IMAJITARI 2022 Hadirkan Film Tari dari Berbagai Penjuru Dunia di Kineforum


Film tari merupakan pengembangan kekinian dari tari. (Foto: Unsplash/Chris Boyer)
FILM tari. Mungkin genre film ini masih asing bagi pecinta film. Film tari bukanlah film tentang tari. Film tari merupakan pengembangan kekinian dari tari. Narasi atau cerita dalam film tari tidak dituturkan lewat dialog seperti film umumnya, melainkan melalui gerak-gerak tubuh yang didukung oleh benda, bangunan, atau ruang di sekitar pemerannya lalu disampaikan lewat medium film.
Di Indonesia, film tari relatif masih belum populer. Salah satu lembaga yang berusaha mengangkatnya adalah Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Mereka punya program reguler dalam bentuk Festival Film Tari yang bernama IMAJITARI. Festival ini telah berlangsung empat kali sejak 2018.
Dalam IMAJITARI 2022, tim seleksi telah menerima 1145 karya film tari dari sekitar 80 lebih negara di dunia. "Dari karya-karya film tari yang masuk ke tim seleksi IMAJITARI 2022 tersebut, kami telah memutuskan memilih 54 karya film tari yang akan masuk ke sesi kompetisi," kata Fransiskus Sena, humas DKJ, melalui siaran pers yang diterima Merahputih.com.
Dari 54 karya film tari tersebut, tim DKJ akan memilih 6 karya terbaik untuk mendapatkan penghargaan dalam kategori kompetisi. Penayangan film tari yang masuk dalam kategori kompetisi ini berlangsung di Kineforum, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 29 September–2 Oktober 2022.
Selain kategori kompetisi, IMAJITARI juga menampilkan film-film tari Indonesia yang tak lolos kategori kompetisi. Film itu ditampilkan dalam kategori Film Tari Indonesia. Program ini mencoba melihat pertumbuhan dan peta artistik para pembuat film tari di Indonesia.
Baca juga:

"Program khusus ini sudah berlangsung selama dua tahun, di mana film tari Indonesia sudah mulai tumbuh, dengan melihat cukup banyaknya karya-karya film tari dari yang masuk di IMAJITARI 2022 ini," tambah Humas DKJ.
Untuk membangun produksi pengetahuan dan jembatan antara wacana film tari yang diputar dengan para penonton, DKJ menghadirkan program diskusi setelah penayangan film. Melalui program ini, DKJ berharap terus mengokohkan keintiman antara pihak festival dengan para penonton.
Karya film-film tari yang masuk ke IMAJITARI 2022 ini boleh dibilang refleksi dari isu-isu sosial, budaya dan politik kekinian yang berlangsung di masing-masing negara. Kewilayahan menjadi penanda yang cukup kuat dari para pembuat film tari hari ini.
Isu sosial budaya dan politik yang bersandar pada keadaan di masing-masing negara, mempengaruhi bahasa film tari yang diterima oleh tim seleksi IMAJITARI 2022. Keragaman menjadi tantangan utama dalam memilih karya-karya yang akan diputar pada sesi kompetisi IMAJITARI.
Baca juga:
Mengenal Ikon Bumi Blambangan, Festival Tari Gandrung Banyuwangi

Berangkat dari semangat keragaman tersebutlah, karya-karya film tari pada sesi kompetisi yang dipilih oleh tim seleksi menjadi semacam perwakilan gambaran kecenderungan umum dari seribu karya yang masuk.
Pandemi selama dua tahun ikut membawa pertumbuhan sendiri pada praktik film tari. Ini terlihat dari pengaruh media digital yang telah menjadi jembatan dalam hubungan sosial pada masa penjarakan fisik (social distancing). Ini mendorong seniman film tari harus menempuh siasat dalam berkarya.
Perbincangan media digital masih cukup kental pengaruhnya sampai hari ini. Utamanya penggunaan media pada masa pandemi. Media digital membuat tubuh terwadahi dan menjadikan pengertian tubuh di dalam film tari semakin luas dan kompleks.
Sebagai festival yang baru berumur pendek dalam membersamai para pecinta film, IMAJITARI diharapkan mampu membangun aktivisme dan semangat para pecinta film terhadap ekosistem film tari.
Bagi kamu yang penasaran kayak gimana film-film tari, kamu dapat langsung mengunjungi Kineforum. Semua penayangannya tak dipungut biaya alias gratis. Tunggu apa lagi? Yuk! (dru)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
23 Seconds Besutan Peter Taslim Sabet Best Action Film Star City Festival, Lolos Seleksi UASIAFF

Lee Byung-hun akan Terima Penghargaan Special Tribute di Festival Film Internasional Toronto, Disebut Sensasi Global

Lee Byung-hun Resmi Diumumkan sebagai Host Festival Film Internasional Busan Ke-30

Berkiprah di Korea, Miyu Pranoto Harumkan Nama Indonesia Lewat Dunia Tari

Beberapa Bintang Asia 'Diusir' dari Red Carpet oleh Petugas Festival Film Cannes 2025, Dianggap Melanggar Dress Code dan Kelamaan Berpose

Denzel Washington Dapat Palme d'Or Kehormatan di Cannes 2025, Perjalanan Kariernya Dinilai Luar Biasa

Penyelenggara Cannes Film Festival 2025 Larang Busana Transparan Mengarah Telanjang di Karpet Merah, Bukan Bermaksud Batasi Ekspresi Fesyen

Festival Solo Menari 2025: Angkat Tema Alam Lewat Ratusan Penari Daun

Selama 24 Jam 1.500 Orang Menari di Solo, Ada Perwakilan Dari Thailand dan Malaysia

Film Debut Reza Rahardian “On Your Lap' Bakal Diputar di Italia
