Indonesia Perlu Perkuat ASEAN dan Diplomasi Maritim di Tengah Rivalitas Indo-Pasifik

Soffi AmiraSoffi Amira - Selasa, 26 Agustus 2025
Indonesia Perlu Perkuat ASEAN dan Diplomasi Maritim di Tengah Rivalitas Indo-Pasifik

Forum Kajian Publik di Universitas Pertahanan RI. Foto: Dok. Tim Publikasi UNHAN

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Rivalitas Amerika Serikat, Tiongkok, dan India di kawasan Indo-Pasifik dinilai semakin memanas dan berpotensi mengganggu stabilitas kawasan.

Indonesia, dengan posisi strategis di jalur perdagangan dunia, dituntut memainkan peran aktif agar tidak terseret dalam pusaran kepentingan kekuatan besar.

Perbincangan tersebut terungkap dalam Forum Kajian Publik yang digelar Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) bersama Universitas Pertahanan RI (UNHAN), yang menyoroti dinamika geopolitik Indo-Pasifik yang semakin kompleks dan dampaknya terhadap stabilitas nasional.

Acara yang berlangsung di Jakarta ini, dibuka oleh Deputi Koordinator Pertahanan Negara dan Kesatuan Bangsa Kemenko Polhukam, Mayjen TNI Purwito Hadikusumo.

Baca juga:

Prabowo: Indonesia Harus Bisa Terima Pasien dari Kawasan Asia Tenggara dan Pasifik

Forum ini menghadirkan akademisi, pejabat kementerian, hingga perwakilan perguruan tinggi.

Menurut Purwito, Indonesia harus cermat membaca eskalasi konflik di Laut Cina Selatan serta hadirnya aliansi militer seperti AUKUS dan Five Power Defence Arrangements (FPDA).

“Ancaman bukan hanya militer, tapi juga non-tradisional seperti siber, disinformasi, dan penetrasi nilai asing. Polhukam wajib mencari solusi komprehensif agar gejolak tidak merusak stabilitas nasional,” ujarnya.

Pergeseran Pusat Kekuatan

Forum Kajian Publik di Universitas Pertahanan (UNHAN)
Forum Kajian Publik di Universitas Pertahanan (UNHAN). Foto: Dok. Tim Publikasi UNHAN

Dekan Fakultas Strategi Pertahanan Unhan RI, Mayjen TNI Octaheroe Ramsi menekankan, bahwa abad ke-21 ditandai dengan bergesernya pusat gravitasi geopolitik global ke kawasan Indo-Pasifik.

Persaingan Amerika Serikat dan Tiongkok, serta kebangkitan India, menciptakan konstelasi baru yang sarat kompetisi militer, ekonomi, hingga teknologi.

“Seperti yang dikemukakan John J. Mearsheimer, kekuatan besar selalu mencari peluang untuk mendominasi. Realitas ini kini nyata di Indo-Pasifik. Indonesia harus membaca motif dasar mereka agar bisa menjaga kepentingan nasional,” tegas Octaheroe.

Ia juga mengingatkan, bahwa posisi Indonesia yang berada di jantung jalur laut strategis menuntut kewaspadaan ekstra.

“Indonesia tidak boleh sekadar jadi penonton. Kita harus memanfaatkan posisi strategis ini untuk memperkuat peran sebagai penentu arah, bukan sekadar pengikut dalam percaturan geopolitik,” tambahnya.

Selain perang dagang dan perlombaan teknologi, forum juga menyoroti peran ASEAN sebagai penyeimbang. Namun, lemahnya konsensus internal membuat ASEAN kerap dinilai kurang sigap menghadapi tekanan kekuatan eksternal.

Baca juga:

[HOAKS atau FAKTA]: ASEAN Ramal Indonesia Bubar Tahun 2030

Tiga Rekomendasi Utama untuk Indonesia

Forum Kajian Publik soroti dinamika geopolitik Indo-Pasifik
Forum Kajian Publik soroti dinamika geopolitik Indo-Pasifik. Foto: Dok. Tim Publikasi UNHAN

Octaheroe mengajukan tiga langkah utama yang dinilai penting agar Indonesia mampu menjaga stabilitas dan ruang gerak strategis di tengah rivalitas kekuatan besar di Indo-Pasifik:

1. Menguatkan Sentralitas ASEAN

Indonesia harus aktif memastikan ASEAN tetap menjadi arsitek utama tatanan regional. Bukan hanya hadir dalam forum, tetapi juga memimpin inisiatif mediasi konflik, membangun konsensus, serta merumuskan norma keamanan dan ekonomi kawasan.

2. Memperkuat Diplomasi Maritim Berbasis Aturan

Indonesia perlu konsisten mendorong tata kelola maritim sesuai UNCLOS, termasuk mempercepat implementasi Code of Conduct (COC) di Laut Cina Selatan.

Diplomasi ini penting untuk melindungi kepentingan nasional sekaligus menjaga stabilitas perairan regional.

3. Diversifikasi Kemitraan Ekonomi dan Keamanan

Indonesia disarankan memperluas kolaborasi dengan berbagai negara dan blok kekuatan, baik dalam perdagangan, infrastruktur, maupun pertahanan.

Prinsip “seribu kawan, terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak” harus diwujudkan dalam kebijakan luar negeri yang pragmatis dan adaptif.

Baca juga:

Mendag RI Bujuk Arab Saudi untuk Tingkatkan Kerja Sama Perdagangan

Menjaga Ruang Gerak Strategis

Ketiga rekomendasi itu dinilai menjadi kunci bagi Indonesia agar tetap mandiri, tidak terjebak dalam rivalitas kekuatan besar, dan mampu menjaga ruang gerak strategis di tengah dinamika global.

“Indonesia adalah negara maritim terbesar di Asia Tenggara, dengan posisi strategis di jalur perdagangan dunia. Jika mampu memainkan peran aktif di ASEAN, diplomasi maritim, dan diversifikasi mitra, maka Indonesia bisa menjadi jangkar stabilitas sekaligus pusat gravitasi baru di Indo-Pasifik,” tutup Octaheroe. (*)

#Universitas Pertahanan #Perang Dagang #ASEAN
Bagikan
Ditulis Oleh

Soffi Amira

Berita Terkait

Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Utang Makin Banyak, ASEAN Sebut Indonesia Bangkrut pada 2030
Indonesia dikabarkan bakal bangkrut pada 2030, karena utang yang semakin menumpuk. Apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Selasa, 09 September 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Utang Makin Banyak, ASEAN Sebut Indonesia Bangkrut pada 2030
Lifestyle
Bela Negara Run 2025 Sukses Digelar, Menyatukan Olahraga dan Patriotisme
Bela Negara Run 2025 sukses digelar. Acara ini menjadi ajang reuni alumni Universitas Pertahanan (Unhan RI).
Soffi Amira - Minggu, 07 September 2025
Bela Negara Run 2025 Sukses Digelar, Menyatukan Olahraga dan Patriotisme
Indonesia
Indonesia Perlu Perkuat ASEAN dan Diplomasi Maritim di Tengah Rivalitas Indo-Pasifik
Indonesia perlu memperkuat ASEAN dan diplomasi maritim di tengah rivalitas Indo-Pasifik. Hal itu dibahas dalam Forum Kajian Publik yang digelar Kementerian Polhukam bersama Universitas Pertahanan RI.
Soffi Amira - Selasa, 26 Agustus 2025
Indonesia Perlu Perkuat ASEAN dan Diplomasi Maritim di Tengah Rivalitas Indo-Pasifik
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: ASEAN Ramal Indonesia Bubar Tahun 2030
ASEAN INGATKAN RI BISA RUNTUH 2023 AKIBAT UTANG MEMBENGKAK NASIB BISA SERUPA SRI LANKA!
Wisnu Cipto - Selasa, 12 Agustus 2025
[HOAKS atau FAKTA]: ASEAN Ramal Indonesia Bubar Tahun 2030
Indonesia
Gubernur Pramono Kunker 3 Hari ke Malaysia, Jadi Pembicara Acara ASEAN
Pramono dijadwalkan menjadi pembicara di acara ASEAN Sustainable Urbanization Forum (ASUF), the Meeting of Governors and Mayors of ASEAN Capitals (MGMAC), dan ASEAN Governors and Mayors Forum (AGMF).
Wisnu Cipto - Senin, 11 Agustus 2025
Gubernur Pramono Kunker 3 Hari ke Malaysia, Jadi Pembicara Acara ASEAN
Dunia
Thailand-Kamboja Teken Gencatan Senjata, Semua Tahanan dan Prajurit Gugur Dipulangkan
Kesepakatan gencatan senjata itu diteken di hadapan pengamat tingkat tinggi dari Malaysia, AS, dan China.
Wisnu Cipto - Jumat, 08 Agustus 2025
Thailand-Kamboja Teken Gencatan Senjata, Semua Tahanan dan Prajurit Gugur Dipulangkan
Dunia
Darurat Militer Dicabut, Junta Larang Partai Aung San Suu Kyi Ikut Pemilu Myanmar
Aung San Suu Kyi masih berstatus sebagai tahanan politik hingga saat ini
Wisnu Cipto - Kamis, 31 Juli 2025
Darurat Militer Dicabut, Junta Larang Partai Aung San Suu Kyi Ikut Pemilu Myanmar
Indonesia
DPR: Indonesia-Malaysia Kunci Stabilitas ASEAN dan Internasional
Kedua negara sebagai jangkar stabilitas di kawasan ASEAN dan dunia internasional.
Wisnu Cipto - Rabu, 30 Juli 2025
DPR: Indonesia-Malaysia Kunci Stabilitas ASEAN dan Internasional
Indonesia
Anak Pekerja Migran Indonesia di Perbatasan Bakal Dapat Bantuan Pendidikan dari Malaysia
Sekolah alternatif itu bisa dimanfaatkan untuk anak-anak dari pekerja migran Indonesia.
Wisnu Cipto - Selasa, 29 Juli 2025
Anak Pekerja Migran Indonesia di Perbatasan Bakal Dapat Bantuan Pendidikan dari Malaysia
Dunia
Prabowo Tegaskan Indonesia Siap Turun Tangan Cari Solusi Damai Konflik Thailand-Kamboja
Prabowo menekankan negara-negara ASEAN akan turut membantu penyelesaian damai terhadap konflik antar negara yang belakangan ini terjadi dengan negosiasi dan musyawarah.
Wisnu Cipto - Selasa, 29 Juli 2025
Prabowo Tegaskan Indonesia Siap Turun Tangan Cari Solusi Damai Konflik Thailand-Kamboja
Bagikan