Indonesia Butuh Rp 3.779 Triliun Atasi Dampak Perubahan Iklim


Solar Panel. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Kebutuhan Indonesia untuk mengatasi perubahan iklim atau mengurangi CO2 sampai dengan tahun 2030 diperkirakan meningkat dari Rp 3.461 triliun menjadi Rp 3.779 triliun.
"Angka yang luar biasa tinggi dan itu biaya untuk Indonesia saja," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu (4/8).
Ia menyebutkan dibutuhkan investasi senilai USD 365 miliar, dengan peran pemerintah sebesar 26 persen.
Baca Juga:
Perubahan Iklim Berujung Hilangnya Greenland
"Sebuah angka yang luar biasa besar, namun kalau kita mau menurunkan karbondioksida lebih tinggi lagi hingga mencapai 41 persen maka kebutuhan investasinya mencapai 479 miliar dolar AS," ucap Sri Mulyani.
Sri menilai diperlukan desain kebijakan dan kerangka kerja yang melibatkan kerja sama antara pemerintah, swasta, hingga global agar bisa memenuhi kebutuhan biaya dalam mengatasi perubahan iklim tersebut.
Dari sisi pemerintah, berbagai solusi hingga kebijakan terus dipikirkan saat ini, salah satunya seperti rencana penerapan carbon pricing, carbon market, dan carbon tax yang sedang digodok di Tanah Air.
Ia menjelaskan, dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) juga sudah terdapat skema budget taging selama ini, yang bertujuan untuk transparansi dan pemapanan anggaran perubahan iklim.
"Selain itu, telah dilakukan diversifikasi instrumen pembiayaan Indonesia untuk perubahan iklim, hal tersebut merupakan salah satu prestasi yang Indonesia miliki dan menjadi perhatian dunia," katanya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan optimis Indonesia akan bisa mencapai target net zero emission (netral karbon/bebas emisi karbon) pada 2060 dengan terus mendorong kebijakan yang ramah lingkungan.
Dalam forum diskusi Indonesia Green Summit 2021 dengan topik Green National Policy-Menuju Indonesia Net Zero Emission 2060, Jumat, Luhut mengatakan Indonesia akan menyeimbangkan antara konservasi dan pemanfaatan yang berkelanjutan atas kekayaan alam dan lingkungan agar dapat berkontribusi pada upaya penanganan dampak perubahan iklim demi generasi masa depan Indonesia dan dunia.
"Saya sangat optimis Indonesia dapat mencapai target bebas karbon karena dua hal. Yang pertama, kemajuan teknologi yang terus akan berkembang. Yang kedua, dukungan finansial yang bagus karena ekonomi Indonesia akan jauh lebih baik dari sekarang," katanya
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden mengatakan, bila perubahan iklim yang ekstrem terjadi di dunia ini, maka salah satu wilayah Jakarta akan terancam tenggelam dalam 10 tahun ke depan. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Pujian Presiden Prabowo ke Tim Ekonomi dan Menlu Sugiono di Sidang Kabinet, Senang Dengan Capaian Ekonomi

Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen

Survei C3S: Juni 2025 Bulan Terpanas Ketiga dalam Sejarah

Tak Ada Musik di Planet Mati: 15 Musisi Satukan Suara untuk Iklim

Politikus Demokrat Minta Presiden Prabowo Contoh Program SBY Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Razia Uji Emisi Jakarta Timur, Kendaraan Melanggar Terancam Denda Maksimal Rp 50 Juta

GMNI Desak Pemerintah Kurangi Instabilitas Politik, Fokus ke Perbaikan Ekonomi dan Kurangi Pengangguran

Sekjen Gerindra Sebut Megawati Ajarkan Prabowo soal Pemulihan Ekonomi
