Hidup Lebih Tenang, Jinakkan Dulu Otak Reptilmu


Yang tertanam di otak dan tidak bisa disingkirkan, tapi bisa dijinakkan. (123RF/feedough)
OTAK manusia punya tiga fungsi utama: menghindari, mendekati, dan melekat. Setiap fungsi utama itu dilayani wilayah otak yang pertama kali berevolusi untuk menanganinya.
Untuk menyederhanakan perjalanan kompleks yang dimulai sekitar 600 juta tahun yang lalu, otak telah berkembang dalam tiga tahap dasar, yakni:
1. Reptil: batang otak, fokus untuk menghindari bahaya
2. Mamalia: sistem limbik, berfokus pada mendekati imbalan
3. Primata: korteks, fokus untuk melekat pada 'sesama'.
BACA JUGA:
Tentu saja, otak sangat terintegrasi, sehingga ketiga fungsi utama itu dicapai semua bagian otak yang bekerja sama. Meskipun demikian, psikolog Rick Hanson, PhD yang menjadi Senior Fellow of UC Berkeley's Greater Good Science Center, AS, mengatakan fungsi setiap hari secara khusus dilayani wilayah otak yang pertama kali berevolusi. "Fakta ini memiliki implikasi yang signifikan," ujarnaya dalam artikel Psychologytoday.com (27/7).
Misalnya, dia memberi contoh, dalam hal menghindari bahaya, batang otak dan struktur di atasnya cepat dan relatif kaku. "Neuroplastisitas—kapasitas otak untuk belajar dari pengalaman dengan mengubah strukturnya—meningkat saat manusia menaiki tangga evolusi dan struktur berlapis otak," jelas Hanson.

"Akibatnya, jika kamu ingin membantu diri sendiri agar merasa tidak terlalu khawatir, gelisah, gugup, cemas, atau trauma--perasaan dan reaksi yang sangat dipengaruhi proses 'reptil' yang berhubungan dengan batang otak--, kamu perlu berulang kali merasa aman, terlindungi," dia menambahkan.
Dengan usaha itu, menurutnya, dengan mudah kamu meninggalkan jejak yang langgeng di batang otak dan struktur sistem limbik yang menghasilkan emosi pertama, yang paling mendasar dari semuanya: rasa takut. Dengan kata lain, 'iguana' dalam dirimu membutuhkan banyak belaian.
Cara Bekerja dengan Otak Reptil

Pertama-tama, kamu harus mengerti dan menghargai betapa takutnya kadal kecil di dalam diri kita. Kadal, dan mamalia awal, muncul sekitar 200 juta tahun yang lalu. Mahluk-mahluk itu terus-menerus gelisah dan waspada akan gagal dalam ujian pertama kehidupan di alam liar: makan atau menjadi makanan.
"Jadi, waspadalah terhadap tetesan kecemasan yang sedang berlangsung dalam pikiran selama menjalani interaksi dengan dengan orang-orang dan pengaruh peristiwa ketika menjalani hari," kata Hanson.
Kemudian, dia menambahkan, "Cobalah untuk relaks, ingatkan diri bahwa kamu sebenarnya baik-baik saja saat ini, dan kirimkan kedamaian dan ketenangan ke dalam lapisan pikiranmu yang paling dalam."
Jangan lupa untuk menenangkan tubuhmu sendiri. "Sebagian besar sinyal yang masuk ke otak berasal dari dalam tubuh, bukan dari luar sana di dunia. Oleh karena itu, saat tubuh tenang, itu mengirimkan umpan balik ke otak bahwa semuanya baik-baik saja—atau setidaknya tidak terlalu buruk," dia menekankan.
Hanson menyarankan kamu dapat menarik napas dalam-dalam dan rasakan setiap prosesnya, perhatikan bahwa kamu pada dasarnya baik-baik saja, dan lepaskan ketegangan dan kecemasan saat menghembuskan napas. Ulangi sesukamu.
"Ubah postur tubuh ke posisi yang lebih nyaman. Saat kamu melakukan aktivitas seperti makan, berjalan, menggunakan kamar mandi, atau pergi tidur, teruslah membawa kesadaran pada fakta bahwa kamu aman, bahwa apa yang sudah kamu lakukan itu baik, bahwa kamu hidup dan sehat," ujarnya.
Teruslah nikmati banyak momen untuk 'membelai' otak reptil. "Ingat-ingat pengalaman dalam tubuh yang melembutkan, menenangkan. Lakukan itu selama 10-20-30 detik berturut-turut sehingga dapat ditransfer ke memori implisit," sarannya.
Psikolog ini menambahkan, beberapa orang menyamakan pikiran/otak dengan semacam komite. "Terus terang, saya pikir itu lebih seperti hutan. Kita tidak bisa menyingkirkan makhluk di sana. Mereka tertanam di otak, tapi kita bisa menjinakkan dan membimbingnya," tutup Hanson.(aru)
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
