Indonesia Bayar Rp 475 Miliar Tiap Tahun Beli Data Citra Satelit


Ilustrasi peluncuran satelit. Foto: Unsplash/SpaceX
MerahPutih.com - Badan Riset Inovasi Nasional akan segera memulai proyek konstelasi satelit agar Indonesia tidak lagi membeli data citra melainkan memproduksi sendiri.
"Dengan data citra yang setiap tahun, kita beli itu sebenarnya sudah bisa dibuat bisnisnya, itu yang akan kami coba secepat mungkin," Kepala BRIN Laksana Tri Handoko.
Ia mengungkapkan Indonesia dapat menghabiskan Rp 475 miliar setiap tahun untuk membeli data citra satelit dari provider eksternal untuk keperluan iklim, perikanan, perkebunan hingga hukum dan keamanan.
Indonesia membutuhkan minimal enam satelit penginderaan jauh kombinasi berupa satelit optik dan satelit berbasis radar. Enam satelit sangat cukup untuk langkah awal bagi Indonesia mewujud ketahanan data nasional.
"Lebih baik Rp 475 miliar untuk investasi. Bangun enam satelit saja kita sudah bisa jualan data ke negara lain, satelit berputar (mengorbit bumi), jadi tidak hanya buat kita," ujarnya di Jakarta.
Handoko menuturkan, bila Indonesia membeli data dari provider luar, maka tidak bisa mendapatkan data yang berada di luar area Indonesia.
"Hal itu menyulitkan Indonesia untuk melihat aliran plankton guna memprediksi keberadaan ikan-ikan di lautan," katanya.
Ia mencontohkan bila plankton dari laut arah Australia dan Indonesia belum mendapat data citra pergerakan plankton tersebut, lalu tiba-tiba plankton muncul (di Indonesia) sudah terlambat.
"Kalau punya (satelit) sendiri, bisa mengamati sejak awal, sehingga kita bisa memprediksi besok atau lusa plankton akan ke sini, nelayan menangkap di situ saja. Jadi, banyak kelemahan juga kalau hanya beli selain lebih mahal," ungkapnya di Jakarta, Rabu (5/6). (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
BRIN Lakukan Ekspedisi Maritim Pelajari Tsunami Akibat Tumbukan Lempeng Australia–Jawa, Ajak Peneliti China

Tinggalkan Kesibukanmu! Fenomena Langka yang Cuma Terjadi Setahun Sekali Akan Menghiasi Langit Indonesia Malam Ini!

Tsunami Besar di Selatan Jawa Berpotensi Terulang, Tunggu 200 Tahun Kedepan

BRIN Dinilai Lamban Respons Isu Strategis, DPR Dorong Fokus Riset Pertanian dan Kesehatan

Biak Papua Memang Ditawarkan Jadi Tempat Peluncuran Satelit Asing, Bukan untuk Pangkalan Militer

Revolusi Pertahanan! BRIN Gebrak Industri dengan Kecerdasan Buatan untuk Tingkatkan Keamanan Nasional

Kim Jong Un Bikin Kapal Perang Terbesar Korea Utara: Simak 5 Faktanya

Bertemu Pangeran Khaled, Megawati Bahas Palestina hingga Kenalkan BRIN

BRIN Hapus Semua Fasilitas Bagi Pimpinan Untuk Efisiensi, Gaji ke-13 dan ke-14 Diharapkan Tetap Dianggarkan

BRIN Identifikasi 98 Taksa Baru Flora, Fauna, dan Mikroorganisme Sepanjang 2024
