Kesehatan Mental

Hidup Lebih Tenang, Jinakkan Dulu Otak Reptilmu

Dwi AstariniDwi Astarini - Kamis, 29 Juli 2021
Hidup Lebih Tenang, Jinakkan Dulu Otak Reptilmu

Yang tertanam di otak dan tidak bisa disingkirkan, tapi bisa dijinakkan. (123RF/feedough)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

OTAK manusia punya tiga fungsi utama: menghindari, mendekati, dan melekat. Setiap fungsi utama itu dilayani wilayah otak yang pertama kali berevolusi untuk menanganinya.

Untuk menyederhanakan perjalanan kompleks yang dimulai sekitar 600 juta tahun yang lalu, otak telah berkembang dalam tiga tahap dasar, yakni:

1. Reptil: batang otak, fokus untuk menghindari bahaya
2. Mamalia: sistem limbik, berfokus pada mendekati imbalan
3. Primata: korteks, fokus untuk melekat pada 'sesama'.

BACA JUGA:

Sisi Buruk Aquarius dalam Urusan Percintaan

Tentu saja, otak sangat terintegrasi, sehingga ketiga fungsi utama itu dicapai semua bagian otak yang bekerja sama. Meskipun demikian, psikolog Rick Hanson, PhD yang menjadi Senior Fellow of UC Berkeley's Greater Good Science Center, AS, mengatakan fungsi setiap hari secara khusus dilayani wilayah otak yang pertama kali berevolusi. "Fakta ini memiliki implikasi yang signifikan," ujarnaya dalam artikel Psychologytoday.com (27/7).

Misalnya, dia memberi contoh, dalam hal menghindari bahaya, batang otak dan struktur di atasnya cepat dan relatif kaku. "Neuroplastisitas—kapasitas otak untuk belajar dari pengalaman dengan mengubah strukturnya—meningkat saat manusia menaiki tangga evolusi dan struktur berlapis otak," jelas Hanson.

otak reptil
Otak telah berkembang dalam tiga tahap dasar: reptil, mamalia, primata. (123RF/antoonsparis)

"Akibatnya, jika kamu ingin membantu diri sendiri agar merasa tidak terlalu khawatir, gelisah, gugup, cemas, atau trauma--perasaan dan reaksi yang sangat dipengaruhi proses 'reptil' yang berhubungan dengan batang otak--, kamu perlu berulang kali merasa aman, terlindungi," dia menambahkan.

Dengan usaha itu, menurutnya, dengan mudah kamu meninggalkan jejak yang langgeng di batang otak dan struktur sistem limbik yang menghasilkan emosi pertama, yang paling mendasar dari semuanya: rasa takut. Dengan kata lain, 'iguana' dalam dirimu membutuhkan banyak belaian.

Cara Bekerja dengan Otak Reptil

otak reptil
Melakukan tindakan menenangkan yang berulang jadi cara menjinakkan otak reptil. (123RF/fizkes)

Pertama-tama, kamu harus mengerti dan menghargai betapa takutnya kadal kecil di dalam diri kita. Kadal, dan mamalia awal, muncul sekitar 200 juta tahun yang lalu. Mahluk-mahluk itu terus-menerus gelisah dan waspada akan gagal dalam ujian pertama kehidupan di alam liar: makan atau menjadi makanan.

"Jadi, waspadalah terhadap tetesan kecemasan yang sedang berlangsung dalam pikiran selama menjalani interaksi dengan dengan orang-orang dan pengaruh peristiwa ketika menjalani hari," kata Hanson.

Kemudian, dia menambahkan, "Cobalah untuk relaks, ingatkan diri bahwa kamu sebenarnya baik-baik saja saat ini, dan kirimkan kedamaian dan ketenangan ke dalam lapisan pikiranmu yang paling dalam."

Jangan lupa untuk menenangkan tubuhmu sendiri. "Sebagian besar sinyal yang masuk ke otak berasal dari dalam tubuh, bukan dari luar sana di dunia. Oleh karena itu, saat tubuh tenang, itu mengirimkan umpan balik ke otak bahwa semuanya baik-baik saja—atau setidaknya tidak terlalu buruk," dia menekankan.

Hanson menyarankan kamu dapat menarik napas dalam-dalam dan rasakan setiap prosesnya, perhatikan bahwa kamu pada dasarnya baik-baik saja, dan lepaskan ketegangan dan kecemasan saat menghembuskan napas. Ulangi sesukamu.

"Ubah postur tubuh ke posisi yang lebih nyaman. Saat kamu melakukan aktivitas seperti makan, berjalan, menggunakan kamar mandi, atau pergi tidur, teruslah membawa kesadaran pada fakta bahwa kamu aman, bahwa apa yang sudah kamu lakukan itu baik, bahwa kamu hidup dan sehat," ujarnya.

Teruslah nikmati banyak momen untuk 'membelai' otak reptil. "Ingat-ingat pengalaman dalam tubuh yang melembutkan, menenangkan. Lakukan itu selama 10-20-30 detik berturut-turut sehingga dapat ditransfer ke memori implisit," sarannya.

Psikolog ini menambahkan, beberapa orang menyamakan pikiran/otak dengan semacam komite. "Terus terang, saya pikir itu lebih seperti hutan. Kita tidak bisa menyingkirkan makhluk di sana. Mereka tertanam di otak, tapi kita bisa menjinakkan dan membimbingnya," tutup Hanson.(aru)

#Kesehatan #Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan