Headline

Iran Kecam Rencana Amerika Serikat Tambah 30 Ribu Pasukan di Suriah

Eddy FloEddy Flo - Selasa, 16 Januari 2018
Iran Kecam Rencana Amerika Serikat Tambah 30 Ribu Pasukan di Suriah

Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhan di Teheran, Iran (ANTARA FOTO/President.ir/Handout via REUTERS)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Ketakutan akan pecahnya perang baru di wilayah Suriah semakin meningkat, lantaran Amerika Serikat bersama sekutunya akan menambah kekuatan pasukan. Sekitar 30 ribu pasukan Amerika Serikat dikirim untuk bertempur bersama tentara Suriah.

Rencana penambahan kekuatan pasukan sekutu di Suriah kontan mendapat protes dan kecaman dari Iran. Presiden Iran Hassan Rouhani pada Selasa (16/1) mengatakan penambahan pasukan baru sekitar 30 ribu tentara di Suriah merupakan pelanggaran hukum internasional sekaligus melecehkan kedaulatan negara tersebut.

Selain Iran, Rusia, Turki dan Suriah sendiri mengecam keras rencana yang dipelopori Amerika Serikat tersebut.

Sebelumnya, pada Minggu (14/1) sekutu pimpinan Amerika Serikat menyatakan rencana kerjasama dengan pejuang Suriah yang tergabung dalam Pasukan Demokrat Suriah. Milisi yang bermarkas di Kurdi itu akan berperang bersama Amerika Serikat di wilayah sepanjang perbatasan Turki, Irak dan Suriah.

Presiden Suriah Bashar al-Assad sebagaimana dilansir Antara menanggapinya dengan bersumpah untuk menghancurkan pasukan baru tersebut dan mengusir pasukan Amerika Serikat dari Suriah.

Sekutu kuat Suriah, Rusia, menyebut rencana Amerika dan sekutunya sebagai upaya menghancurkan Suriah dan menempatkan wilayah itu dibawah kendali Amerika Serikat.

Secara terpisah otoritas Turki menggambarkan kekuatan tersebut sebagai "tentara teror".

"Rencana baru itu, yang disusun Amerika Serikat untuk Suriah, adalah pelanggaran hukum internasional dan rencana yang melawan kedaulatan serta keamanan wilayah Suriah," kata Rouhani seperti dikutip media pemerintah dalam pertemuan dengan ketua parlemen Suriah Hammouda Youssef Sabbagh.

Sebagaimana diketahui bahwa Iran adalah salah satu negara pendukung rezim Assad di Suriah. Iran mendukung Assad dengan senjata dan tentara dalam perang sipil hampir tujuh tahun melawan pasukan pemberontak dan militan ISIS.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qasemi mengatakan pada Selasa sebelumnya bahwa pasukan yang didukung Amerika Serikat yang direncanakan di Suriah akan "menumbuhkan api perang" dan meningkatkan ketegangan.

"Pengumuman Amerika Serikat tentang kekuatan perbatasan baru di Suriah merupakan campur tangan yang jelas dalam urusan internal negara ini," kata Qasemi seperti dikutip oleh kantor berita IRNA.

Qasemi mendesak pasukan Amerika Serikat untuk segera meninggalkan Suriah.(*)

#Konflik Suriah #Amerika Serikat #ISIS
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Perang Dagang AS-China, Menkeu: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung
Presiden AS Donald Trump baru saja menetapkan tarif impor sebesar 100 persen terhadap produk asal China mulai 1 November 2025
Wisnu Cipto - Senin, 13 Oktober 2025
Perang Dagang AS-China, Menkeu: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung
Dunia
Helikopter Jatuh di Pantai California, 5 Orang Terluka Termasuk Pejalan Kaki
Helikopter jatuh di kawasan Huntington Beach, California, Amerika Serikat, pada Sabtu sore (11/10) waktu setempat saat berlangsungnya acara tahunan Cars ‘N Copters on the Coast.
Wisnu Cipto - Minggu, 12 Oktober 2025
Helikopter Jatuh di Pantai California, 5 Orang Terluka Termasuk Pejalan Kaki
Indonesia
4 Teroris Ditangkap di Sumut dan Sumbar, Diduga Sebarkan Paham Radikal hingga Dukung ISIS
Mereka diketahui aktif menyebarkan propaganda serta ajakan melakukan aksi teror melalui media sosial, baik dalam bentuk unggahan tulisan, gambar, maupun video yang mengarah pada dukungan terhadap Daulah ISIS.
Dwi Astarini - Rabu, 08 Oktober 2025
4 Teroris Ditangkap di Sumut dan Sumbar, Diduga Sebarkan Paham Radikal hingga Dukung ISIS
Dunia
Shutdown Pemerintah AS Ancam Ratusan Ribu Pekerja, Ekonomi Berisiko Terguncang
Banyak layanan publik dari pendidikan hingga lingkungan terganggu, tapi agenda deportasi disebut tetap berjalan penuh.
Dwi Astarini - Jumat, 03 Oktober 2025
Shutdown Pemerintah AS Ancam Ratusan Ribu Pekerja, Ekonomi Berisiko Terguncang
Indonesia
Satuan Tugas Mulai Selidiki Radiasi Cs-137 Yang Dikeluhkan Amerika, Mulai Dari Cengkeh Lalu ke Udang
Satgas Cesium 137 baru menerima laporan dari Pemerintah Amerika Serikat (AS) terkait dengan temuan komoditas cengkeh yang mengandung zat radioaktif.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 03 Oktober 2025
Satuan Tugas Mulai Selidiki Radiasi Cs-137  Yang Dikeluhkan Amerika, Mulai Dari Cengkeh Lalu ke Udang
Dunia
Anggaran Tidak Disetujui, Operasional Pemerintah Amerika Serikat Berhenti
Melalui pemungutan suara 55-45, Senat gagal meloloskan RUU yang diajukan Partai Republik, dengan hanya dua senator Demokrat yang mendukungnya.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 01 Oktober 2025
Anggaran Tidak Disetujui, Operasional Pemerintah Amerika Serikat Berhenti
Indonesia
Pemerintah AS Bakal Shutdown, Rupiah Diproyeksi Menguat
Trump menyalahkan Demokrat atas penutupan tersebut karena kebuntuan negosiasi pendanaan sementara di Kongres.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 29 September 2025
Pemerintah AS Bakal Shutdown, Rupiah Diproyeksi Menguat
Dunia
Presiden Amerika Serikat Dongkol karena Eskalator Macet, PBB Sebut Juru Kamera Trump Biang Keroknya
Pihak PBB menyebut eskalator berhenti karena mekanisme keamanan yang mungkin terpicu oleh juru kamera Trump.
Dwi Astarini - Jumat, 26 September 2025
 Presiden Amerika Serikat Dongkol karena Eskalator Macet, PBB Sebut Juru Kamera Trump Biang Keroknya
Dunia
Tuding ‘Sabotase’ di Markas PBB Sampai 3 Kali, Trump: Bukan Kebetulan, Seharusnya Malu
Trump mengatakan mengirim surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk menuntut penyelidikan segera atas apa yang disebutnya sebagai "sabotase”.
Frengky Aruan - Kamis, 25 September 2025
Tuding ‘Sabotase’ di Markas PBB Sampai 3 Kali, Trump: Bukan Kebetulan, Seharusnya Malu
ShowBiz
Jimmy Kimmel kembali Mengudara, Sentil Pemimpin yang Takut Komedian
Menyebut adanya ‘taktik mafia’ yang dipakai regulator siaran untuk membungkam kebebasan berbicara.
Dwi Astarini - Kamis, 25 September 2025
 Jimmy Kimmel kembali Mengudara, Sentil Pemimpin yang Takut Komedian
Bagikan