Ini Destinasi Wisata yang Ada di Gunung Soputan

BAGI yang ingin menaiki Gunung Soputan, sebaiknya mengurungkan niat. Karena semenjak status guning menjadi Level III (siaga) dan turun lagi menjadi level II (waspada) maka jalur pendakian dari berbagai arah ditutup selama erupsi.

Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Minahasa Tenggara juga menjelaskan akan membatasi aktivitas masyarakat sejauh empat kilometer dari puncak gunung. Termasuk warga yang hendak menambang atau berkemun di sekitar gunung.

"Yang menambang atau berkebun kami minta untuk tidak melakukan aktivitas di sekitar gunung," ucap kepala Kedaruratan dan Logistik BPBD Minahasa Tenggara Erick Manaroinsong seperti dilansir Antaranews, Rabu (3/10).

Sebelumnya pada Rabu (3/10) pukul 08.47 WITA Pos Pengamatan Gunung Soputan PVMBG melaporkan tinggi kolom abu vulkanik teramati sekitar 4 kilometer di atas puncak kawah atau 5.809 meter di atas permukaan laut. Hingga kini BPBD masih melakukan pemantauan. Belum ada laporan dampak letusan Gunung Soputan.

Masyarakat di sekitar gunung juga diimbau untuk menyiapkan masker penutup hidung dan mulut guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu. Namun masyarakat tak perlu mengungki karena radius 4 kilometer dari puncak gunung tidak ada pemukiman.

Gunung Soputan sendiri memiliki berbagai objek wisata. Kamu bisa melihat padang pasir berwarna hitam. Terdapat pula Kawah Tua Gunung Soputan. Di sini rugi jika kamu tak mengabadikannya dalam bentuk foto atau video.

Dekat dengan perkemahan ada gua peninggalan Jepang. Hutan pinus di sana juga sangat indah. Banyak para muda mudi yang memanfaatkan hutan ini sebagai lokasi prewedding. Puncak gunung adalah yang paling indah. Tapi sebelumnya kamu harus menghadapi padang pasir dan tebing untuk sampai ke puncak.

Sebelum erupsi, Gunung Soputan memang kerap dikunjungi oleh wisatawan lokan maupun mancanegara. Apalagi kini terdapat fasilitas motor trail yang bisa mengantarkan kita ke beberapa titik wisata. Tapi ada juga yang memilih mendaki tanpa bantuan kendaraan. (yani)