Jangan Disepelekan, Impotensi Sebabkan Gangguan Kesehatan Mental Penderitanya


ilustrasi impotensi. (Foto: Pexels/Aleksandar Pasaric)
Merahputih.com - Impotensi adalah masalah serius yang hanya dialami pria. Masalah yang sering dikaitkan dengan 'kegagahan' ini ternyata bila tak ditangani berisiko pada gangguan kesehatan mental.
Dilansir laman National Library of Medicine, menyebutkan gangguan mental akibat disfungsi ereksi (DE) alias impotensi diantaranya memicu kecemasan, kondisi depresi, penurunan harga diri penderitanya dan hubungan interpersonal yang tegang.
Lebih kompleks lagi, impotensi dapat memicu konflik dengan pasangan. Sebab, kebutuhan seksnya yang tidak terpenuhi, pasangan juga jadi sering menuntut kepada pasangannya yang impoten sebab gangguan DE tersebut bisa merusak mood pasangan.
Baca juga:
Dari laman yang sama, tidak ada ketentuan mendetail ihwal ketahanan ereksi. Namun, menurut definisi laman Siloamhospital, seseorang disebut impoten ketika pria tidak mampu mendapatkan atau mempertahankan ereksi.
Ereksi merupakan kondisi ketika tubuh mendapatkan rangsangan seksual sehingga terjadi peningkatan aliran darah ke penis.
Jika impotensi muncul, maka penderitanya kesulitan untuk mencapai klimaks ketika sedang melakukan hubungan seksual.
Pada umumnya, impotensi terjadi pria berusia 40 tahun ke atas atau memiliki gangguan kesehatan tertentu seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes, dan lain sebagainya.
Baca juga:
Infeksi Jamur Juga Bisa Menyerang Mr P, Waspadai Ciri-Cirinya
Penyebab impotensi sendiri ada banyak. Baik penyebab karena faktor internal atau eksternal. Dilansir dari Cleveland Clinic, faktor yang menyebabkan kondisi tersebut diantaranya:
1. Sistem peredaran darah
Penis pria memerlukan aliran darah yang cukup untuk ereksi dan mempertahankan ereksi. Sehingga kondiri Penis bergantung pada serangkaian katup untuk menutup saat terisi darah, namun impotensi terjadi ketika katup ini berhenti bekerja sebagaimana mestinya.
2. Sistem saraf
Sistem saraf di sini cukup kompleks. Ia meliputi otak , sumsum tulang belakang, dan saraf. Seseorang mengalami impotensi laetika saraf kompleks ini tidak mengirimkan impuls listrik yang cukup untuk membantu penis bergerak dan merasakan.
3. Sistem endokrin
Sistem endokrin meliputi kelenjar yang membuat dan melepaskan hormon. Hormon membantu memberi tahu tubuh untuk menjalankan fungsi tertentu. Termasuk membuka (vasodilatasi) pembuluh darah, agar membantu aliran darah ke penis.
Baca juga:
Selain itu faktor eksternal terjadinya impotensi adalah kondisi riwayat penyakit yang diderita, di antaranya:
1. Diabetes dan neuropati terkait diabetes
2. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
3. Kolesterol tinggi (hiperlipidemia)
4. Penyakit pembuluh darah
5. Penyakit ginjal kronis
6. Aterosklerosis
7. Penyakit Peyronie
8. Testosteron rendah (kekurangan testosteron)
9. Stroke
10. Epilepsi
(tka)
Bagikan
Tika Ayu
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
