Indonesia Harus Dapat Persetujuan dari Aliansi Negara Islam Sebelum Evakuasi Ribuan Warga Gaza Palestina ke Pulau Galang


Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid. (Dok. Media PKS)
MerahPutih.com - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) meminta pemerintah berhati-hati terkait rencana menggunakan Pulau Galang, Kepulauan Riau untuk merawat warga Gaza, Palestina yang menjadi korban perang.
HNW menyebutkan rencana Indonesia untuk menampung warga Gaza harus disetujui Palestina hingga Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
"Apakah semua pihak sudah setuju dengan opsi tersebut? Ini yang perlu untuk diminta klarifikasi,” kata HNW kepada wartawan di Jakarta, Jumat (8/8).
Dia juga menekankan harus ada persetujuan dari Palestina juga terkait rencana penampungan di Pulau Galang.
"Sebaiknya pertama adalah memastikan tentang persetujuan dari seluruh pihak di Palestina dan nomor dua adalah kesiapan di Indonesia,” ungkap HNW.
Baca juga:
10 Ribu Ton Beras Bantuan Bagi Rakyat Gaza Akan Dikirim Lewat Pelabuhan Aqaba di Yordania.
Dia menilai, rencana ini harus mendapatkan persetujuan dari semua pihak.
“Kalau memang semuanya pihak setuju, berarti pihak Palestina setuju, kemudian para pejuang Palestina setuju, negara-negara OKI setuju, negara-negara Arab setuju," kata HNW.
HNW juga ingin memastikan wilayah Gaza, West Bank atau Tepi Barat dan Masjidil Aqsa tetap masuk ke wilayah Palestina merdeka.
"Memang memastikan bahwa Gaza, West Bank, dan Masjidil Aqsa sebagai kawasan-kawasan yang memang nanti akan menjadi kawasan Palestina merdeka," ujar politikus PKS ini.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Kabinet di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (6/8), menginstruksikan untuk menyiapkan bantuan pengobatan bagi sekitar 2 ribu warga Gaza yang terluka akibat konflik.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO), Hasan Nasbi, menjelaskan bahwa Pulau Galang di Batam dipilih karena memiliki fasilitas rumah sakit dan infrastruktur pendukung lainnya yang memadai.
Menurutnya, bantuan tersebut bukan dalam bentuk evakuasi melainkan murni bantuan kemanusiaan berupa layanan pengobatan.
Setelah proses pengobatan selesai, para korban akan kembali ke Gaza. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Presiden Prabowo Bawa Isu Palestina Saat Bertemu Perdana Menteri Kanada

PBB Resmikan Negara Palestina secara De Facto

Sejarah Tercipta, Bendera Kedutaan Besar Palestina Pertama Kali Berkibar di London

Prabowo dan Pimpinan Negara Arab Minta Donald Trump Pimpin Penyelesaian Konflik Gaza

Tank Israel Tewaskan 36 Warga Gaza Ketika Dunia Fokus ke Sidang Umum PBB

Prabowo Tegaskan Dua Keturunan Abraham Harus Hidup Harmonis, Wujudkan Perdamaian dan Keadilan untuk Semua Umat Manusia

Trump Sebut Pengakuan Negara Palestina Sebagai 'Hadiah Terlalu Besar' Bagi Hamas

Pengakuan Bersyarat Indonesia Jika Akan Akui Negara Israel

Dubes Aljazair di PBB Minta Maaf ke Warga Palestina soal Genosida Israel

Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Nyatakan Siap Kirim Pasukan Perdamaian ke Palestina
