Enggak Cengeng, Warga Ceger Malah Berbagi di Masa Sulit

Warga Ceger, Jakarta Timur saling berbagi disaat pandemi dengan cara yang unik (Foto: Mp/Raden Yusuf Nayamenggala)
JALANAN Kota Jakarta masih lengang Senin (8/6) pagi. Waktu menunjukkan pukul 05.00. Di hari biasa, jalanan Ibu Kota pastilah telah riuh dengan deru kendaraan. Tidak dimungkiri, pemberlakuan PSBB di masa pandemi telah memelankan denyut jantung kota yang katanya lebih kejam daripada ibu tiri ini.
Sejak COVID-19 merebak, roda ekonomi di negeri ini memang melambat. Jakarta tak luput dari hal itu. Akibatnya, banyak warga yang mengalami PHK. Ada pula yang merasakan penurunan pendapatan yang signifikan. Bahkan, ada pula yang sampai kesulitan memenuhi kebutuhan makan harian.
Baca Juga:
Kisah Barista Asuh Nadyah Febriyanti yang Pertama Nge-Shift di Kopi Lima Detik
Warga kota yang tadinya sibuk bekerja mengejar rupiah seolah dipaksa untuk diam dan melihat sekeliling sejenak. Dengan sudut pandang baru, ada sebagian warga Jakarta yang memilih untuk berbagi saling menguatkan. Alih-alih cuma cengeng mengasihani diri. Itulah yang terlihat dari aktivitas warga RT 005/RW 02, Kelurahan Ceger, Cipayung, Jakarta Timur.
Senin pagi itu, terlihat sejumlah pengurus RT 005/002 tengah sibuk mempersiapkan bahan makanan dan makanan dalam bungkus plastik. Semua dikemas rapi lalu digantungkan di pagar salah satu rumah warga.
Untuk apakah?
Makanan ataupun bahan makanan itu rupanya sumbangan warga. Nantinya, siapa pun yang membutuhkan bisa mengambil secara cuma-cuma. Warga yang terdampak COVID-19, seperti pengemudi ojek daring, pemulung, pedagang keliling, sopir angkot, korban PHK, dan warga duafa sekitar RT 005, bebas mengambil bungkusan yang tergantung itu.
Ketua RT 005/002 Budi Haryono, sang penggagas, mengatakan kegiatan sosial itu berawal dari keresahan Budi saat melihat banyak warga kurang mampu dan ekonomi mereka terpuruk karena pandemi COVID-19. Ia menjelaskan, berdasarkan data yang ia kumpulkan, banyak warga kurang mampu di wilayah RT-nya. Meski sudah bansos dari pemerintah berupa beras, mereka masih butuh lauk. "Nah, kami berpikir, daerah lain bisa, daerah kami juga pasti bisa," ucap Budi saat ditemui Merahputih.com, Senin (6/8).
Pada 31 Mei, Budi langsung melakukan langkah nyata. Ia membicarakan idenya di grup Whatsapp warga. Gayung bersambut. Warga langsung menyetujui. Bahkan banyak pihak lain yang mendukung gerakan berbagi makanan gratis tersebut. Keeseokan harinya, (1/6), gerakan berbagi makanan gratis digelar. Caranya, makanan digantung di pagar rumah warga. Siap pun boleh menaruh, siapa saja boleh ambil.
Ya, gerakan berbagi ini sangat terbuka untuk masyarakat yang ingin menyumbang makanan. Donatur hanya cukup datang membawa makanan di plastik. Setelah itu, makanan digantung di pagar rumah warga yang telah ditunjuk menjadi tempat pengambilan makanan gratis.
"Saat hari pertama, Senin (1/6), kami mengumpulkan dan membagikan 50 kantong berisi makanan. Tujuannya untuk kepedulian sosial. Jangan sampai di lingkungan ini ada yang kelaparan di saat situasi pandemi COVID-19," jelas Budi.
Baca Juga:
Enggak Cengeng, Pebisnis Kopi Monika Zendrato Gaungkan Social Movement
Kini, gerakan berbagi tersebut dilakukan setiap Senin, Rabu, dan Jumat. Tercatat telah empat kali gerakan ini digelar. Menurut Budi, perkembangan gerakan berbagi ini cukup terasa. Jika pada hari pertama berhasil terkumpul dan membagikan 50 kantong, hari kedua 70 kantong, hari ketiga 150 kantong, di hari keempat terjadi lonjakan hingga 200 kantong.
Bertambahnya jumlah bantuan tak serta-merta membuat kerumanan dan rebutan mengambil bantuan terjadi. Gerakan berbagi makanan gartis di RT 005 ini berlangsung cukup tertib. Saat pembagian makanan gratis, baik warga yang ingin mengambil makanan gratis ataupun pengurus gerakan tersebut, wajib mengikuti protol kesehatan. Semuanya wajib menjaga jarak, menggunakan masker, dan mencuci tangan. Bagi yang tak memiliki masker, selain membagikan makanan gratis, pihak pengurus pun membagikan masker gratis.
Selain memastikan gerakan itu tetap menjalankan protokol kesehatan COVID-19, pengurus juga berusaha memastikan agar bantuan tepat sasaran. Pengurus RT dan tim rutin mendata warga. "Setiap bulan sekali pengurus kita keliling. Kami punya data yang akurat untuk mendistribusikan bantuan supaya tepat sasaran kepada yang berhak menerima," kata Budi.
Untuk itulah, kata Budi, tak hanya para pengurus RT yang berpartisipasi. Ada pula sejumlah kader dari Dasawisma, Jumantik, serta Posyandu yang dilibatkan.
Budi bercerita, saat mendata warga kurang mampu, ia menemukan fakta miris. Seorang warga mengungkapkan ia di-PHK karena COVID-19. "Ada warga yang cerita ke saya, 'Pak RT, saya sudah enggak kerja sejak Januari, saya sudah kena PHK'," kisah Budi.
Saat seperti itu, ia langsung mencatat. Setelah menyambangi pintu demi pintu di RT itu, pengurus RT mencatat 200 warga kurang mampu. Termasuk warga yang terdampak COVID-19. Mereka itulah yang jadi sasaran gerakan berbagi makanan hingga masa PSBB dan pandemi ini berakhir.(Ryn)
Baca juga:
Meski Kondisi Sulit, Riri Mestika Tetap Dukung Barista Asuh untuk Bangkitkan Semangat Para Barista
Bagikan
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Setelah Drama Panjang Donasi Agam Rinjani Akhirnya Bisa Cair dan Segera Dikirim Tanpa Potongan

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
