Jabar Butuh Rp5,8 Triliun Kembangkan 76 Tempat Wisata Anyar


Objek Wisata Kawah Putih. (Foto: Dinas Pariwisata Jabar).
MerahPutih.com - Provinsi Jawa Barat membutuhkan investasi sekitar Rp5,8 triliun untuk mengembangkan 76 tempat wisata baru, seperti objek wisata berbasis alam yang ada di 21 kabupaten/kota di Jabar.
Ke-76 tempat wisata baru berbasis alam berada di kawasan milik PTPN, Perhutani, dan pihak swasta yang dikategorikan atau masuk dalam beberapa kelompok seperti brown book, blue book dan green book.
Saat ini, untuk kelompok brown book sudah mantap dan kaitan uji kelayakan seta desain detailnya sudah selesai. Sedangkan blue book masuk tahap pendaftaran keinginan dari masing-masing kabupaten/kota. Lalu green book mendekati siap jual.
Baca Juga:
Wisatawan Lokal Didorong Traveling
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan, optimalisasi potensi 76 tempat wisata baru di Jawa Barat ini, salah satu strategi Pemprov Jabar untuk melakukan pemulihan ekonomi sektor pariwisata.
"Memang sektor pariwisata ini merasakan sekali dampak dari pandemi COVID-19. Untuk itu dari Pemprov Jabar melakukan pertemuan terutama kita juga harus menggali potensi-potensi di wilayah Jawa Barat yang sekarang kita lakukan tourism investment summit yang dikemas di WJIS 2020 ini," kata dia.
Ia menegaskan, mengangkat sebuah potensi wisata baru tidak bisa hanya mengandalkan dari anggaran pemerintah daerah atau pemerintah pusat yang saat ini di-refocusing untuk penanggulangan COVID-19.
"Kalau mengandalkan APBN atau ABPD tidak akan selesai dalam membangun pariwisata. Terlebih kita (Disparbud Jabar) re-focusing anggaran hampir Rp6 triliun untuk langkah emergency kesehatan COVID-19," kata dia.

Disparbud Jawa Barat menyambut baik MoU antara PTPN VIII dengan BUMD Jabar yakni PT. Jasa dan Kepariwisataan Jabar (Perseroda) atau Jaswita Jabar, khususnya dalam investasi di bidang pariwisata mengingatkan besarnya market pariwisata.
"Sekitar 70 persen kalangan milenial memiliki ketertarikan ke wisata alam. Ini potensi yang perlu kita kolaborasikan bersama melalui forum WJIS 2020 ini," kata dia.
Direktur PTPN VIII Muhammad Yudayat mengatakan, bisnis utama PTPN VIII selama ini adalah terkait komoditas seperti teh, sawit, dan karet dan saat ini pihaknya ingin mengembangkan pariwisata potensial yang ada di lahan PTPN VIII.
"Ada aset-aset yang optimalisasinya masih rendah yang bisa kami kembangkan. Kita tahu ada yang di Ciwidey, di Pangalengan di Gunung Mas, itu semua lahan-lahan milik PTPN VIII yang cocok dikembangkan untuk pariwisata," katanya.
Baca Juga:
Kuota Pengunjung Candi Prambanan Kembali Dinaikan
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman

PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas

Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan

Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur

Korea Utara Buka Resor Pantai Baru demi Cuan di Tengah Sanksi Ketat

Tidak Perlu Ribet Isi Berbagai Aplikasi Pulang Dari Luar Negeri, Tinggal Isi ALL Indonesia

Dibekali Kemampuan Bahasa Asing, Personel Satpol PP DKI Jakarta Dikerahkan ke Kawasan Wisata dan Hiburan

Menelusuri Jakarta Premium Outlets, Ruang Belanja Baru yang Mengusung Keberlanjutan dan Inklusi

Gubernur Jabar KDM Minta Teras Cihampelas Dibongkar, ini nih Sejarah Pembangunannya

Kabar Gembira! Semua Motor Yamaha Gratis Masuk Ancol pada 4-6 Juli 2025
