Jaga Berat Badan demi Hindari Risiko Kanker


Jangan sampai mengalami obesitas. (Foto: Unsplash/Towfiqu)
ADA banyak faktor penyebab kanker. Seperti dilansir ANTARA, Sabtu (11/3), dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi-onkologi medik dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dr Faizal Drissa Hasibun, Sp. PD-KHOM menyarankan orang-orang sebaiknya menjaga berat badan agar tidak mengalami obesitas demi mencegah terkena kanker di kemudian hari.
Baca juga:

“Hindari pola makan tak sehat, jangan sampai muncul sindrom metabolic seperti obesitas, itu awal langkah buruk untuk risiko kanker,” ucap Faizal dalam sebuah diskusi kesehatan yang digelar secara daring, Jumat (3/3).
Senada dengan Faizal, menurut Kementerian Kesehatan, kondisi obesitas ditandai dengan indeks massa tubuh (IMT) di atas 27 yang didapatkan dari hasil membagi antara berat badan dalam satuan kilogram dan tinggi badan dalam satuan meter dan dikuadratkan.
Selain pengukuran IMT, adapun perhitungan menggunakan lingkar perut untuk menunjukkan obesitas sentral. Pria dikatakan obesitas sentral bila lingkar perutnya lebih dari 90 cm, sementara wanita di atas 80 cm.
Pusat Pendendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengaitkan obesitas dengan risiko lebih tinggi terkena 13 jenis kanker antara lain di tiroid, payudara, hati, ginjal dan usus. Menurut CDC, obesitas dapat menyebabkan perubahan dalam tubuh yang membantu menyebabkan kanker. Perubahan ini bisa mencakup peradangan yang bertahan lama dan kadar insulin yang lebih tinggi dari normal.
Baca juga:

Oleh karena itu, demi mencegah tubuh agar tak sampai terkena obesitas maka pola hidup sehat termasuk memperhatikan asupan makanan sehat dan gaya hidup aktif menjadi sesuatu yang penting untuk dipraktikkan.
Lebih lanjut, Faizal mengingatkan masyarakat untuk mengurangi makanan berlemak dan menerapkan diet sehat dan seimbang, termasuk memilih makanan segar, memperbanyak asupan buah dan sayur karena makanan ini mengandung serat guna mencegah menempelnya zat-zat jahat yang bisa diserap usus.
“Beberapa makanan mengandung pewarna, pengawet sering komposisinya zat karsinogenik, itu mesti hati-hati. Penggunaan minyak goreng berulang sampai hitam itu bisa menimbulkan risiko kanker,” pungkas Faizal. (far)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
