Hasil Studi: Vaksin Keempat Kurang Efektif Cegah Omicron


Pusat Medis Sheba menerbitkan pernyataan yang menyerukan untuk melanjutkan upaya vaksinasi untuk kelompok. (freepik.com/freepik)
SUNTIKAN keempat vaksin COVID-19 meningkatkan antibodi, tetapi tidak memberikan perlindungan yang cukup untuk mencegah infeksi dari varian omicron. Demikian menurut penelitian terbaru di sebuah rumah sakit di Israel.
Hasil awal, yang dirilis pada Senin (24/1), menantang gagasan untuk memberikan dosis booster kedua untuk memperlambat penyebaran virus corona. Demikian dikabarkan USA Today.
“Meskipun tingkat antibodi meningkat, vaksin keempat hanya menawarkan pertahanan parsial terhadap virus,” jelas direktur unit pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit tersebut Gili Regev-Yochay, MD, seperti diberitakan WebMD.
BACA JUGA:
Jangan Tunda Vaksinasi Booster Covid-19 Saat Kasus Omicron Melonjak
“Vaksin, yang lebih efektif melawan varian sebelumnya, menawarkan perlindungan yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan omicron,” katanya.

Dalam uji klinis, 274 pekerja medis di Pusat Medis Sheba dekat Tel Aviv, Israel, menerima dosis vaksin keempat pada Desember. Sebanyak 154 orang mendapat vaksin Pfizer dan 120 orang mendapat vaksin Moderna. Semua orang sebelumnya mendapatkan tiga suntikan Pfizer.
Kedua kelompok menerima peningkatan antibodi yang 'sedikit lebih tinggi' daripada setelah suntikan ketiga. Demikian dijelaskan Regev-Yochay. Namun, jika dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak menerima dosis keempat, suntikan booster ekstra itu tidak mencegah penyebaran omicron.
“Kami melihat banyak orang yang menerima dosis keempat terinfeksi omicron,” kata Regev-Yochay. Meski demikian, ia mengakui yang terinfeksi lebih sedikit daripada kelompok kontrol. Namun, tetapi masih banyak yang terinfeksi.
Menurut The Times of Israel, beberapa pejabat kesehatan masyarakat di Israel mengatakan kampanye untuk dosis keempat masih bermanfaat. Vaksin masih bekerja dengan baik terhadap varian alpha dan delta. Menurut Regev-Yochay, suntikan keempat harus diberikan kepada orang dewasa yang lebih tua dan mereka yang menghadapi risiko lebih tinggi untuk COVID-19 yang parah.
Beberapa jam setelah merilis hasil awal, Pusat Medis Sheba menerbitkan pernyataan yang menyerukan pelanjutan upaya vaksinasi untuk kelompok berisiko saat ini, meskipun vaksin tidak memberikan perlindungan optimal terhadap infeksi varian. Menurut berita The Times of Israel, rumah sakit ditekan untuk mengeluarkan pernyataan setelah Kementerian Kesehatan Israel tidak menyukai rilis hasil studi awal.

Booster kedua mengembalikan tingkat antibodi ke level awal booster ketiga, jelas Nachman Ash, MD, direktur Kementerian Kesehatan Israel kepada Channel 13 TV di Israel seperti diberitakan The Associated Press. “Itu sangat penting, terutama di kalangan populasi yang lebih tua,” katanya.
AP melaporkan pada Minggu (16/1), lebih dari 500 ribu orang di Israel telah menerima dosis keempat sejak negara itu mulai menawarkannya bulan lalu kepada pekerja medis, pasien dengan gangguan kekebalan, dan orang-orang berusia 60 dan lebih tua. Pada saat yang sama, negara itu menghadapi lonjakan virus corona baru-baru ini yang telah menyebabkan jumlah kasus yang memecahkan rekor dan meningkatnya rawat inap.
Pada Selasa (18/1), pemerintah Israel mengatakan akan mempersingkat masa karantina wajib dari 7 hari menjadi 5 hari. “Keputusan ini akan memungkinkan kita untuk terus menjaga kesehatan masyarakat di satu sisi dan menjaga perekonomian tetap berjalan saat ini di sisi lain. Meskipun sulit, kita dapat melewati gelombang ini dengan aman,” kata Perdana Menteri Naftali Bennett.(aru)
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
