Ini Kronologi Teror Penerbitan dan Toko Buku di Yogyakarta

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Selasa, 17 Mei 2016
Ini Kronologi Teror Penerbitan dan Toko Buku di Yogyakarta

Ilustrasi. (Foto: MerahPutih/Fredy Wansyah)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Nasional - Buku sewajarnya menjadi bahan pembelajaran bagi siapa pun. Tak ayal, buku dikatakan sebagai jendela dunia. Bukan buku tertentu saja, melainkan banyak buku untuk memahami beragam pengetahuan dari berbagai lini kehidupan.

Sayangnya, keberadaan buku-buku "kiri" belakangan ini mendapat teror. Mulai dari teror untuk penerbitan hingga teror terhadap penjualannya. Termasuk teror yang terjadi di Yogyakarta.

Seiring peringatan Hari Buku Nasional, hari ini, Selasa (17/5), Masyarakat Literasi Yogyakarta (MLY), di kantor LBH Yogyakarta, Kotagede, Yogyakarta, membeberkan kronologi peristiwa tersebut.

Di Yogyakarta, menurut salah seorang aktivis MLY Adhe Maruf, tindakan teror terhadap aktivitas literasi menimpa dua penerbit dan satu toko buku, yakni penerbit Narasi di daerah Deresan, penerbit Resist Book di Maguwoharjo, dan Toko Buku Budi di Caturtunggal. Peristiwa itu berlangsung antara hari Selasa dan Rabu, 10 dan 11 Mei 2016.

Selasa, 10 Mei 2016, sekira pukul 10.00 WIB, tiga orang berpakaian sipil mendatangi Toko Buku Budi, dan bertanya-tanya apakah menjual buku "Sejarah Gerakan Kiri Indonesia untuk Pemula" terbitan Ultimus. Penjual mengatakan bahwa buku itu tidak ada. Sorenya, tiga orang berbeda, dan lima orang lain di hari esoknya mendatangi tempat yang sama. Mereka mengawasi Toko Buku Budi dari sebuah kedai kopi yang bersebelahan dengan toko buku tersebut. “Orangnya beda-beda tapi mobil yang dipakai sama,” kata seorang penjaga Toko Buku Budi.

Di hari yang sama, sekitar pukul 12.00 WIB, dua orang berbadan tegap dan mengenakan jaket menghampiri kantor penerbit Narasi. Mereka mengaku dari intel Polda Yogyakarta dan Polda Jawa Tengah. Hasnul Arifin, pemimpin redaksi penerbit Narasi dan Media Pressindo melayani keduanya. Mereka memberitahu bahwa hari itu ada aksi dari sekelompok massa di kantor Polda DIY dan massa tersebut mengancam akan melakukan razia terhadap buku-buku kiri. Kedua polisi itu datang untuk “mengamankan” kantor penerbit demi menghindari aksi yang berbuntut ricuh bila massa menuju alamat penerbit. Hari itu tidak ada aksi massa di kantor Narasi. Jarak antara kantor penerbit dan Polda DIY hanya 7 menit ditempuh dengan kendaraan.

Kedua intel itu juga bertanya soal buku-buku terbitan Narasi, termasuk buku "Peristiwa 1 Oktober 1965: Kesaksian Jenderal Besar Dr AH Nasution" (2012) dan "Komunisme ala Aidit: Kisah Partai Komunis Indonesia di Bawah Kepemimpinan DN Aidit 1950-1965" karangan sejarawan Peter Edman. Mereka minta penjelasan tentang kedua buku itu. Hasnul Arifin mengatakan bahwa buku itu adalah buku sejarah. Pihak polisi membawa kedua buku itu sebagai sampel, masing-masing satu eksemplar, “untuk dipelajari oleh atasannya.”

Esoknya, Rabu, 11 Mei 2016, sekira pukul 09.30 WIB, dua orang yang mengaku dari Polsek Sleman mendatangi penerbit Narasi untuk menanyakan buku-buku terbitan Narasi. Arifin menjelaskan bahwa Narasi menerbitkan buku-buku sejarah sembari mengeluarkan beberapa buku terbitannya. Mereka mengambil satu eksemplar buku "Pokok-pokok Gerilya" karangan AH Nasution (2013). Mereka menanyakan buku "Komunisme ala Aidit", tapi dijawab oleh Arifin bahwa sampel buku itu, yang cuma satu-satunya, tidak ada di tangan penerbit karena sudah dibawa oleh intel Polda di hari kemarin.

Siangnya, sekitar pukul 11.00 WIB, seorang yang mengaku Kanit Intel Polres Sleman datang ke penerbit Narasi dan bersikap curiga seperti para polisi sebelumnya. Ia membawa buku "Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat" karangan Cindy Adam dan "Sarinah" karya Soekarno; keduanya terbitan Media Pressindo. Kanit Intel itu memberi kontak telepon kepada Arifin.

Kamis 12 Mei 2016, sekitar pukul 12.00 WIB, Kanit Intel Polres Sleman menelepon Arifin untuk menegaskan bahwa ia datang hari kemarin ke penerbit Narasi “bukan untuk menyita buku”, tapi “pengambilan sampel” barang cetakan. Sorenya, sekitar pukul 16.00, Kanit Intel menelepon Arifin lagi dan berkata dia sudah bertemu dengan Kapolres Sleman dan kepala bagian operasional Polda DIY, memastikan bahwa “tidak ada penyitaan.”

Sementara, kantor penerbit Resist Book didatangi polisi dan tentara pada Rabu pagi, 11 Mei 2016, yang menanyakan soal buku-buku terbitannya. Tidak ada buku yang diambil. Tetapi, pada malam hari, pihak penerbit memutuskan untuk mengevakuasi buku-buku terbitannya ke “tempat yang lebih aman” guna menghindari aksi yang lebih buruk sambil menunggu situasi lebih kondusif.

“Tindakan aparat keamanan terhadap penerbit dan toko buku di Yogyakarta, serta sejumlah daerah di Indonesia, merupakan aksi teror yang mengarah pada pembungkaman dan pelarangan,” kata Adhe. (Fre)


BACA JUGA:

  1. Hari Buku, Selamat Hari Buku Nasional Jadi Trending Topic
  2. Selamat Hari Buku Nasional
  3. Berselancar di Pameran Buku Bertajuk "The Big Bad Wolf" ICE BSD
  4. Dewan Kesenian Banten Segera Luncurkan Buku Gelombang Puisi Maritim
  5. Hari Buku Sedunia #WorldBookDay Jadi Trending Topic
#Yogyakarta #Buku Terlarang
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Kearifan Lokal Jaga Warga Bikin Yogyakarta Cepat Pulih Dari Demo Berujung Rusuh
Stabilitas di daerah menjadi fondasi penting bagi kelancaran kehidupan masyarakat, penyelenggaraan pemerintahan, dan pembangunan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 11 September 2025
Kearifan Lokal Jaga Warga Bikin Yogyakarta Cepat Pulih Dari Demo Berujung Rusuh
Indonesia
KAI Daop 6 Yogyakarta Layani 219.400 Penumpang Selama Long Weekend Maulid Nabi
KAI Daop 6 Yogyakarta telah melayani 219.400 penumpang selama long weekend Maulid Nabi.
Soffi Amira - Selasa, 09 September 2025
KAI Daop 6 Yogyakarta Layani 219.400 Penumpang Selama Long Weekend Maulid Nabi
Indonesia
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa
Kebebasan menyampaikan pendapat melalui unjuk rasa dijamin oleh konstitusi
Angga Yudha Pratama - Selasa, 02 September 2025
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa
Indonesia
Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY
Potensi banjir pesisir Medan akibat adanya aktivitas pasang air laut, dan fenomena alam lainnya.
Frengky Aruan - Selasa, 19 Agustus 2025
Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY
Indonesia
Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen
Periode yang sama pada tahun lalu, tercatat volume keberangkatan penumpang KA jarak jauh sebanyak 75.572 penumpang.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 19 Agustus 2025
Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen
Indonesia
85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi
PT Kereta Api Indonesia (KAI) mencatatkan rekor tertinggi jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang menggunakan layanan kereta api selama bulan Juli 2025.
Frengky Aruan - Jumat, 08 Agustus 2025
85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi
Indonesia
Viral, Driver Ojol Dikeroyok karena Telat Antar Kopi, Ratusan Rekan Geruduk Rumah Customer
Pada Kamis (3/7), seorang driver ojol bersama pasangannya mengalami insiden saat mengantarkan pesanan kopi ke rumah pelanggan.
Dwi Astarini - Sabtu, 05 Juli 2025
Viral, Driver Ojol Dikeroyok karena Telat Antar Kopi, Ratusan Rekan Geruduk Rumah Customer
ShowBiz
Film Dokumenter 'Jagad’e Raminten': Merayakan Warisan Inklusivitas dan Cinta dari Sosok Ikonik Yogyakarta
Film dokumenter ini menyajikan perjalanan inspiratif Raminten
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 28 Juni 2025
Film Dokumenter 'Jagad’e Raminten': Merayakan Warisan Inklusivitas dan Cinta dari Sosok Ikonik Yogyakarta
Indonesia
Libur Panjang, KAI Commuter Yogyakarta Tambah 4 Perjalanan Jadi 31 Trip Per Hari
KAI Commuter memprediksi adanya 100–130 ribu pengguna pada hari libur yang akan menggunakan Commuter Line Yogyakarta.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 30 Mei 2025
Libur Panjang, KAI Commuter Yogyakarta Tambah 4 Perjalanan Jadi 31 Trip Per Hari
Indonesia
Heboh Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, Nama Tersangka Penyerebot Sudah di Kantong Polisi
Status kasus dugaan mafia tanah yang menimpa Mbah Tupon kini resmi naik ke penyidikan polisi.
Wisnu Cipto - Jumat, 16 Mei 2025
Heboh Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, Nama Tersangka Penyerebot Sudah di Kantong Polisi
Bagikan