Indonesia akan Punya Observatorium Astronomi berteknologi Canggih, Lokasinya di NTT


Observatorium Bosscha. (Foto: Observatorium Bosscha)
MERAHPUTIH.COM - GUNUNG Timau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), dipilih sebagai lokasi pengembangan observatorium astronomi berteknologi canggih. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut pengembangan fasilitas riset ini bertujuan mendukung ekosistem penelitian antariksa yang lebih maju, khususnya dalam pengamatan fenomena luar angkasa.
"Wilayah NTT dipilih berdasarkan kajian panjang komunitas astronomi karena memiliki kondisi ideal untuk pengamatan. Sebanyak 66 persen malam di sana mendukung pengamatan selama 8 jam per malam sepanjang tahun," kata Kepala Pusat Riset Antariksa BRIN Emanuel Sungging Mumpuni melalui keterangan yang dilansir ANTARA, Rabu (27/11).??
Observatorium ini akan dilengkapi teleskop modern berukuran cermin 3,8 meter, yang menggunakan teknologi cermin segmentasi seperti pada James Webb Space Telescope. Teleskop itu, jelas Sungging, dirancang untuk mempelajari fenomena transien di luar angkasa, yaitu peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam domain waktu seperti supernova dan asteroid melintas. Teknologi ini dikembangkan melalui kolaborasi dengan Kyoto University di Jepang.??
"Ini merupakan salah satu inovasi besar yang melibatkan banyak teknologi kompleks, mulai dari sistem elektronik hingga kontrol presisi. Kami juga bekerja sama dengan pusat riset mekatronika cerdas untuk memastikan teleskop ini bisa beroperasi optimal dan menjadi platform riset bagi generasi berikutnya," ujarnya.
Baca juga:
Polusi Cahaya Kota Bandung Lumpuhkan Pengamatan Bintang Observatorium Bosscha
Sungging mengatakan observatorium ini dirancang untuk mendukung berbagai tema riset astrofisika, seperti astrometri, fotometri, dan time domain astrophysics. Fasilitas ini juga diproyeksikan untuk mendukung penelitian terkait dengan pertahanan negara, terutama dalam menjaga aset antariksa.
Di lain sisi, penelitian ini dapat memberikan manfaat keekonomian, seperti dalam pengembangan teknologi satelit dan mitigasi risiko bencana geomagnetik. Selain itu, BRIN juga membuka peluang kolaborasi dengan perguruan tinggi dan lembaga penelitian lain, baik di dalam maupun luar negeri, sebagai katalis yang diharapkan mampu menarik kolaborasi yang lebih luas di bidang astronomi dan antariksa.
??"Kami berkomitmen untuk menjadikan riset ini tidak hanya menghasilkan inovasi, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan negara," tutup Sungging.(*)
Baca juga:
Observatorium Bosscha ITB Terlibat dalam Pengamatan Hilal Awal Ramadan
Bagikan
Berita Terkait
Peneliti BRIN Siti Zuhro Bicara Optimalisasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah

BRIN Lakukan Ekspedisi Maritim Pelajari Tsunami Akibat Tumbukan Lempeng Australia–Jawa, Ajak Peneliti China

Tinggalkan Kesibukanmu! Fenomena Langka yang Cuma Terjadi Setahun Sekali Akan Menghiasi Langit Indonesia Malam Ini!

Gubernur NTT Janji Kawal Keluarga Prada Lucky Tuntut Keadilan Sampai ke Pusat

Legislator PKB Tegaskan Usut Tuntas Kematian Prada Lucky, Hukum Berat Pelaku

Tsunami Besar di Selatan Jawa Berpotensi Terulang, Tunggu 200 Tahun Kedepan

Lewotobi Laki-Laki Erupsi lagi, Bandara El tari Batalkan 4 Rute Penerbangan

Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, Puluhan Penerbangan ke Bali Dibatalkan dan Sektor Pariwisata Terdampak

Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi, Polda NTT Tutup Akses Jalan Maumere-Larantuka

Aktivitas Vulkanik Meningkat, Status Gunung Lewotobi Laki-Laki di NTT Naik ke Level Awas
