Impor Minyak Mentah dan Hasil Minyak Turun, Tapi Non Migas Melonjak


Pelabuhan. (Foto: MP)
MerahPutih.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia mencapai USD 18,86 miliar pada Februari 2025, naik 5,18 persen dibandingkan Januari 2025.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan impor nonmigas Februari 2025 senilai USD 15,99 miliar, naik 3,52 persen dibandingkan Januari 2025 dan naik 3,47 persen dibandingkan Februari 2024.
Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya impor migas USD 384,7 juta. Peningkatan impor migas disebabkan oleh bertambahnya impor minyak mentah USD 272,5 juta dan hasil minyak USD 112,2 juta.
BPS memaparkan, dari sepuluh golongan barang utama non migas Februari 2025, golongan logam mulia dan perhiasan/permata mengalami peningkatan tertinggi senilai USD 0,33 miliar (110,26 persen) dibandingkan Januari 2025.
Baca juga:
Trump Ancam Tambah Tarif Impor, Kanada dan Eropa 'Teriak'
Sementara golongan mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya mengalami penurunan terbesar senilai USD 0,12 miliar atau 4,47 persen.
Tiga negara pemasok barang impor non migas terbesar selama Februari 2025 adalah Tiongkok USD 6,05 miliar atau 37,81 persen, Jepang USD 1,26 miliar atau 7,86 persen, dan Thailand USD 0,87 miliar atau 5,45 persen.
Impor non migas dari ASEAN USD 2,65 miliar atau 16,59 persen dan Uni Eropa USD 0,92 miliar atau 5,72 persen.
Nilai impor golongan bahan baku/penolong dan barang modal selama Januari-Februari 2025 mengalami peningkatan terhadap periode yang sama tahun sebelumnya, di mana masing-masing senilai USD 0,15 miliar atau 0,55 persen dan 0,24 miliar atau 3,61 persen, sedangkan golongan barang konsumsi turun USD 0,52 miliar.
Secara kumulatif, nilai impor Januari-Februari 2025 mengalami penurunan USD 134,5 juta atau 0,36 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya impor migas USD 327,8 juta atau 5,77 persen, namun impor non migas naik USD 193,3 juta atau 0,62 persen.
Penurunan nilai impor migas dipicu oleh berkurangnya impor minyak mentah USD 197,1 juta dan hasil minyak USD 130,7 ribu atau 3,18 persen.
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah

Beda Data Produksi Migas Antara Kementerian ESDM dan SKK Migas, Menteri Bahlih Klaim Lampaui Target APBN

Blok Ambalat Kembali Menghangat, Negosiasi Pengelolaan Bersama Masih Dibahas

Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen

Legislator Ingatkan Penguatan Proteksi Pertanian Nasional di Tengah Gempuran Impor AS

Fenomena Rojali di Mall Nyata Adanya, BPS: Kelompok Kelas Menengah dan Atas Kini Lebih Irit

Alasan BPS Belum Adopsi Penghitungan Jumlah Penduduk Miskin Ala Bank Dunia

Penduduk Miskin Ekstrem Sebanyak 2,38 Juta, Garis Kemiskinan Rp 609.160 Per Kapita Per Bulan

Tingkat Konsumsi Antara Kaya dan Miskin di Indonesia Timpang, Kelas Menengah Ke Bawah di Perkotaan Makin ‘Ngirit’

Pengeluaran Kelompok Penduduk 40 Persen Terbawah Naik Drastis
