HNSI Imbau Nelayan Batubara Tak Melaut
Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)
MerahPutih.com - Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumatera Utara mengingatkan kepada nelayan tradisional di Kabupaten Batubara, agar tidak tergesa-gesa melaut karena masih terjadi angin kencang.
Wakil Ketua DPD HNSI Sumut Nazli mengatakan, saat ini cuaca ekstrem belum juga berakhir di wilayah pantai timur Sumatera.
Sehubungan dengan itu, menurut dia, para nelayan kecil di Batubara dapat mengurungkan niat mereka untuk sementara waktu pergi menangkap ikan di laut.
"Ini demi keselamatan nelayan tersebut, agar jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak kita ingini terhadap mereka," kata Nazli seperti dikutip dari Antara di Medan, Sabtu (30/12).
Ia mengatakan, sebelumnya dua dua nelayan tradisional Rajali (40) dan Iwan warga Dusun IV, Desa Paluh Baji, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deliserdang dihantam badai di perairan Selat Malaka dan mereka terdampar di daerah Dumai, Provinsi Riau.
Peristiwa yang seperti itu, diharapkan tidak terulang lagi terhadap nelayan Batubara dan hal tersebut dapat membahayakan keselamatan di laut.
"Mari kita jadikan, peristiwa yang dialami nelayan Delisedang pengalaman yang sangat berharga dan ke depan diharapkan tidak terulang lagi," katanya.
Nazli mengatakan, nelayan Batubara juga harus mematuhi imbauan yang disampaikan pemerintah melalui Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan yang mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem.
Imbauan tersebut adalah untuk kepentingan nelayan yang ada di wilayah Sumatera Utara dan diharapkan tidak menganggapnya sebagai hal yang sepele.
"Kita berharap pada tahun pengunjung 2017 ini, tidak ada nelayan Sumut dan nelayan Batubara yang mengalami peristiwa kecelakaan di laut akibat cuaca ektrem," katanya.
Sebelumnya, nelayan tradisional di Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara tidak melaut dalam beberapa hari terakhir akibat angin kencang dan cuaca ekstrem.
"Sudah satu minggu ini kami tidak ke laut, anginnya kencang sekali," kata Ramli Harun, nelayan Kabupaten Batubara.
Menurut Ramli, angin kencang tersebut sering diiringi hujan lebat yang menyebabkan terbatasnya jangkauan penglihatan nelayan ketika berada di laut.
Namun, yang dikhawatirkan nelayan bukan hujan lebat yang dapat diatasi nelayan dengan menggunakan mantel, terpal, atau tenda penutup mesin perahu.
Faktor yang ditakutkan nelayan adalah angin kencang yang selalu menyebabkan munculnya ombak besar yang dapat mengancam keselamatan jiwa nelayan. (*)
Bagikan
Berita Terkait
Pemprov DKI Pastikan Nelayan Terdampak Pembangunan Pagar Beton Cilincing Terdata dan Mendapatkan Kompensasi Tepat Sasaran
Ditjen AHU Pastikan tak akan Ikut Campur Konflik Dualisme HNSI
Eks Menteri KKP Khawatir Kebijakan Pemutihan Utang Malah Bikin Petani-Nelayan Malas
15 Nelayan Indonesia Masih Ditahan di Darwin Australia
15 Nelayan Indonesia Ditangkap Otoritas Australia
Angin Kencang Bikin 6 Nelayan Bengkalis Lewati Batas Negara Malaysia
Melihat Kemegahan Pelabuhan Muara Baru di Pesisir Jakarta
Australia Pulangkan 35 Nelayan Indonesia Yang langgar Batas
Nelayan Rembang Respons Positif Program Penghapusan Kredit Macet Ganjar-Mahfud
Indonesia Segera Pulangkan Nelayan Sri Lanka