Hati-Hati 2 Penyakit Ini Bisa Sebabkan Demensia

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Senin, 27 Mei 2024
Hati-Hati 2 Penyakit Ini Bisa Sebabkan Demensia

Demensia mengintai lansia. (Foto: Unsplash/Steven HWG)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Sulit mengingat menjadi salah satu dampak yang ditimbulkan dari gejala Demensia. Biasanya kesulitan mengingat ini banyak terjadi pada individu lanjut usia umur 65 tahun ke atas.

Rumah sakit Gleneagles mengatakan Demensia bukanlah suatu penyakit, sebab belum ada cara medis untuk menyembuhkannya. Mereka juga mengatakan bahwa Demensia menggambarkan suatu kumpulan gejala yang akibat satu atau beberapa gangguan saraf.

Menurut data World Alzheimer Report Tahun 2019, di Indonesia ada 1,8 juta orang yang mengidap Demensia. Pertumbuhan angka penderita akan terus bertambah hingga 2050 menjadi 7,5 orang. Dan kalkulasi angka secara global akan bertambah hingga 40 persen pada 2030 mendatang dengan total penderita mencapai 78 juta jiwa.

Baca juga:

Bicara Dua Bahasa Sejak Muda Bisa Kurangi Risiko Demensia

Ada beberapa penyakit yang menyebabkan munculnya Demensia. Berikut ini dua di antaranya:

Penyakit Alzheimer

Alzheimer merupakan penyakit yang mempengaruhi fungsi otak. Kondisi pertama yang ditunjukan penderitanya yakni gangguan daya ingat ringan.

Contohnya penderita tidak dapat mengingat nama kerabatnya, nama benda, percakapan. Seiring pertambahan waktu, penderita bisa mengalami kecemasan dan perasaan curiga pada orang lain.

Guna menangani kondisi Alzheimer, biasanya diberikan pengobatan resep obat rivastigmine. Tujuan pemberian obat ini guna memperlambat dampak buruk dari Alzheimer. Selain itu pengobatan bisa juga dengan Psikoterapi dan Stimulasi Kognitif.

Baca juga:

Diet Mediterania Kurangi Risiko Demensia

Stroke

Stroke dapat memicu gejala Demensia karena penyakit ini terjadinya gangguan atau hambatan pada pembuluh darah di otak. Sehingga pasokan darah ke otak mengalami gangguan.

Terganggunya pasokan darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati. Hal ini pula yang berkorelasi terhadap kemampuan kerja otak.

Stroke sendiri ada dua jenis. Pertama Stroke Iskemik dan Stroke Hemoragik. Stroke Iskemik adalah terjadinya penyempitan pada pembuluh darah arteri yang tugasnya membawa pasokan darah dan oksigen ke otak. Sehingga aliran darah ke otak sangat berkurang. Jenis stroke ini terbagi dua lagi, yakni Stroke Iskemik Trombotik dan Stroke Iskemik Embolik.

Baca juga:

Pekerja Shift Malam Lebih Rentan Terkena Diabetes dan Stroke

Kemudian ada Stroke Hemoragik. Kondisi ini terjadi akibat pembuluh darah pecah di otak dan memicu pendarahan. Kondisi pecahnya pembuluh darah akibat hipertensi, dinding pembuluh darah yang lemah. Stroke Hemoragik terbagi dua yakni pendarahan intraserebral dan Subarachnoid. (tka)

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Tika Ayu

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Bagikan