Hindari Rugi, Petani Percepat Masa Panen Garam


Ilustrasi petani memanen garam. (ANTARA FOTO/Saiful Bahri)
MerahPutih.com - Untuk menghindari rugi akibat musim hujan, petani garam Cirebon, Jawa Barat, memanen garam lebih cepat dibandingankan sebelumnya.
"Kalau dipanen seperti biasa, yaitu lima hari. Sekarang tidak bisa, karena kami takut merugi ketika turun hujan yang membuat garam akan hancur," kata seorang petani garam Tono (60) di Cirebon, Senin (9/10).
Dia mengatakan, saat ini garam yang diolah harus secepat mungkin dipanen, minimal menjadi dua hari, karena dikhawatirkan rusak akibat air hujan.
Akibatnya, kata Tono, garam yang dihasilkan tidak berkristal besar, tetapi lebih kecil dan hasilnya pun tidak seperti ketika diolah selama lima hari.
Meskipun demikian, harga garam tidak terpengaruh, baik yang diolah selama lima hari maupun hanya dua hari. "Harganya sama saja tidak ada pengaruhnya," katanya.
Sementara itu, petani lain, Tawa (45) mengatakan, dengan kondisi saat ini yang biasa panen perpetak mendapatkan 12 karung seberat 60 kilogram, sekarang hanya bisa mendapatkan 4 sampai 5 karung saja, karena kurang lama dalam memprosesnya.
"Biasanya sepetak bisa dapat 12 karung, dengan dipanen dini paling 4 karung saja," tandasnya.
Sedangkan untuk harga garam ditingkat petani sekarang sudah mulai berangsur naik, dari sebelumnya Rp 750 per kilogram menjadi Rp 1.300 dan ini tentu membuat para petani bisa tersenyum lebar. "Sekarang harga lagi naik, per kilogram kita jual Rp 1.300," tandasnya. (*)
Sumber: ANTARA
Bagikan
Berita Terkait
Indonesia Setop Impor Garam 2027, Itu Janji Menteri KKP ke Prabowo

Pemerintah Kembali Impor Garam, Begini Kondisi Stok

Terigu & Garam Diusulkan Masuk Kategori Bahan Pokok Dijamin Negara

Mengenal Garam Organik Kusamba Khas Bali

Garam Berlebih Picu Penyakit Ginjal Kronis

Mendag Akui Harga Garam Merangkak Naik
