolaborasi antarseniman lintas disiplin. Ia mengajak Adinda Luthvianti sebagai dramaturgi dan artistik; Jumaidil Firdaus, mahasiswa S2 ISI Padang Panjang, sebagai penata bunyi; dan Heru Joni Putra sebagai pengampu diskusi dan pencatat proses.

Baca juga:

IMAJITARI 2022 Hadirkan Film Tari dari Berbagai Penjuru Dunia di Kineforum

jarum dalam jerami
Pada mulanya Jarum dalam Jerami ditampilkan di tengah kampung di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, dalam acara Alek Mandeh, November lalu. (Foto: DKJ/Eva Tobing)Caption

Mereka tak hanya berperan sebagai rekan diskusi, tetapi juga terlibat di dalam proses penciptaan karya Hartati sejak awal hingga dipentaskan. Juga ada Enrico Alamo (Dosen Teater ISI Padang panjang) sebagai penata cahaya dan M. Fahmi sebagai penata kostum.

Semua penari dalam karya ini didatangkan langsung dari Padang Panjang, Sumatera Barat. Menurut David, yang bertindak sebagai asisten koreografer, Hartati sengaja mencari penari baru khusus untuk karya ini. Umumnya mahasiswa seni tari ISI Padang Panjang, mulai dari semester 3 sampai tahun akhir kuliah.

“Semuanya latihan dari awal selama beberapa bulan di Padang Panjang. Hartati pun turut tinggal di Padang Panjang,” kata David.

Bersama para penari tersebut, pada mulanya Jarum dalam Jerami ditampilkan di tengah kampung di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, dalam acara Alek Mandeh, November lalu. David berharap bahwa penari muda mendapatkan banyak pengalaman dan semangat untuk menjadi koreografer di kemudian hari.

Bagi Hartati, keterlibatan penari yang berbeda dalam karya barunya ini tak terlepas dari ikhtiar untuk memperluas kesempatan bagi penari-penari di kampung halamannya. Keterlibatan langsung mereka dalam penciptaan karyanya akan membawa pengalaman yang berharga bagi mereka.

“Yang penting selalu ada ruang baru untuk belajar, belajar, belajar. Mana mungkin berkesenian tanpa belajar,” tegas Hartati.

Esha Tegar Putra, sastrawan sekaligus peneliti Gusmiati Suid, mengatakan bahwa pengetahuan koreografi Gusmiati Suid harus diteruskan dari generasi ke generasi. "Salah satunya dengan cara melihat kembali model penciptaan hingga khazahah gerak yang pernah dihadirkan Gusmiati Suid," kata Esha dalam "Diskusi Telisik Tari” yang digelar oleh Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pukul 19.00 WIB di Taman Ismail Marzuki sebelum pementasan Jarum dalam Jerami.

Esha melanjutkan, karya yang dihadirkan Hartati kali ini adalah salah satu cara untuk menggali kembali kemungkinan-kemungkinan baru. Misalnya dengan membangun bentuk-bentuk hubungan baru antara karya hari ini dengan karya pada era sebelumnya. (dru)

Baca juga:

Pidato Kebudayaan DKJ 2022, Pentingnya 'Lumbung' Bagi Kesenian

#Seni Tari #Dewan Kesenian Jakarta
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

ShowBiz
Berkiprah di Korea, Miyu Pranoto Harumkan Nama Indonesia Lewat Dunia Tari
Miyu Pranoto mencuri perhatian lewat aksinya dalam program kompetisi tari ternama asal Korea Selatan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 19 Juni 2025
Berkiprah di Korea, Miyu Pranoto Harumkan Nama Indonesia Lewat Dunia Tari
Tradisi
Festival Solo Menari 2025: Angkat Tema Alam Lewat Ratusan Penari Daun
Kota Solo merayakan hari tari dunia dengan penuh semangat dan kebanggaan.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 30 April 2025
Festival Solo Menari 2025: Angkat Tema Alam Lewat Ratusan Penari Daun
Indonesia
Selama 24 Jam 1.500 Orang Menari di Solo, Ada Perwakilan Dari Thailand dan Malaysia
Penari dari luar negeri yang ambil bagian pada event ini ada 10 orang. Mereka berasal dari Thailand dan sembilan penari dari Malaysia.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 29 April 2025
Selama 24 Jam 1.500 Orang Menari di Solo, Ada Perwakilan Dari Thailand dan Malaysia
Tradisi
Tari Ma'randing dari Sulawesi Selatan, Prosesi Pengantar Menuju Pemulasaraan
Pertunjukan tari Ma'randing hanya untuk pemakaman para tokoh tingkat tinggi atau penting.
Frengky Aruan - Senin, 25 November 2024
Tari Ma'randing dari Sulawesi Selatan, Prosesi Pengantar Menuju Pemulasaraan
ShowBiz
Etoile Dnace Center Persembahkan 'Full Length Ballet - Le Corsaire Jakarta' Karya Lisa Macuja Elizalde, Pertunjukan Digelar 2 Hari
‘Full Length Ballet - Le Corsaire Jakarta’ akan dipentaskan selama dua hari pada 16 November 2024 pukul 19.30 WIB dan 17 November 2024 pukul 17.00 WIB di Graha Bhakti Budaya, Jakarta.
Dwi Astarini - Sabtu, 16 November 2024
Etoile Dnace Center Persembahkan 'Full Length Ballet - Le Corsaire Jakarta' Karya Lisa Macuja Elizalde, Pertunjukan Digelar 2 Hari
Lifestyle
Garin Nugroho Kirim Pesan untuk Presiden Prabowo lewat 'Balas Budi untuk Rakyat'
Presiden Prabowo, kata Garin, wajib mewujudkan beragam strategi ekonomi dengan kebijakan politik yang didukung perlindungan hukum.
Dwi Astarini - Rabu, 13 November 2024
Garin Nugroho Kirim Pesan untuk Presiden Prabowo lewat 'Balas Budi untuk Rakyat'
Lifestyle
Padepokan Seni Alang-Alang Kumitir Unjuk Gigi di Galeri Indonesia Kaya
Mereka membutuhkan kekuatan fisik, kemauan, dan iman yang kuat
Angga Yudha Pratama - Minggu, 10 November 2024
Padepokan Seni Alang-Alang Kumitir Unjuk Gigi di Galeri Indonesia Kaya
Tradisi
Tari Lenso dari Maluku, Seni Peninggalan Penjajah sebagai Perekat Persaudaraan
Tari Lenso muncul sejak Portugis masuk ke Maluku pada 1513
Frengky Aruan - Jumat, 01 November 2024
Tari Lenso dari Maluku, Seni Peninggalan Penjajah sebagai Perekat Persaudaraan
Tradisi
Tari 'Tolire Ma Jojoho' Memukau Para Pengunjung Galeri Indonesia Kaya
Pertunjukan ini terinspirasi oleh keindahan dan misteri Danau Tolire.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 29 Oktober 2024
Tari 'Tolire Ma Jojoho' Memukau Para Pengunjung Galeri Indonesia Kaya
Tradisi
Tidi lo Polopalo, Seni Tari Sarat Makna dari Gorontalo
tarian ini dahulunya hanya diperuntukkan di lingkungan kerajaan.
Frengky Aruan - Kamis, 24 Oktober 2024
Tidi lo Polopalo, Seni Tari Sarat Makna dari Gorontalo
Bagikan