Harga Minyak Anjlok, Pertamina Dituntut Turunkan Harga BBM


Karyawan melayani pengisian bahan bakar minyak (BBM) kendaraan konsumen di SPBU Coco Plaju, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (20/2/2020). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/hp
MerahPutih.com - Pengamat ekonomi energi dari UGM Fahmy Radhi menyarankan PT Pertamina segera menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) karena harga minyak dunia turun drastis sampai di bawah 50 dolar AS per barel setelah OPEC berupaya menurunkan produksi hingga 1,5 juta barrel, tetapi Rusia yang non OPEC menolaknya.
"Jika tidak ada penurunan produksi, maka harga minyak dunia bisa semakin rendah mencapai di bawah 40 dolar AS per barrel," ujar Fahmy di Jakarta, Selasa (10/3)
Baca Juga
Jabat Komisaris Utama PT Pertamina, Ahok Ungkap pihaknya Serius Kembangkan Biofuel
Fahmy menjelaskan tidak bisa dihindari margin Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) pasti turun, bahkan kalau harga minyak dunia terus turun sampai sekitar 30 dolar per barel, K3S harus menanggung kerugian potensial. Pertamina harus segera menurunkan semua harga BBM, baik yang non-subsidi maupun subsidi.
"Pertamina jangan hanya menaikkan harga BBM pada saat harga minyak dunia naik, tapi juga harus menurunkan harga BBM pada saat harga minyak dunia turun," tegas dia dilansir Antara.

Harga minyak dunia turun signifikan lebih dari 20 persen di mana minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dan Brent Oil masing-masing turun 21,5 persen ke level 32,4 dolar AS per barel dan 22 persen menjadi 35,31 dolar AS per barel.
Baca Juga
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai anjloknya harga minyak dunia harus dicermati baik-baik.
"Tadi saya juga bilang di Istana, harga (minyak) ini kita mesti cermati baik-baik, ndak boleh juga buru-buru karena yang kena bukan Indonesia saja tapi dunia kena sekarang," ucap.
Saat ditanya apakah pemerintah perlu menurunkan harga BBM karena harga minyak dunia yang anjlok, Luhut menjawab,
"Ya nanti, pelanlah. Baru satu hari kan. Ini kan hanya perkelahian antara Rusia dan Saudi. Jadi ndak boleh buru-buru. Lihat yang begini ini mesti cerma." tegasnya
Baca Juga
Temui Mensos, Ahok Jajal Kerjasama Penyaluran Bantuan Pertamina Agar Lebih Tepat Sasar
Luhut menambahkan, situasi dunia saat ini masih terdampak wabah virus corona yang begitu masif mencapai banyak negara. Namun Luhut menyebut penyebaran virus tersebut di China sudah mulai mereda sehingga diharapkan keadaan bisa segera pulih.
Dia meminta masyarakat mendengar pengumuman soal corona dari sumber resmi dan bukan hoaks. (*)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
SPBU Swasta Berkontribui Alihkan Konsumen BBM Subsidi ke Nonsubsidi

Rekan Bisnis Riza Chalid Ikut Terlibat Kasus Dugaan Korupsi Minyak Pertamina, Langsung Dicegah Pergi ke Luar Negeri

Menteri Agus Andrianto Bocorkan Lokasi Rahasia Buronan Koruptor Pertamina Riza Chalid di Luar Negeri, Nilai Korupsi Mencapai Rp285 Triliun

KPK Tetapkan 4 Tersangka Kasus Pengadaan Katalis di Pertamina

Penyebab Harga Minyak Mentah Indonesia Meroket di Bulan Juni 2025

Pertamina Beri Respons Setelah Kejagung Tetapkan 9 Tersangka Kasus Korupsi Termasuk Mantan Pejabatnya

Rincian Harga BBM Pertamina, Shell, Bp, Vivo Setelah Naik Awal Juli

Harga BBM Nonsubsidi Kompak Naik di Awal Juli 2025, Hampir Capai Rp 500 Per Liter

Harga BBM Shell, Vivo, hingga BP Alami Kenaikan di Juli 2025

Daftar Harga BBM di SPBU Pertamina yang Naik Per 1 Juli 2025
