Jangan Remehkan, Berikut Penyebab Umum Varikokel

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Sabtu, 30 November 2024
Jangan Remehkan, Berikut Penyebab Umum Varikokel

Varikokel terjadi di skrotum atau kantung zakar pria. (Foto: Unsplash/Deon Black)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Varikokel adalah kondisi medis yang terjadi ketika pembuluh darah vena dalam skrotum (kantung zakar) membesar dan membengkak. Kondisi ini mirip dengan varises yang sering terjadi di kaki, namun varikokel terjadi pada area organ reproduksi pria.

Varikokel dapat memengaruhi produksi sperma dan kualitas sperma, serta berhubungan dengan masalah kesuburan pada pria.

Meskipun seringkali tanpa gejala atau hanya menyebabkan sedikit ketidaknyamanan, varikokel dapat menjadi penyebab utama masalah kesuburan pada pria.

Baca juga:

Perempuan Masih Memandang Remeh Varises

Untuk memahami penyebab varikokel, penting untuk mengetahui bagaimana sistem peredaran darah bekerja di skrotum dan mengapa gangguan pada sistem ini bisa terjadi. Berikut adalah penjelasan medis mengenai penyebab varikokel, serta faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini.

1. Gangguan pada Sistem Vena di Skrotum

Pada dasarnya, varikokel disebabkan oleh gangguan pada pembuluh darah vena dalam skrotum. Skrotum memiliki sistem vena yang berfungsi mengalirkan darah dari testis kembali ke jantung. Pembuluh darah ini disebut vena pampiniformis, yang terdiri dari beberapa vena kecil yang saling berhubungan. Vena ini memiliki katup yang membantu darah mengalir ke arah yang benar, yaitu kembali ke jantung.

Pada varikokel, katup-katup di dalam pembuluh darah vena ini tidak berfungsi dengan baik, sehingga darah mengalir kembali dan menyebabkan pembengkakan atau pelebaran pembuluh darah. Pembengkakan ini mengganggu aliran darah normal dan dapat menyebabkan peningkatan suhu pada testis, yang berdampak negatif pada produksi sperma.

Baca juga:

Varises Ganggu Penampilan, Apa Itu dan Bagaimana Perawatannya?

2. Penyebab Utama: Ketidakmampuan Katup Vena

Penyebab utama varikokel adalah ketidakmampuan katup di dalam pembuluh darah vena untuk berfungsi dengan baik. Katup vena yang rusak atau lemah memungkinkan darah mengalir mundur, yang akhirnya menyebabkan pembuluh darah membesar dan berisiko berkembang menjadi varikokel. Mekanisme ini menyebabkan darah terjebak dalam vena pampiniformis, sehingga pembuluh darah menjadi lebih besar dan dapat menurunkan efisiensi proses pendinginan testis.

Testis memerlukan suhu yang sedikit lebih rendah dari suhu tubuh untuk memproduksi sperma yang sehat. Ketika varikokel menyebabkan peningkatan suhu di area tersebut, ini dapat memengaruhi kualitas dan jumlah sperma, yang akhirnya berkontribusi pada masalah kesuburan.

Baca juga:

Penyebab Terjadinya Varises dan Cara Mengobatinya dengan Benar

3. Faktor Genetik

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik juga bisa berperan dalam perkembangan varikokel. Pria yang memiliki riwayat keluarga dengan varikokel mungkin lebih berisiko mengalaminya.

Meskipun penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami, ada kemungkinan bahwa predisposisi genetik terhadap kelemahan dinding pembuluh darah atau katup vena bisa meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami varikokel.

4. Perubahan Hormon dan Gangguan Metabolisme

Gangguan hormon atau metabolisme yang mempengaruhi keseimbangan aliran darah juga dapat berperan dalam perkembangan varikokel.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ketidakseimbangan hormon, terutama yang terkait dengan testosteron atau hormon pertumbuhan, dapat berkontribusi terhadap pembesaran pembuluh darah di sekitar testis. Perubahan hormon ini dapat mengganggu fungsi pembuluh darah dan menyebabkan varikokel. (far)

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Febrian Adi

part-time music enthusiast. full-time human.

Berita Terkait

Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Bagikan