Jangan Sampai Terjebak dalam Obsessive Love Disorder


Bisa merusak kehidupan sosial. (Foto: Unsplash/Anthony Tran)
KAMU pernah merasa mencintai atau dicintai orang secara berlebihan? Seperti misalnya terlalu protektif, menuntut, dan mengekang pasangan? Tanpa diketahui, kondisi ini disebut dengan obsessive love disorder (OLD) yang bisa terjadi dalam hubungan pacaran atau pernikahan.
Rasa cinta yang berlbeihan membuat seseorang dengan OLD merasa perlu untuk menjaga dan melindungi orang yang dicintainya. Bahkan, mereka mengendalikan orang yang dicintainya itu seolah-olah sudah sepenuhnya menjadi miliknya.
Mengutip laman Alodokter, gejala OLD mungkin saja tidak muncul pada awal hubungan, tapi dapat terus berkembang dan baru terlihat seiring berjalannya waktu. Gejala OLD pun bisa semakin terlihat ketika orang yang dicintai menolak cintanya.
Ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa seseorang mengalami OLD, yakni bersikap posesif, ingin selalu menghabiskan waktu bersama secara berlebihan, cemburu, overprotektif, berusaha membatasi kehidupan sosial, sampai merasa bahagia ketika berhasil mengatur orang yang dicintainya.
Baca juga:
Beberapa Ciri Perempuan yang Sedang Jatuh Cinta, Nomor 4 Bikin Kamu Terkejut

Hingga saat ini, penyebab OLD masih belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga berkaitan dengan beberapa gangguan mental seperti delusi, obssesive compulsive disorder, hingga attachment disorder atau gangguan mental yang membuat merasa susah menjalin hubungan.
Pernah ditinggalkan oleh orang yang dicintai atau sakit hati karena diselingkuhi juga bisa membuat orang berisiko mengalami OLD.
Tentu kebiasaan-kebiasaan yang disebutkan diatas sangat tidak baik bagi hubungan alias toxic. Kondisi ini juga mampu membuat seseorang kesulitan untuk fokus dalam bekerja dan mengganggu kehidupan sosialnya dan orang yang dicintai.
Baca juga:

Karena OLD sering kali dipicu oleh gangguan psikologi lain, orang yang mengalami kondisi ini sebaiknya konsultasi ke psikolog. Untuk menentukan penyebab OLD, psikolog akan melakukan kejiwaan. Setelah penyebabnya diketahui, baru dapat ditentukan jenis penanganan yang tepat, salah satunya pemberian obat-obatan.
Dokter akan memberikan obat antidepresan, antispikotik, dan obat untuk menjaga mood tetap stabil. Selain itu, dokter juga mungkin akan memberikan resep obat penenang atau pereda kecemasan jika kondisi ini disebabkan oleh gangguan kecemasan.
OLD juga bisa ditangani dengan psikoterapi, seperti terapi perilaku kognitif. Dengan menjalani terapi, pasien akan dibimbing agar dapat berpikir positif dan mencari cara terbaik untuk mengatasi dorongan yang dirasakannya. (and)
Baca juga:
Cara Mengatasi Philophobia, Kondisi Mental Takut Jatuh Cinta
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
