Anak-Anak Picky Eater Dapat Jadi Stunting

Jangan biarkan anak alami gejala picky eater (Foto: Pixabay/andibreit)
ANAK susah makan dan pilih-pilih makanan menjadi salah satu masalah yang kerap dihadapi para orang tua. Kondisi dengan istilah picky eater itu biasa ditemukan saat anak memasuki masa pra sekolah.
Jika anak kamu mengalami picky eater maka harus berhati-hati. Jika tidak segera diatasi kecenderungannya akan menyebabkan tumbuh kembang anak terganggu sehingga gagal tumbuh atau stunting.
Picky eater membuat anak kekurangan asupan gizi. Sang anak nantinya akan lebih pendek dibandingkan anak normal seusianya. Selain itu anak akan memiliki keterlambatan dalam berpikir.
Berdasarkan Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017, prevalensi balita stunting di Indonesia terus meningkat yakni 29,6 persen di atas batas yang ditetapkan WHO sebanyak 20 persen dan menduduki peringkat kelima dengan anak gizi buruk di dunia.
Seperti dikutip antara.com, Prof. Dr. Rini Sekartini, SpA, picky eater adalah gangguan perilaku anak yang ada hubungannya dengan perkembangan psikologis tumbuh kembangnya.
Ditandai dengan enggan mencoba jenis makanan baru (neofobia), memilih-milih makanan terutama sayur serta buah, dan paling parah tidak tertarik pada makanan.
"Sebagian besar ibu mungkin anaknya pernah mengalaminya. Anak biasanya hanya mau makan makanan tertentu, sering tutup mulut menolak makanan yang diberikan, bahkan sampai nangis terus-menerus," ujar Prof. Rini, Jakarta, Selasa (17/10).
Picky eater juga ditandai dengan tumbuh kembang terhenti, perubahan perilaku, lesu, kehilangan selera makan dan kurus. Sayangnya banyak orang tua yang kurang paham dengan gejala ini.
Mereka mencari solusi dengan memberikan susu. Padalah merurut Prof Rni susu sebenarnya hanya sebagai pelengkap saja. "Setelah 6 bulan, ditambahkan MPASI (Makanan Pendamping ASI) sebagai pelengkap karena kebutuhan anak meningkat. Setelah 1 tahun anak dapat diberikan makanan keluarga, berupa nasi lauk pauk, sayur dan buah plus susu sebagai pelengkap," tutup Prof. Rini. (yani)
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
