Ini Cerita Dibalik Nama-Nama Hewan pada Kalender Imlek


Tahun Anjing 2018. (Foto: abc)
TAHUKAH Anda bahwa ada cerita dibalik kalender yang dipakai oleh kalangan Tionghoa? Cerita yang disampaikan turun-temurun itu memang hanya dongeng belaka. Namun meskipun demikian patut untuk diketahui.
Cerita legenda itu berawal dari Kaisar Giok meminta pada seluruh hewan untuk menjadi bagian dari kalender. Kaisar akan memasukan 12 hewan yang pertama kali hadir di hadapannya.
Alkisah titah kaisar itu didengar oleh kucing dan tikus yang pada masa itu masih bersahabat kental. Keduanya sepakat untuk menjadi yang pertama berada di hadapan kaisar.
Karena kaisar meminta waktu pagi hari, kucing mengatakan pada tikus untuk membangunkannya. Sebab kucing selalu bangun siang. Tikus pun menyanggupinya.
Sayang, tikus yang terlalu senang untuk menghadap kaisar, lupa pada janjinya keesokan harinya. Ia berjalan sendirian menuju istana kaisar.
Pada perjalanan ke istana, tikus bertemu dengan kerbau, macan, kuda dan beberapa hewan lainnya. Hewan-hewan ini jauh lebih besar dan cepat ketimbang dirinya.
Lantas ia memutar otak dan merayu kerbau untuk membawa dirinya di punggungnya. Sebagai balas jasa tikus akan bernyanyi sepanjang perjalanan.

Kerbau berhasil menjadi hewan yang berada di depan kaisar. Namun tikus berhasil menjadi hewan pertama yang ada di hadapan kaisar. Maka jadilah tikus sebagai hewan beruntung yang pertama masuk dalam kalender.
Tapi sejak saat itu hubungan persahabatan kucing dan tikus berakhir. Maka tak heran bila kemudian turun-temurun kucing selalu mengejar-ngejar tikus untuk membalasdendam.
Dari 12 hewan yang ada dalam penanggalan itu, ternyata terbagi dalam dua kelompok. Kerbau, kuda, kambing, ayam jago, babi dan anjing adalah hewan-hewan yang dipelihara oleh manusia. Sedangkan tikus, macan, kelinci, naga, ular dan monyet, merupakan hewan-hewan yang dekat dengan kehidupan manusia.
Hewan-hewan itu juga dikategorikan berdasarkan yin dan yang. Pembagian itu berdasarkan jumlah ganjil atau genap dari cakar, tumit atau tanduk. Kemudian diurutkan berdasarkan yin dan yang.
Hewan-hewan tersebut tak hanya dipakai dalam penanggalan saja. Namun juga untuk menunjukan waktu yang dipakai oleh orang Tionghoa.
Berikut penunjukan waktu yang dipakai oleh orang Tionghoa:
Tikus: 11 malam – 1 pagi
Kerbau: 1 pagi – 3 pagi
Macan: 3 pagi – 5 pagi
Kelinci: 5 pagi – 7 pagi
Naga: 7 pagi – 9 pagi
Ular: 9 pagi – 11 siang
Kuda: 11 siang – 1 siang
Kambing: 1 siang -3 sore
Monyet: 3 sore – 5 sore
Ayam Jago: 5 sore – 7 malam
Anjing: 7 malam – 9 malam
Babi: 9 malam – 11 malam (psr)
Bagikan
Berita Terkait
Menelusuri Asal Usul Perayaan Cap Go Meh

Perayaan Imlek Jadi Simbol Akulturasi Berbagai Budaya di Jakarta

Fang Teh, Tradisinya Pagi Hari Pertama Tahun Baru Imlek Simbolkan Harapan Keberuntungan

Ekspresi Kebebasan Barongsai di Perayaan Imlek, Makin Eksis di Ruang Publik Sejak Dibebaskan Presiden Gus Dur

Arus Balik Long Weekand Padati Stasiun, 37.579 Penumpang Tiba di Jakarta

Prabowo Ucapkan Selamat Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili/2025, Imlek Bagian Rayakan Keberagaman

Makna Makan Menu Vegetarian di Perayaan Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili/2025 Masehi

Jadi Tradisi dalam Imlek, Ini 6 Ketentuan Pemberian Angpao

Kisah Legenda Tiongkok di Balik Warna Merah dalam Perayaan Imlek

Siu Mie, Hidangan Sedap saat Imlek sebagai Doa Umur Panjang
