Iran Kecam Rencana Amerika Serikat Tambah 30 Ribu Pasukan di Suriah
Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhan di Teheran, Iran (ANTARA FOTO/President.ir/Handout via REUTERS)
MerahPutih.Com - Ketakutan akan pecahnya perang baru di wilayah Suriah semakin meningkat, lantaran Amerika Serikat bersama sekutunya akan menambah kekuatan pasukan. Sekitar 30 ribu pasukan Amerika Serikat dikirim untuk bertempur bersama tentara Suriah.
Rencana penambahan kekuatan pasukan sekutu di Suriah kontan mendapat protes dan kecaman dari Iran. Presiden Iran Hassan Rouhani pada Selasa (16/1) mengatakan penambahan pasukan baru sekitar 30 ribu tentara di Suriah merupakan pelanggaran hukum internasional sekaligus melecehkan kedaulatan negara tersebut.
Selain Iran, Rusia, Turki dan Suriah sendiri mengecam keras rencana yang dipelopori Amerika Serikat tersebut.
Sebelumnya, pada Minggu (14/1) sekutu pimpinan Amerika Serikat menyatakan rencana kerjasama dengan pejuang Suriah yang tergabung dalam Pasukan Demokrat Suriah. Milisi yang bermarkas di Kurdi itu akan berperang bersama Amerika Serikat di wilayah sepanjang perbatasan Turki, Irak dan Suriah.
Presiden Suriah Bashar al-Assad sebagaimana dilansir Antara menanggapinya dengan bersumpah untuk menghancurkan pasukan baru tersebut dan mengusir pasukan Amerika Serikat dari Suriah.
Sekutu kuat Suriah, Rusia, menyebut rencana Amerika dan sekutunya sebagai upaya menghancurkan Suriah dan menempatkan wilayah itu dibawah kendali Amerika Serikat.
Secara terpisah otoritas Turki menggambarkan kekuatan tersebut sebagai "tentara teror".
"Rencana baru itu, yang disusun Amerika Serikat untuk Suriah, adalah pelanggaran hukum internasional dan rencana yang melawan kedaulatan serta keamanan wilayah Suriah," kata Rouhani seperti dikutip media pemerintah dalam pertemuan dengan ketua parlemen Suriah Hammouda Youssef Sabbagh.
Sebagaimana diketahui bahwa Iran adalah salah satu negara pendukung rezim Assad di Suriah. Iran mendukung Assad dengan senjata dan tentara dalam perang sipil hampir tujuh tahun melawan pasukan pemberontak dan militan ISIS.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qasemi mengatakan pada Selasa sebelumnya bahwa pasukan yang didukung Amerika Serikat yang direncanakan di Suriah akan "menumbuhkan api perang" dan meningkatkan ketegangan.
"Pengumuman Amerika Serikat tentang kekuatan perbatasan baru di Suriah merupakan campur tangan yang jelas dalam urusan internal negara ini," kata Qasemi seperti dikutip oleh kantor berita IRNA.
Qasemi mendesak pasukan Amerika Serikat untuk segera meninggalkan Suriah.(*)
Bagikan
Berita Terkait
Pemerintahan Donald Trump akan Bubarkan NCAR, Sebut Pebuhan Iklim hanya Tipuan
Trump Tetapkan Rezim Venezuela Sebagai Organisasi Teroris Asing
Presiden Trump Larang Warga 8 Negara Masuk AS, Termasuk Laos dan Palestina
Indonesia Pastikan Impor Minyak dari Amerika Serikat
Setelah Maduro, Donald Trump Incar Gulingkan Presiden Kolombia Gustavo Petro
Makin Panas, AS Sita Kapal Tanker Minyak di Pesisir Venezuela
Indonesia Tepis Kabar Perundingan Tarif dengan AS Terancam Batal, Sebut Cuma Dinamika
Warga Asal Negara Dengan Pemerintahan Tidak Stabil Bakal Sulit Masuk AS
Lawan Rencana Agresi Militer AS ke Venezuela, Kuba: Kawasan Amerika Latin-Karibia Zona Damai
Trump Ultimatum Maduro Segera Tinggalkan Venezuela, AS Bersiap Lakukan Operasi Darat