Intip Kemeriahan Pemilu 2019 di Washington, DC

Zaimul Haq Elfan HabibZaimul Haq Elfan Habib - Senin, 15 April 2019
Intip Kemeriahan Pemilu 2019 di Washington, DC

Sejumlah WNI mengantri untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2019 di TPS Wisma Indonesia di Washington DC, Amerika Serikat pada Sabtu (13/4/2019). (KBRI Washington DC)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Kegiatan pemungutan suara dalam Pemilu RI 2019 di Washington, DC, Amerika Serikat pada 13 April dimeriahkan dengan acara bazaar dan panggung gembira yang diadakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Washington.

Lewat keteranan tertulis dari KBRI Washington dikutip dari Antara, Acara tersebut berlangsung tertib, aman, lancar, sekaligus meriah dan penuh suasana keakraban.

WNI Di Washington DC, Amerika Serikat, usai memberikan suara
WNI di Washington DC, Amerika Serikat, usai memberikan suara. Foto: Twitter/@Kemlu_RI

Bazaar dan panggung gembira diadakan selama pelaksanaan Pemilu di Wisma Duta bukan hanya untuk menambah semarak pelaksanaan Pemilu kali ini, namun juga untuk menghadirkan suasana pesta demokrasi sekaligus ajang silaturahmi para WNI di ibukota Amerika Serikat.

Lebih dari 900 pemilih mengikuti pemungutan suara di TPS Washington, D.C. Jumlah tersebut masih ditambah dengan ratusan pemilih lainnya yang menyalurkan hak pilih melalui pos.

"Selain menjalankan kewajiban sebagai warga negara yang baik dengan menyalurkan suara kita pada Pemilu kali ini, kita juga tetap harus tunjukkan dan kedepankan nilai-nilai luhur dan khas bangsa Indonesia, yaitu persaudaraan, silaturahmi, gotong royong, serta persatuan dalam kebhinekaan," ujar Dubes RI untuk AS, Mahendra Siregar, Senin (15/4).

"Kebersamaan ini tercermin dalam suasana kegembiraan dan persaudaraan sesama warga Indonesia, yang hari ini selain mengikuti Pemilu juga melakukan doa bersama oleh tokoh-tokoh berbagai agama di Washington, DC, sekaligus menikmati bazaar dan panggung gembira," lanjut Dubes Mahendra.

Pemilu tahun ini merupakan hal yang istimewa dan akan dapat mencatatkan sejarah baru bagi Indonesia karena menjadi Pemilu terbesar yang pernah dilakukan oleh dunia dalam satu hari, dan menandai Indonesia sebagai negara demokrasi presidensial terbesar di dunia.

Hal ini karena disamping memilih Presiden dan Wakil Presiden, juga akan dipilih sebanyak lebih dari 20.000 wakil rakyat di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota, dari perkiraan total 250.000 calon.

"Hal tersebut menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi kita. Ini bukti bahwa Indonesia akan menjadi tolok ukur bagi seluruh dunia untuk menjalankan demokrasi dengan benar," tegas Dubes Mahendra.

Selain dihibur oleh lantunan lagu-lagu nasional, pop, dan dangdut yang dibawakan oleh para pengisi acara yang sebagian besar adalah WNI di wilayah DMV, para pemilih juga dapat menikmati dan membawa pulang bukan hanya berbagai makanan khas Indonesia, namun juga kerajinan dan batik dari 24 usaha kecil menengah (UKM) Indonesia di Washington DC dan sekitarnya, yang mengisi gelaran pesta rakyat tersebut.

Meskipun kegiatan pencoblosan baru dimulai jam 10.00 waktu setempat, puluhan WNI sudah terlihat mulai memadati Wisma Indonesia satu jam sebelumnya. Selain alasan menghindari antrian, beberapa diantara mereka menyatakan semangat dan tidak sabar untuk segera mencoblos.

WNI Di Washington DC, Amerika Serikat, usai memberikan suara
WNI di Washington DC, Amerika Serikat, usai memberikan suara. Foto: Twitter/@Kemlu_RI


"Kurang sreg rasanya kalau tidak mencoblos langsung dan tidak merasakan suasananya” ungkap Tuty, seorang WNI yang ikut mencoblos Wisma Indonesia.

"Pemilu kali ini begitu meriah, semua orang dapat beramai-ramai kumpul, terasa betul seperti pesta demokrasi. Ini mengingatkan saya dengan nuansa kebersamaan hari-hari besar di Indonesia," ujar Ayi, seorang WNI yang rela menempuh perjalanan sejauh 72 mil dari Aberdeen, Maryland.

Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Wisma Indonesia di Washington ditutup tepat pada pukul 20.00, dan secara keseluruhan, proses pemungutan suara berjalan dengan aman dan lancar. (*)

Baca juga:Antusiasme Pemungutan Suara di Luar Negeri Tinggi, KPU Diminta Berbenah

#Pemilu 2019 #KBRI #Pilpres 2019
Bagikan
Ditulis Oleh

Zaimul Haq Elfan Habib

Low Profile

Berita Terkait

Indonesia
WNI Australia Waspada, KBRI Rilis Imbauan Darurat Terkait Aksi Anti-Imigran 'March for Australia'
Dalam situs resmi "March for Australia", para penolak imigrasi berargumen bahwa persatuan dan nilai-nilai Australia telah terkikis akibat kebijakan dan gerakan yang dianggap memecah belah
Angga Yudha Pratama - Minggu, 19 Oktober 2025
WNI Australia Waspada, KBRI Rilis Imbauan Darurat Terkait Aksi Anti-Imigran 'March for Australia'
Indonesia
Jenazah Diplomat Zetro Korban Penembakan Tiba di Tanah Air, Dijemput Langsung Menlu Sugiono
Malam ini, jenazah almarhum staf KBRI Zetro Leonardo Purba disemayamkan di Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat hingga waktu pemakaman.
Wisnu Cipto - Selasa, 09 September 2025
Jenazah Diplomat Zetro Korban Penembakan Tiba di Tanah Air, Dijemput Langsung Menlu Sugiono
Indonesia
Diplomat di KBRI Lima Peru Tewas Ditembak, Komisi I DPR Desak Pemerintah Usut Tuntas
Diplomat di KBRI Lima Peru Zetro Leonardo Purba tewas ditembak tiga kali oleh orang bersenjata.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 02 September 2025
Diplomat di KBRI Lima Peru Tewas Ditembak, Komisi I DPR Desak Pemerintah Usut Tuntas
Indonesia
KBRI Dili Minta Otoritas Timor Leste Usut Insiden Penembakan WNI di Perbatasan
Bentrokan antara warga TTU, NTT dan Timor Leste terjadi pada Senin, 25 Agustus 2025. Peristiwa itu menyebabkan seorang warga negara Indonesia, Paulus Oki (58) asal Desa Inbate, terluka akibat tembakan.
Wisnu Cipto - Kamis, 28 Agustus 2025
KBRI Dili Minta Otoritas Timor Leste Usut Insiden Penembakan WNI di Perbatasan
Indonesia
KBRI Tokyo Minta WNI di Jepang Siaga Tsunami, Penuhi Baterai Ponsel dan Siapkan Perlengkapan Darurat
KBRI juga mendorong WNI untuk segera menghubungi keluarga guna mengabarkan kondisi terkini, serta saling memberikan informasi kepada sesama WNI di area terdampak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 30 Juli 2025
KBRI Tokyo Minta WNI di Jepang Siaga Tsunami, Penuhi Baterai Ponsel dan Siapkan Perlengkapan Darurat
Indonesia
WNI Diperingatkan Waspada dan Batasi Kunjungan ke Daerah yang Berpotensi Konflik di Thailand - Kamboja
Konflik yang terjadi antara Thailand dan Kamboja makin panas, WNI di wilayah itu diminta waspada.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 25 Juli 2025
WNI Diperingatkan Waspada dan Batasi Kunjungan ke Daerah yang Berpotensi Konflik di Thailand - Kamboja
Indonesia
Benarkah WNI Tidak Bisa Kerja di Jepang di 2026? Ini Tanggapan KBRI Tokyo
Kedutaan Besar RI (KBRI) Tokyo menyatakan, informasi yang menyebutkan tahun 2026 akan menjadi tahun terakhir masuknya pekerja Warga Negara Indonesia (WNI) ke Jepang adalah tidak benar.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 16 Juli 2025
Benarkah WNI Tidak Bisa Kerja di Jepang di 2026? Ini Tanggapan KBRI Tokyo
Indonesia
Viral 2026 Tahun Terakhir Pekerja Indonesia ke Jepang? KBRI Tokyo Beri Penjelasan Mengejutkan
Apalagi, hubungan bilateral Indonesia-Jepang yang telah terjalin selama 67 tahun berlangsung sangat baik
Angga Yudha Pratama - Rabu, 16 Juli 2025
Viral 2026 Tahun Terakhir Pekerja Indonesia ke Jepang? KBRI Tokyo Beri Penjelasan Mengejutkan
Indonesia
Datangi KPK sebagai Bentuk Pembelaan, Menteri UMKM Maman Abdurrahman: Istri Saya Direndahkan, Bahkan Difitnah
Menteri UMKM Maman Abdurrahman menjadi perbincangan publik setelah beredarnya surat edaran dengan kop Kementerian UMKM mengatasnamakan 'Kunjungan Istri Menteri UMKM Republik Indonesia' untuk mengikuti kegiatan "Misi Budaya".
Frengky Aruan - Jumat, 04 Juli 2025
Datangi KPK sebagai Bentuk Pembelaan, Menteri UMKM Maman Abdurrahman: Istri Saya Direndahkan, Bahkan Difitnah
Indonesia
Menteri UMKM Tegaskan Biaya Kunjungan Istrinya ke 6 Negara Eropa Ditanggung Pribadi, Bukan APBN
Menteri UMKM Maman Abdurrahman membantah tuduhan yang menyebutkan keluarganya memanfaatkan fasilitas negara untuk kebutuhan istrinya selama perjalanan ke Eropa.
Frengky Aruan - Jumat, 04 Juli 2025
Menteri UMKM Tegaskan Biaya Kunjungan Istrinya ke 6 Negara Eropa Ditanggung Pribadi, Bukan APBN
Bagikan