Inovasi Batik Kidang Mas Lasem, Tawarkan Warna Pastel hingga Kolaborasi Metaverse

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Selasa, 13 September 2022
Inovasi Batik Kidang Mas Lasem, Tawarkan Warna Pastel hingga Kolaborasi Metaverse

Ilustrasi batik Kidang Mas Lasem. (Foto: Unsplash /Ema Lalita)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

NAMANYA Rudi Siswanto, ialah generasi keenam yang mengelola rumah batik Kidang Mas Lasem sejak 2014. Bisnis batik Kidang Mas Lasem ini rupanya turunan kakek buyut Rudi sekitar pertengahan 1800-an. Bukan perkara yang mudah bagi Rudi dan keluarga untuk rela kembali ke pesisir utara Jawa, Lasem, meneruskan usaha batik ini.

"Saya masih beruntung masih bisa tinggal di rumah yang dibangun oleh generasi pertama, leluhur saya," kata Rudi saat dihubungi Merahputih.com, Selasa (13/9).

Rumah batik Kidang Mas Lasem berdiri sejak 1970-an yang merupakan turunan dari sang kakek, Tjan Liong Khoen (generasi keempat), lalu diteruskan ibunda Djoeniati dan kemudian Rudi Siswanto. Kehidupan berjalan seperti biasanya hingga pada suatu hari, Rudi dan kakak-kakaknya ditawari oleh orang tua untuk mengelola usaha batik keluarga.

Kedua kakak Rudi angkat tangan, namun tidak dengan Rudi yang justru mengajukan diri untuk meneruskan usaha keluarga yang mencerminkan budaya Lasem ini.

Baca juga:

Istana Kerajinan Kerang di Cirebon Hasilkan Jualain Berupa Furnitur Cantik


"Sebenarnya pengetahuan saya tentang batik itu nol, karena sejak kecil itu enggak pernah men-drive kita meneruskan usaha batik. Tapi, orang tua saya selalu menceritakan tentang usaha batik ini. Rasanya sayang banget untuk dilewatkan karena saya satu-satunya generasi terakhir yang masih membuat batik," tuturnya.

Tak hanya itu, Rudi merasa bahwa batik Lasem memiliki nilai akulturasi budaya yang begitu kuat, yakni antara etnis Tionghoa, pengaruh dari Belanda, dan akar budaya Nusantara. Masing-masing memiliki peran penting sampai terciptalah batik Tiga Negeri.

"Dari generasi kedua sampai keempat, itu masih pakai nama pemilik, Tjan Liong Khoen. Dan nama Kidang Mas sebenarnya sudah dicetuskan sekitar tahun 70-an sama papa saya. Cuma kan waktu itu belum didaftarkan haknya. Saya baru daftarkan di HAKI itu 2016, dan 2018 baru diterima," ujar Rudi.

Batik Tiga negeri adalah batik yang memiliki tiga warna, yakni merah di Lasem, biru di Pekalongan, dan sogan di Solo.

Rudi yang merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara, menjadi satu-satunya penerus batik Kidang Mas Lasem. Sebelumnya sejak 2009 hingga 2012, ia tinggal di Grogol, dan kemudian pindah ke daerah Tangerang Selatan untuk menetap bersama keluarga hingga 2013 akhir. Bukan keputusan yang mudah bagi Rudi untuk memilih kembali dan menetap di Lasem demi melanjutkan bisnis keluarga ini.

"Saya butuh waktu satu tahun untuk memikirkan semuanya. Karena banyak pertimbangan, mulai dari pendidikan, hiburan, fasilitas, dan lingkungan. Kan itu jauh berbeda sama kita di tengah kota. Akhirnya saya memutuskan untuk resign, dan pas awal tahun 2014, saya dan keluarga memutuskan pindah ke Lasem," kata Rudi.

Baca juga:

KANA Hadirkan Produk Fesyen dengan Pewarnaan Alam

Rudi mengatakan setelah batik diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO, produksi batik Lasem mulai diramaikan kembali hingga munculnya pengrajin baru.

"Jadi mereka membuat batik yang cepat diproduksi, jadi produk batik Lasem itu berubah wujud. Jadi yang harusnya pakem lama ini, muncul warna-warna pastel yang cenderung cerah dan muda. Memang pangsa pasar sudah berkata lain," tuturnya.

Rudi yang menyebutnya sebagai warna kontemporer, bahkan sempat belajar ke Pekalongan untuk membuat warna-warna tersebut. Tak hanya sekadar berani menampilkan warna pastel, Rudi juga menerima pesanan motif dari para customer, mulai dari gambar naga, merak, hingga kuda latar Kawung Baganan.

"Customer-nya sih macam-macam, ada dari instansi, per orang, dari kampus juga ada. Yang bikin lama itu justru pas deal sama customer, entah sketsa dan lain-lain. Untuk harga kita patok dari Rp 200 ribu sampai yang Rp 10 juta juga ada," tuturnya.

Kidang Mas Lasem, lanjut Rudi, juga bekerja sama dengan Unika Soegijapranata Semarang untuk membuat metaverse. Nantinya, para pengunjung tidak hanya bisa melihat-lihat produk batik Kidang Mas Lasem tetapi juga membelinya.

"Kerja sama ini baru mulai dua minggu yang lalu. Dan tidak menutup kemungkinan juga kita akan buat NFT," kata Rudi.

Jika kamu berminat membeli batik Kidang Mas Lasem ini, bisa secara online lewat Instagram di @kendorokendiri, Facebook di Kidang Mas Batik Lasem, Shopee di Kidang Mas Batik Lasem, dan Blibli di Kidang Mas Batik Lasem. Ada beragam produk yang bisa kamu beli mulai dari kain, kemeja pria, hingga masker. (and)

Baca juga:

Papelwrap Tawarkan Solusi 'Bubble Wrap' Berkelanjutan

#Batik #September Warga +62 JUALAIN #Fashion
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.

Berita Terkait

ShowBiz
Giorgio Armani Meninggal Dunia, Selebritas Kenang sang Ikon Fesyen sebagai Legenda
Armani ialah pria yang meninggalkan jejak yang diakui di seluruh dunia.
Dwi Astarini - Jumat, 05 September 2025
Giorgio Armani Meninggal Dunia, Selebritas Kenang sang Ikon Fesyen sebagai Legenda
ShowBiz
Desainer Legendaris Italia Giorgio Armani Meninggal Dunia
Perusahaannya, Armani, berkembang dari mode menjadi sebuah imperium yang merambah kecantikan, wewangian, musik, olahraga hingga hotel mewah.
Dwi Astarini - Jumat, 05 September 2025
 Desainer Legendaris Italia Giorgio Armani Meninggal Dunia
Fashion
Chloe Malle Resmi Diumumkan sebagai Pengganti Anna Wintour Pimpin Vogue
Pengumuman ini mengakhiri spekulasi selama berbulan-bulan setelah Wintour mengumumkan pengunduran dirinya, pada Juni lalu.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
 Chloe Malle Resmi Diumumkan sebagai Pengganti Anna Wintour Pimpin Vogue
Fashion
Moscow Fashion Week Perkuat Relasi dengan Indonesia
Moscow Fashion Week (MFW) digelar 28 Agustus hingga 2 September 2025.
Dwi Astarini - Jumat, 29 Agustus 2025
Moscow Fashion Week Perkuat Relasi dengan Indonesia
Fashion
Sepatu Nyaman Jadi Tren, Bisa Dipakai di Segala Acara
Tak sekadar stylish, sepatu nyaman ternyata menjadi primadona pencinta fesyen.
Dwi Astarini - Kamis, 28 Agustus 2025
Sepatu Nyaman Jadi Tren, Bisa Dipakai di Segala Acara
Fashion
ASICS Gel Cumulus 16 Dukung Gerak Aktif dalam Balutan Gaya, Dilengkapi Teknologi Terkini untuk Kenyamanan Pengguna
Sepatu ini menawarkan kenyamanan prima dan tampilan stylish di berbagai momen keseharian.
Dwi Astarini - Kamis, 28 Agustus 2025
ASICS Gel Cumulus 16 Dukung Gerak Aktif dalam Balutan Gaya, Dilengkapi Teknologi Terkini untuk Kenyamanan Pengguna
Fashion
The Best Jeans For Every Body: Koleksi Denim Terbaru UNIQLO Hadir Lebih Lengkap
UNIQLO menghadirkan denim berkualitas tinggi yang tidak hanya nyaman dan fungsional, tetapi juga tetap relevan untuk semua kalangan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 28 Agustus 2025
The Best Jeans For Every Body: Koleksi Denim Terbaru UNIQLO Hadir Lebih Lengkap
Fashion
Tampil di BRICS+ Fashion Summit in Moscow, Indonesia Soroti Industri Manufaktur Berkelanjutan
Tahun ini, delegasi Indonesia akan tampil menonjol dengan membawa visi baru dalam pengembangan industri manufaktur berkelanjutan.
Dwi Astarini - Rabu, 27 Agustus 2025
Tampil di BRICS+ Fashion Summit in Moscow, Indonesia Soroti Industri Manufaktur Berkelanjutan
Fashion
Adidas Indonesia Rayakan Keberagaman Lewat FW25 Island Series Indonesia Graphic Tees, Bawa Semangat ‘Satu Nusa Satu Bangsa’
Koleksi FW25 Island Series Indonesia Graphic Tees ini terdiri dari 13 t-shirts yang mewakili tujuh pulau besar di Indonesia.
Dwi Astarini - Jumat, 22 Agustus 2025
Adidas Indonesia Rayakan Keberagaman Lewat FW25 Island Series Indonesia Graphic Tees, Bawa Semangat ‘Satu Nusa Satu Bangsa’
Fashion
Plaza Indonesia Fashion Week 2025: Surat Cinta untuk Mode Lokal
PIFW 2025 jadi bentuk penghormatan terhadap perjalanan panjang Plaza Indonesia sebagai kiblat mode di ibu kota.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 21 Agustus 2025
Plaza Indonesia Fashion Week 2025: Surat Cinta untuk Mode Lokal
Bagikan