Ingat Ya, Tidak Semua Radang Amandel Pada Anak Harus Dioperasi

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Jumat, 19 Januari 2024
Ingat Ya, Tidak Semua Radang Amandel Pada Anak Harus Dioperasi

Ilustrasi Amandel. (RSUP dr Sardjito)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Tonsilitis atau radang amandel merupakan masalah yang sering dijumpai pada anak-anak. Tonsilitis atau yang sering kita sebut radang amandel adalah peradangan pada tonsil palatina (amandel) yang sering disebakan oleh bakteri atau virus.

Data menunjukan, kasus tertinggi tonsilitis kronis terdapat pada usia anak usia 6-11 tahun (37,1 persen), diikuti anak usia 12-16 tahun (15,7 persen).

Baca Juga:

Manfaat Kolagen untuk Kesehatan Anak

Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan, Bedah Kepala dan Leher Arie Cahyono menegaskam, tidak semua kasus radang amandel atau tonsilitis memerlukan tindakan operasi.

“Pada kasus tonsilitis menjadi mutlak dilakukan operasi ketika tonsil membesar, sehingga menyebabkan kesulitan menelan pada pasien, mengganggu saat tidur, atau tumor,” kata dokter yang praktik di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo ini dalam sebuah diskusidaring, Kamis (18/1).

Selain itu, kondisi radang amandel yang juga memerlukan tindakan operasi, antara lain berlangsung kronis (gejala terus muncul selama lebih dari 2 minggu), obat simptomatik dan antibiotik tidak efektif dalam mengatasi radang amandel akibat infeksi bakteri, kambuh terus menerus, hingga timbul komplikasi yang sulit ditangani.

Ia menerangkan, untuk anak-anak, ada sejumlah pertimbangan saat melakukan operasi tonsilitis atau radang amandel. Misalnya, pada pasien anak-anak di bawah lima tahun daya tahan tubuhnya belum sebaik pasien anak-anak berusia 10 tahun ke atas, sehingga perlu dipastikan risiko kesehatan yang mungkin terjadi pada anak.

“Operasi ini hanya indikasi, tentu perlu dipertimbangkan risiko dan manfaatnya. Lihat juga kondisi umum pasien,” kata Arie.

Setelah operasi radang amandel, dokter akan memantau kondisi pasien selama kurang lebih enam jam di rumah sakit. Biasanya, pasien akan merasa nyeri saat menelan sesudah operasi dilakukan.

Arie menyarankan, agar pasien dapat beristirahat penuh selama 3-7 hari pasca operasi dan memakan makanan lunak untuk meminimalisir rasa nyeri. Hindari makanan panas, keras, dan pedas selama proses pemulihan diri pasca operasi.

“Belum ada penelitiannya, tapi rata-rata pasien anak pemulihannya lebih cepat kalau kita ukur dari perkembangan kesehatannya. Namun, untuk laki-laki dewasa muda, recovery-nya relatif lebih lama,” kata Arie.

Arie juga menjelaskan tindakan operasi radang amandel juga bisa terjadi terhadap pasien, sama seperti tindakan operasi penyakit lainnya. Namun, dokter akan membantu meminimalisir risiko tersebut dengan sejumlah persiapan agar operasi berjalan lancar.

Terkadang, lanjut ia, radang amandel juga disertai dengan pembesaran adenoid, yakni peradangan dan pembengkakan pada kelenjar di bagian belakang hidung (area nasofaring).

Oleh sebab itu, dokter akan melakukan prosedur adenoidektomi untuk mengangkat kelenjar adenoid agar pembengkakan adenoid tidak kambuh kembali.

“Operasi pada anak di bawah tujuh tahun seringkali disertai dengan pembesaran adenoid. Jadi, biasanya dilakukan adenoidektomi agar kemungkinan adenoid membesar kembali berkurang,” kata dia.

Arie menjelaskan. tonsil merupakan kelenjar yang terletak di rongga mulut untuk membentuk antibodi atau kekebalan. Karena letaknya ada di rongga mulut, maka (tonsil) rentan terkena infeksi.

Menurutnya, radang amandel dapat terjadi pada pasien semua umur, terlebih pada anak-anak. Radang amandel dapat terjadi akibat paparan virus, bakteri, atau daya tahan tubuh yang kurang baik.

Jika radang amandel disertai dengan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) karena virus, biasanya pengobatan akan dilakukan dengan pemberian obat simptomatik terlebih dulu. Obat simptomatik adalah jenis obat yang digunakan untuk mengatasi gejala umum pada suatu penyakit, seperti mual dan nyeri.

Dalam laman RSUP dr Sardjito diterangkan, tonsilitis dapat didiagnosis berdasarkan pemeriksaan fisik meliputi tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu tubuh, frekuensi nadi, frekuensi pernafasan), pemeriksaan rongga mulut, penilaian ukuran tonsil, pemeriksaan kelenjar getah bening dan pemeriksaan telinga dan gerakan leher.

Pemeriksaan penunjang yang diperlukan antara lain kultur bakteri, Rapid Antigen Detection Test (RADT), usap tenggorok antibodi streptococcus, dan pemeriksaan radiologi. (*)

Baca Juga:

Manfaat Timun untuk Kesehatan Anak, Bunda Harus Tahu

#Kesehatan #Anak
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Pemprov DKI Luncurkan Kanal Aduan Lengkap untuk Cegah Kekerasan Perempuan dan Anak
Pemprov DKI Jakarta menyediakan hotline 24 jam, call center 112, Pos SAPA, dan layanan PUSPA untuk memperkuat perlindungan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 27 November 2025
Pemprov DKI Luncurkan Kanal Aduan Lengkap untuk Cegah Kekerasan Perempuan dan Anak
Indonesia
Kecanduan dan Broken Home, Paket Kombo Anak Rawan Direkrut Jaringan Teroris
Densus 88 Anti Teror mengungkapkan fakta mengejutkan ada 110 anak yang diduga direkrut ke dalam jaringan teroris sepanjang 2025 lewat permainan game online.
Wisnu Cipto - Selasa, 25 November 2025
Kecanduan dan Broken Home, Paket Kombo Anak Rawan Direkrut Jaringan Teroris
Indonesia
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Pemkot segera mulai menyiapkan kebutuhan tenaga medis, mulai dari dokter hingga perawat.
Dwi Astarini - Senin, 24 November 2025
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Indonesia
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
emerintah memberikan kesempatan bagi peserta untuk mendapatkan penghapusan tunggakan iuran sehingga mereka bisa kembali aktif menikmati layanan kesehatan.
Dwi Astarini - Rabu, 19 November 2025
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Berita Foto
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Direktur Utama PT Prodia Widyahusada memotong tumpeng bersama Komisaris Utama PT Prodia Widyahusada, Andi Widjaja saat peresmian PCMC di Jakarta.
Didik Setiawan - Sabtu, 15 November 2025
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Indonesia
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Kemenkes menargetkan hingga akhir tahun ini bisa mengobati 900 ribu orang yang terkena Tb.
Dwi Astarini - Kamis, 13 November 2025
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Berita Foto
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
President Director Asuransi Astra, Maximiliaan Agatisianus memberikan pemaparan dalam peluncuran Express Discharge di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 12 November 2025
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Indonesia
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Pemerintah akan memutihkan tunggakan 23 juta peserta BPJS Kesehatan mulai akhir 2025.
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Indonesia
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Program penghapusan tunggakan iuran BPJS Kesehatan ini akan dimulai pada akhir 2025
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Lifestyle
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Selain mengonsumsi nutrisi seimbang, dokter juga mengingatkan pentingnya memastikan tubuh selalu terhidrasi secara cukup selama cuaca ekstrem
Angga Yudha Pratama - Selasa, 04 November 2025
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Bagikan