Ilmuwan Sebut Bulan Pernah Ditutupi Lautan Magma


Bulan pernah ditutupi oleh lautan magma. Foto: Unsplash/ Marc Szeglat
MerahPutih.com - Ilmuwan mengungkapkan, jika Bulan pernah tertutup oleh lautan lava yang mendidih. Mereka juga telah menemukan bukti baru yang mendukung teori lain.
Selain memiliki “lautan magma”, Bulan kemungkinan besar terbentuk setelah sebuah planet kuno menabrak Bumi. Bukti baru ini diperoleh dari Pragyan, yakni kendaraan penjelajah yang dikirim untuk menyisir permukaan Bulan sebagai bagian dari misi Chandrayaan-3 India musim panas lalu.
Penjelajah itu dikerahkan lebih jauh ke arah selatan dibanding penjelajah lainnya sebelumnya. Sejak itu, Pragyan melakukan perjalanan dengan melintasi kutub selatan Bulan. Lalu, mengumpulkan sampel tanah dan mengumpulkan informasi soal atmosfer Bulan.
Berkat penjelajah kecil yang ajaib itu, para ilmuwan akhirnya menemukan petunjuk tentang sejarah satelit alami terdekat Bumi.
Baca juga:

Sebuah makalah yang diterbitkan minggu lalu di Nature mengungkapkan hasil analisis data sampel tanah. Hal itu mendukung teori, bahwa permukaan Bulan mencair tidak lama setelah terbentuk.
Mengutip The Sun, para ilmuwan juga memeriksa data radiasi yang dikirim kembali dari spektrometer sinar-X partikel alfa rover. Selanjutnya, penjelajah mengirimkan informasi tentang susunan regolit bulan, lapisan batuan lepas, dan debu yang berada di atas batuan dasar.
Kemudian, 23 sampel tersebut sebagian besar terdiri dari batuan putih yang disebut ferroan anorthosite. Data sensor dari proyek lain telah mendeteksi material yang sama di wilayah itu, termasuk zona khatulistiwa dan garis lintang tengah.
Para peneliti menganggap hal ini sebagai bukti, bahwa adanya lapisan material seragam yang menutupi benda langit. Hal ini juga memperkuat teori, jika seluruh permukaan Bulan ditutupi oleh gelembung magma setelah pembentukannya.
Baca juga:
Tubuh Manusia Bakal Alami Perubahan Drastis saat Tinggal di Mars
Teori yang sama juga menyatakan, bahwa Bulan terbentuk ketika benda seukuran Mars menghantam Bumi, kemudian meluncurkan puing-puing ke luar angkasa. Materi tersebut pun bersatu untuk membentuk Bulan.
Lalu, hal itu menimbulkan dampak yang cukup besar dan cukup menjelaskan apa yang disebut sebagai “lautan magma” itu. Teori tersebut juga menjelaskan, mengapa banyak batuan di Bulan memiliki susunan yang mirip dengan yang ada di Bumi.
Para ilmuwan percaya, lautan magma sudah ada selama ratusan juta tahun. Namun, mendingin dan mengkristal, serta membentuk ferroan anorthosite. Teori ini muncul setelah sampel kembali dari misi Apollo 11 pada 1969 silam.
Meskipun tanahnya sebagian besar terdiri dari batuan basaltik gelap atau mirip dengan material yang dihasilkan oleh gunung berapi di Bumi, tanah tersebut juga mengandung pecahan yang disebut ferroan anorthosite.
Baca juga:
China Usulkan Peluncur Magnetik Bulan, Bisa Kirim Sumber Daya dengan Biaya Murah

Para peneliti berhipotesis, bahwa batu putih tersebut mewakili pecahan kecil dari kerak Bumi kuno. Saat magma mendingin, mineral yang lebih padat tenggelam membentuk lapisan lebih dalam yang disebut mantel Anorthosite Ferroan, karena kepadatannya kurang dan melayang ke atas.
Komposisi yang diukur dalam penelitian terbaru bukanlah ferroan anorthosite murni. Faktanya, ini mengandung lebih banyak magnesium dari yang diperkirakan.
Para penulis juga yakin, pengukuran mereka mungkin mewakili campuran material dari kerak Bumi kuno dan lapisan batuan di bawahnya.
Lapisan-lapisan yang berbeda ini akan bergejolak selama terjadinya kawah tumbukan, ketika benda-benda seperti asteroid dan meteorit menghantam Bulan sepanjang sejarahnya. (sof)
Bagikan
Soffi Amira
Berita Terkait
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia

Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii

Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar

Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini

Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!

Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali

Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif

Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo

Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
