Jangan Sampai Terjebak 'Friends With Benefits'

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Selasa, 20 Juni 2023
Jangan Sampai Terjebak 'Friends With Benefits'

Kamu berhak bahagia atas hubungan yang sedang dijalani. (Unsplash/Oziel Gomez)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

ANAK muda zaman sekarang tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah Friends With Benefits (FWB). Umumnya, FWB dikaitkan dengan hubungan fisik tanpa perasaan dan menjadi pilihlan bagi mereka yang tidak ingin berkomitmen untuk pacaran jangka panjang. Lalu, apa sih dampak FWB?

Hubungan FWB kini mulai banyak dijalani oleh orang dewasa muda. Salah satu alasannya mungkin karena mereka tidak memiliki banyak waktu untuk menjalani hubungan jangka panjang dan berkomitmen secara emosional. Mengutip laman Alodokter, berikut risiko yang harus kamu pertimbangkan sebelum menjalani hubungan FWB.

Baca Juga:

Jangan Tertipu, Begini Cara Mengetahui Niat Seseorang di Aplikasi Kencan Online!

Hubungan

Hati-Hati, ‘Friends With Benefits’ Bikin Kamu Terpikat Sementara
Hubungan FWB sering kali berlangsung dalam waktu singkat. (Unsplash/Imam Muhaimin)

Hubungan FWB sering kali berlangsung dalam waktu singkat, bahkan bisa dalam hitungan minggu atau bulan saja. Ini diperkuat dengan beberapa riset yang menunjukkan bahwa hubungan FWB biasanya akan kandas dalam waktu sekitar satu tahun.

Tapi, tidak menutup kemungkinan ada yang mempertahankan hubungan FWB sampai bertahun-tahun. Biasanya sih, kedua pihak sudah mulai nyaman satu sama lain. Sebagian orang yang menjalani FWB mungkin bisa melanjutkan hubungannya menjadi pertemanan biasa, tetapi hubungan seperti ini jarang berlanjut ke hubungan serius.

Perasaan

Hati-Hati, ‘Friends With Benefits’ Bikin Kamu Terpikat Sementara
FWB bukanlah hubungan yang romantis. (freepik/tirachardz)


Meskipun melibatkan keintiman perasaan dan seksual, FWB bukanlah hubungan yang romantis. Faktor kenyamanan, kepuasan, dan ketergantungan satu sama lain juga dapat memicu munculnya perasaan tersebut. Meski demikian, rasa suka yang muncul sering kali tidak berbalas dan tak jarang menyebabkan stres pada pihak yang mengalaminya.

Oleh karena itu, kesepakatan antara kamu dan pasangan sangatlah penting sebelum memutuskan untuk menjalani hubungan FWB. Dengan demikian, kamu dan pasangan bisa lebih memahami apa yang menjadi ekspektasi dan batasan dalm hubungan tersebut.

Baca Juga:

Jangan Sampai Terjebak 'Rebound Relationship', Ikuti 4 Tips Pasca Putus Cinta Ini!

Penyakit

Hati-Hati, ‘Friends With Benefits’ Bikin Kamu Terpikat Sementara
Risiko ini semakin tinggi apabila kamu atau pasangan sering berhubungan intim tanpa alat pengaman. (freepik/freepik)


Tidak dapat dipungkiri bahwa hubungan FWB kerap melibatkan hubungan seksual, meski ada beberapa yang tidak. Jika tidak hati-hati, orang yang 'terjebak' dalam FWB bisa berisiko terkena penyakit menular seskual, seperti sifilis, gonore, hepatitis B atau HIV. Risiko ini semakin tinggi apabila pasangan itu sering berhubungan intim tanpa alat pengaman dan kerap berganti-ganti pasangan seksual.

Selain ketiga risiko di atas, menjalin hubungan FWB biasanya berakhir pada sakit hati dan penyesalan. Pastikan kamu dan pasangan tidak memiliki ekspektasi berlebih agar tidak menyesali hubungan tersebut. (and)

Baca Juga:

Tidak Mau Main Hati? Pakai Cara Klasik ini untuk Menolak Cintanya

#Relasi #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.

Berita Terkait

Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Bagikan