Jangan Terlalu Sering Sleep Call


Ilustrasi sleep call. (Foto: Unsplash/Ben Collins)
SLEEP call atau telponan sampai ketiduran memang menyenangkan. Mendengar dan melihat wajah pacar lewat gawai membuat segala kelelahan hilang sekejap. Namun, sleep call juga menyimpan beberapa dampak buruk bagi kesehatan, seperti menurunkan kualitas tidur.
Sleep call menjadi salah satu metode komunikasi yang dilakukan untuk menjaga keharmonisan hubungan dengan pasangan. Pasangan yang melakukan sleep call biasanya tidak akan mematikan telepon hingga mereka terbangun keesokan harinya. Apalagi di masa pandemi COVID-19 yang membuat sulit bertemu, fenomena sleep call marak dilakukan.
Bagi pasangan yang menjalani long distance relationship (LDR), sleep call mungkin menjadi salah satu pilihan untuk terus terhubung dan menjalin komunikasi. Selain membuat pasangan yang berjauhan merasa lebih dekat, sleep call juga dapat mengusir rasa sepi.
Saat menjalani LDR, banyak hal yang mungkin tidak bisa dijelaskan secara langsung dengan pasangan. Komunikasi melalui pesan singkat acapkali menimbulkan kesalahpahaman karena perbedaan makna dari apa yang ditulis dan bagaimana orang lain membaca pesan tersebut.
Baca juga:
Hindari Kebiasaan Sepele yang Bisa Jadi Pemicu Keretakan LDR

Mengutip laman Alodokter, studi menunjukkan bahwa berkomunikasi dengan pesan singkat lebih banyak menyebabkan kesalahpahaman daripada berkomunikasi dengan panggilan telepon atau percakapan langsung. Oleh karena itu, pasangan memanfaatkan sleep call untuk menghindari kesalahpahaman.
Meski baik untuk menjalin komunikasi jarak jauh dengan pasangan, penggunaan gawai selama sleep call dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Sleep call akan membuat waktu tidurmu jadi kurang produktif atau selalu menunda-nunda waktu tidur. Hal ini karena menggunakan gawai selama sleep call dapat memengaruhi otak yang kemudian menyebabkan kesulitan tidur dan melek sepanjang malam.
Baca juga:

Waktu tidur yang berkurang ini tentunya menurunkan kulitas tidur. Kualitas tidur yang buruk diketahui dapat menyebabkan penurunan performa kerja.
Selain itu, cahaya biru yang dipancarkan dari gawai, terutama saat melakukan panggilan video sebelum tidur, dapat menghambat produksi melatonin. Melatonin adalah hormon yang dilepaskan tubuh untuk mengendalikan siklus tidur-bangun dan membantu tubuh terlelap di malam hari. Jika produksi melatonin terhambat, pelaku sleep call bisa mengalami insomnia, kelelahan saat beraktivitas di siang hari, hingga mudah marah.
Coba atur jadwal untuk menelepon pasangan, mulai dari waktu memulai panggilan, durasi panggilan, hingga waktu untuk menutup panggilan. Matikan seluruh gawai setelah selesai melakukan sleep call agar tidak tergoda untuk "berselancar" di dunia maya dan membuat tubuh terjaga sepanjang malam.
Kamu juga bisa menggunakan waktu santai, seperti istirahat makan siang, untuk sekadar berbagi kabar dengan pasangan. Hal ini dapat membatasi durasi sleep call di malam hari. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
