Hotel Diminta Sediakan Ruangan Pameran untuk UKM Lokal
Founder dan Owner JHL Group Jerry Hermawan Lo meletakkan batu pertama pembangunan JHL Gallery didampigi Krisdayanti di kawasan Serpong. (Foto: MP/Rizki Fitriyanto)
MerahPutih.Com - Keberadaan hotel di sejumlah kota di Tanah Air masih sebatas tempat hunian. Hotel-hotel belum semuanya menyediakan ruang pameran bagi produk usaha mikro lokal.
Kesadaran itu mendorong PHRI dan Pemkot Yogyakarta bersinergi mengembangkan UKM. Pemerintah Kota Yogyakarta tengah menyiapkan kesepakatan dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk menyediakan ruang pamer produk usaha mikro kecil lokal di hotel-hotel.
"Hotel bisa dijadikan sebagai ajang promosi produk-produk dari usaha mikro kecil yang ada di sekitar mereka. Tentunya, produk yang ditampilkan pun harus memenuhi standar kualitas," kata Kepala Bidang Usaha Mikro Kecil Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta Tri Karyadi Riyanto di Yogyakarta, Sabtu (30/12).
Dengan demikian, lanjut Tri, keberadaan hotel yang cukup banyak di Kota Yogyakarta bisa membantu pelaku usaha mikro kecil untuk memperkenalkan produk mereka dan membantu mengangkat perekonomian lokal.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama ini, lanjut Tri, sudah banyak hotel yang menampilkan beragam produk dari usaha mikro kecil (UMK), namun produk tersebut bukan merupakan produk lokal Yogyakarta tetapi dari daerah lain.
"Misalnya saja produk batik. Kain yang ditampilkan bukan batik dari Yogyakarta tetapi batik dari Pekalongan atau daerah lain. Kami berharap, hotel bisa menyediakan ruangan pamer dan menjual produk UMK lokal," katanya.
Selain melakukan kerja sama dengan industri perhotelan, upaya untuk mengangkat UMK di Kota Yogyakarta akan dilakukan dengan pelatihan peningkatan kapasitas perajin guna meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.
"Kami akan bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk standarisasi produk UMK sehingga memenuhi kualitas pasar dan layak jual," katanya.
Tri Karyadi Riyanto sebagaimana dilansir Antara menambahkan, salah satu permasalahan yang masih kerap dialami pelaku UMK adalah pemasaran produk.
"Perajin menjual produk mereka ke pembeli secara lepas. Bisa saja pembeli itu kemudian menjual kembali produk dengan merk lain dan harga lebih tinggi ke toko besar. Tentunya, hal ini bisa merugikan perajin," katanya.
Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta Nasrul Khoiri mendorong usaha perhotelan untuk lebih berperan terhadap warga yang ada di sekitarnya.
"Tidak hanya pada penyerapan tenaga kerja tetapi membantu mengangkat ekonomi wilayah," kata Nasrul Khoiri.(*)
Bagikan
Berita Terkait
Pengusaha Desak Pemerintah Atur Airbnb, Bisa Contoh Singapura
Pedagang Eks Pasar Barito Kunjungi Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung untuk Pilih Kios, Berharap Pembelinya Ramai
Bale Festival UMKM Solo Gerakan Usaha Lokal Buat Ciptakan Lapangan Kerja
Hotel dan Restoran Wajib Bayar Royalti Lagu, PHRI Solo Merasa Keberatan
Imbas Efisiensi Anggaran Prabowo, Pengusaha Hotel Menjerit Ungkap PHK di Depan Mata
Peretasan Google Bisnis Hotel Ubah Nomor Telepon, Rekening dan Harga Kamar
Hati-Hati, Banyak Pemalsuan Data Hotel Pada Akun Google Bisnis
Akun Bisnis Hotel Anggota PHRI di Kota Besar Indonesia Kena Retas
Punya Potensi Tumbuh, Instrumen ‘Pendanaan Hijau’ untuk UMKM Justru Hadapi Tantangan di Indonesia
Subsidi Bunga KUR Rp 46 Miliar Diklaim Sama Dengan Bangun 40 Infrastruktur Waduk