Indonesia Diminta Waspada terkait Ancaman Resesi Ekonomi dalam Waktu Dekat

Zulfikar SyZulfikar Sy - Jumat, 04 Oktober 2019
Indonesia Diminta Waspada terkait Ancaman Resesi Ekonomi dalam Waktu Dekat

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. (ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Indonesia diminta untuk melakukan antisipasi terhadap ancaman resesi ekonomi di tengah kondisi politik dalam negeri yang dinilai belum stabil.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Pingkan Audrine Kosijungan mengatakan, langkah preventif yang dilakukan pemerintah sangat diperlukan untuk melindungi perekonomian nasional dari gejolak ekonomi global.

Baca Juga:

Akibat Karhutla, Kerugian Ekonomi Indonesia Capai Rp 220 Triliun

"Kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih tergolong cukup realistis dengan target pertumbuhan ekonomi mencapai 5,3 persen di tengah kondisi riil saat ini yang masih bertengger pada level 5,08 persen. Walaupun demikian, pemerintah tetap perlu terus mewaspadai ancaman resesi global yang mungkin terjadi pada tahun depan," katanya dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (3/10), seperti dikutip Antara.

  Ilustrasi: Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, yang menjadi indikator geliat ekonomi, terutama ekspor-impor Indonesia (ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI)
Harga saham di Australian Securities Exchange (ASX) di Sydney, Australia. (Foto: ANTARA/REUTERS/David Gray/am)


Pingkan mengungkapkan setidaknya ada dua faktor utama yang perlu diantisipasi oleh pemerintah dalam menyikapi gejolak ekonomi global yang berada di ambang resesi ini.

Pertama adalah faktor internal yang mencakup stabilitas kondisi sosial-politik yang berdampak pada pertumbuhan investasi. Hal itu dilihat dari dinamika sosial-politik dalam negeri dalam beberapa minggu belakangan ini yang ditandai dengan masih adanya gelombang demonstrasi menuntut parlemen meninjau kembali beberapa RUU yang dinilai mengandung pasal-pasal kontroversial dan merugikan masyarakat.

Masyarakat dari berbagai lapisan turun ke jalan menyuarakan aspirasi mereka. Sayangnya, beberapa di antara demonstrasi tersebut berujung ricuh dan mendorong sentimen negatif dalam pasar sehingga membuat investor mengambil langkah wait and see.

Baca Juga:

MAKI Klaim Revisi UU KPK Demi Dorong Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

"Faktor berikutnya adalah faktor eksternal yang mencakup kondisi perekonomian dari negara-negara mitra dagang maupun para penanam modal asing. Hal ini tentu mengancam iklim investasi di Indonesia. Pemerintah harus waspada karena resesi ekonomi dapat menyebar dengan cepat," tambah Pingkan.

Ia menuturkan memasuki kuartal terakhir tahun 2019, perekonomian global masih kian melesu. Lembaga keuangan internasional seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF) hingga Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) pun kerap mengoreksi pertumbuhan ekonomi global sejak dua kuartal belakangan.

Seiringan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut, Pingkan menyebut kemungkinan akan adanya resesi global dalam waktu dekat kembali menjadi sorotan.

 Dari kiri, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, Wakil Perdana Menteri Liu He dari China dan perwakilan perdagangan AS Robert E. Lighthizer, di Beijing awal Mei lalu. (Foto: ANTARA/Andy Wong)
Dari kiri, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, Wakil Perdana Menteri Liu He dari China dan perwakilan perdagangan AS Robert E. Lighthizer, di Beijing awal Mei lalu. (Foto: ANTARA/Andy Wong)


Setidaknya tiga negara besar seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman, menjadi sangat rentan terhadap kemungkinan resesi dalam waktu dekat. Pasalnya, perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok yang sudah bergulir lebih dari satu tahun lamanya belum memperlihatkan tanda-tanda akan berakhir.

Di sisi yang lain, perekonomian di benua biru juga tidak jauh dari kemungkinan resesi yang menghantui akibat dari adanya tensi geopolitik antara Inggris dengan Uni Eropa menjelang keputusan final Brexit yang akan ditetapkan pada 31 Oktober mendatang. (*)

Baca Juga:

Sri Mulyani Prediksi Kebakaran Kilang Minyak Arab Saudi Pengaruhi Ekonomi Global

#Pertumbuhan Ekonomi Indonesia #Pelambatan Ekonomi
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Indonesia
Investasi Bangunan Landai, Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2025 Turun 0,1%
BI merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025
Wisnu Cipto - Rabu, 21 Mei 2025
Investasi Bangunan Landai, Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2025 Turun 0,1%
Indonesia
Bank Permata: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2025 Melambat Bergerak 4,5 Hingga 5,0 Persen
Permata Institute for Economic Research (PIER) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 14 Mei 2025
Bank Permata: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2025 Melambat Bergerak 4,5 Hingga 5,0 Persen
Indonesia
Komisi XI DPR: Pertumbuhan Melambat, Pemerintah Harus Segera Koreksi Arah
Mesin utama pertumbuhan, yakni konsumsi rumah tangga, investasi, dan belanja pemerintah, mengalami perlambatan bersamaan
Angga Yudha Pratama - Selasa, 06 Mei 2025
Komisi XI DPR: Pertumbuhan Melambat, Pemerintah Harus Segera Koreksi Arah
Berita Foto
Bank Indonesia Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2025 Capai Target
Suasana kesibukan kota Jakarta saat malam hari di Kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (10/3/2025).
Didik Setiawan - Senin, 10 Maret 2025
Bank Indonesia Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2025 Capai Target
Indonesia
Pakar Nilai Indonsia Punya Prasyarat untuk Capai Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen
Apabila pertumbuhan ekonomi bisa dipacu di atas enam persen, pengangguran dan kemiskinan akan dapat ditekan lebih rendah
Angga Yudha Pratama - Kamis, 23 Mei 2024
Pakar Nilai Indonsia Punya Prasyarat untuk Capai Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen
Indonesia
Jokowi Pamer Ekonomi RI Tumbuh Di Atas 5 Persen Selama 7 Kuartal Beruntun
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melesat ketimbang negara lain kembali dipamerkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Mula Akmal - Rabu, 09 Agustus 2023
Jokowi Pamer Ekonomi RI Tumbuh Di Atas 5 Persen Selama 7 Kuartal Beruntun
Indonesia
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Ke-2 di Antara Negara-Negara G20
Pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk yang tertinggi ke-2 di antara negara-negara G20.
Zulfikar Sy - Kamis, 27 Juli 2023
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Ke-2 di Antara Negara-Negara G20
Indonesia
Industri Otomotif Indonesia Tumbuh 10,95 Persen pada 2022
Industri alat angkutan atau otomotif telah mencatatkan diri sebagai salah satu industri yang mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.
Zulfikar Sy - Sabtu, 11 Maret 2023
Industri Otomotif Indonesia Tumbuh 10,95 Persen pada 2022
Indonesia
Gubernur BI: Pertumbuhan Ekonomi India Berdampak Positif terhadap Indonesia
Saat ini India menjadi negara dengan perkembangan ekonomi tinggi.
Zulfikar Sy - Sabtu, 04 Maret 2023
Gubernur BI: Pertumbuhan Ekonomi India Berdampak Positif terhadap Indonesia
Bagikan