Indonesia Ada Karena Keberagaman, Anak Gus Dur: Kalau Tidak Ada, Tidak Perlu Ada Indonesia

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Senin, 28 Desember 2020
Indonesia Ada Karena Keberagaman, Anak Gus Dur: Kalau Tidak Ada, Tidak Perlu Ada Indonesia

Koordinator Jaringan Gusdurian Alissa Wahid (Foto: antaranews)

Ukuran:
14
Audio:

Merahputih.com - Putri sulung mantan Presiden Indonesia Abdurrahman Wahid, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahida atau Alissa Wahid mengatakan semasa hidup Gus Dur pernah mengatakan bahwa Indonesia ada karena keberagaman.

"Kalau tidak ada keberagaman, tidak perlu ada Indonesia," ujar Alissa saat diskusi lintas agama 'Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam kebinekaan' sebagaimana dikutip Antara, Minggu (27/12).

Baca Juga:

Hari Natal, Rutan KPK Berlakukan Kunjungan Daring

Hal itu dituliskan oleh Gus Dur dalam sebuah buku tentang pasangan Konghucu yang sedang memperjuangkan hak sipilnya.

Ia mengatakan apabila para pendiri bangsa pada saat itu tidak mampu mempersatukan diri, maka tidak akan pernah ada Indonesia.

Oleh karena itu, hingga kini tidak ada satu pun kelompok atau suku tertentu di Tanah Air yang bisa mengklaim bahasa daerah mereka merupakan bahasa asli Indonesia.

Alissa Wahid sebut Indonesia darurat toleransi
Putri sulung mantan Presiden Indonesia Abdurrahman Wahid, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahida atau Alissa Wahid (Foto: antaranews)

Pada kesempatan itu, Koordinator Nasional Jaringan GusDurian tersebut mengatakan jika berbicara masalah bangsa, masyarakat Indonesia agak aneh dan cenderung memaksa.

Bangsa Indonesia, ujarnya, memiliki beragam ras. Misalnya ras Melayu atau ras Melanesia khususnya di Indonesia bagian timur. "Jadi Indonesia adalah sebuah gagasan yang mempertemukan kebinekaan," kata Alissa.

Yang terjadi saat ini ialah masih ditemukannya mayoritarianisme atau merasa kelompok mayoritas di suatu daerah. "Ada perasaan saat kelompok mayoritas di tanah ini, kelompok saya yang paling berhak menentukan segala-galanya," tandas dia.

Baca Juga:

Perayaan Malam Natal di Katedral Jakarta Berjalan Kondusif, Umat Patuhi Protokol Kesehatan

Untuk itu, peran Polri dan TNI dibutuhkan dalam memecahkan masalah tersebut dan tentunya bertumpu pada hak konstitusi warga negara.

Sebab, Indonesia tidak dibangun atas dasar teori konflik. Artinya, kelompok mayoritas bisa menang di atas kelompok minoritas. "Indonesia dibangun atas kesepakatan bersama," katanya. (*)

#Alissa Wahid #Toleransi
Bagikan

Berita Terkait

Tradisi
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem
Tradisi sebaran apem Yaa Qowiyyu merupakan peninggalan leluhur yang perlu dilestarikan.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 09 Agustus 2025
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem
Indonesia
Wujud Toleransi, Gereja Santa Theresia Sumbangkan Sapi Kurban ke Umat Islam Tanah Abang
Rumah Singgah Hurin in Study Center biasanya menjadi tempat anak-anak Tanah Abang dan sekitarnya untuk belajar mengaji
Wisnu Cipto - Jumat, 06 Juni 2025
Wujud Toleransi, Gereja Santa Theresia Sumbangkan Sapi Kurban ke Umat Islam Tanah Abang
Indonesia
Terlempar dari Daftar 10 Besar Kota Toleransi, Walkot Solo: Kami Sedang Menyusun Perda
Pemkot Solo akan membuat program supaya Solo masuk lima besar kota paling toleransi di Indonesia.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 30 Mei 2025
Terlempar dari Daftar 10 Besar Kota Toleransi, Walkot Solo: Kami Sedang Menyusun Perda
Indonesia
Kirab Waisak Solo Cermin Toleransi Umat Beragama Kota Bengawan
Kirab bertajuk "Kebijaksanaan Dasar Keluhuran Bangsa” itu menjadi cermin simbol kerukunan dan toleransi umat beragama di Kota Bengawan.
Wisnu Cipto - Senin, 12 Mei 2025
Kirab Waisak Solo Cermin Toleransi Umat Beragama Kota Bengawan
Indonesia
Polarisasi Agama bisa Memecah Belah Masyarakat, Spiritualitas Universal Layak Jadi Kurikulum di Kampus
Dapat menumbuhkan generasi yang bukan hanya pintar secara akademik.
Dwi Astarini - Selasa, 15 April 2025
Polarisasi Agama bisa Memecah Belah Masyarakat, Spiritualitas Universal Layak Jadi Kurikulum di Kampus
Indonesia
Momen Toleransi: Ucapkan Selamat Lebaran, Kardinal Suharyo Peluk Erat Menteri Agama
Pertemuan itu menjadi momen silaturahmi kedua sahabat.
Wisnu Cipto - Selasa, 01 April 2025
Momen Toleransi: Ucapkan Selamat Lebaran, Kardinal Suharyo Peluk Erat Menteri Agama
Indonesia
Aliansi Masyarakat Solo Cinta Damai Tolak Ormas Intoleran di Kota Solo
Dwi Astarini - Minggu, 16 Februari 2025
Aliansi Masyarakat Solo Cinta Damai Tolak Ormas Intoleran di Kota Solo
Indonesia
SMA di Cianjur Gelar Tes Kehamilan, PBNU: Itu Sesuatu yang Sangat Privat
Alissa mengatakan dengan adanya tes kehamilan itu menunjukkan bahwa pihak sekolah tidak percaya sama sekali kepada murid-muridnya
Angga Yudha Pratama - Jumat, 24 Januari 2025
SMA di Cianjur Gelar Tes Kehamilan, PBNU: Itu Sesuatu yang Sangat Privat
Indonesia
Menlu: Indonesia Beri Contoh Baik Dalam Dialog Antarumat Beragama ke Dunia
Indonesia akan terus memperjuangkan penguatan toleransi karena ketiadaan toleransi akan menimbulkan polarisasi sosial yang dapat memicu ketegangan dan konflik terbuka.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 10 Juli 2024
Menlu: Indonesia Beri Contoh Baik Dalam Dialog Antarumat Beragama ke Dunia
Berita
Disinggung soal Toleransi, Anies ‘Pamer’ IMB Gereja yang Mandek Puluhan Tahun
Capres nomor urut 1, Anies Baswedan, menjunjung tinggi toleransi dan perbedaan antar umat beragama.
Soffi Amira - Kamis, 25 Januari 2024
Disinggung soal Toleransi, Anies ‘Pamer’ IMB Gereja yang Mandek Puluhan Tahun
Bagikan