Jangan Lakukan Kekerasan Pada Anak Saat Stres Akibat Pandemi


Ilustrasi anak dan orangtua (Foto: Pixabay/marvelmozhko)
PANDEMI virus corona baru atau COVID-19 memang membuat banyak orang tertekan yang pada akhirnya berujung stres. Tak sedikit orangtua yang melakuan kekerasan terhadap anak secara verbal atau fisik untuk melampiaskannya.
Memarahi anak dengan keras, memberikan ancaman atau mencubit juga termasuk dalam kekerasan terhadap anak. Hal ini secara tak sadar bisa dilakukan orangtua saat tak mampu membendung emosi.
Baca juga:

Psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjiji, S.Psi menjelaskan kekerapan pada anak bisa terjadi tergantung pengendalian diri orangtua dalam mengatur emosi. Tekanan dari pandemi bukan alasan melakukan kekerapan pada anak apapun bentuknya.
"Semua tergantung dari bagaimana pengendalian diri jadi orangtua itu sendiri, tidak serta merta tekanan hidup membuat orangtua melakukan kekerasan pada anak," katanya seperti dilansir Antaranews.
"Orangtua merupakan pelindung anak jadi sudah semestinya orang tua menjaga anak dari kekerasan termasuk kekerasan dari orangtua itu sendiri," lanjut Vera.
Baca juga:

Pentigbagi orangtua memahami anak memiliki kemampuan terbatas untuk dapat mengerti tentang keadaan yang dialami orangtuanya. "Fokus pada apa yang bisa dilakukan termasuk fokus pada apa yang harus dilakukan pada anak dan pahami bahwa anak-anak punya keterbatasan dalam memahami kondisi orangtuanya," jelas Vera.
Agar bisa mengatasi stres, orangtua diperkenankan menenangkan diri sejenak. Berbagi certa dan tetap terhubung dengan orang terdekat bisa menjadi salah satu solusi untuk meredakan emosi.
"Orang tua boleh saja bilang butuh waktu sebentar untuk tenangkan diri jika emosi sudah tak tertahankan. Bicara atau berbagi cerita dengan orang yang bisa dipercaya juga bisa kurangi beban stress yang dirasakan," tutup Vera. (Yni)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Belajar Relasi Orangtua dengan Anak Remaja lewat 'Bad Boys vs Crazy Girls 2'

Fatherless Figure Syndrome, Punya Ayah, Tapi Berasa Jauh

Mitos Janggal Sindrom Anak Tunggal

Liburan Usai, Anak Mogok ke Sekolah, Ada Apa?
