Harga Beras Melonjak, Menteri Tito Minta Masyarakat Makan Jagung Atau Sukun


Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. ANTARA/HO-Puspen Kementerian Dalam Negeri
MerahPutih.com - Masyarakat diminta untuk menghindari ketergantungan pada beras dan bisa beralih ke pangan lain yang juga kaya akan karbohidrat.
Pengalihan atau diversifikasi pangan dilakukan sebagai upaya untuk menghadapi kelangkaan beras yang mengakibatkan kenaikan harga beras akhir-akhir ini.
Baca Juga:
Mendagri Tito Setuju Soal Usulan Pilkada 2024 Maju ke September 2024
“Kita semua warga negara Indonesia kuncinya salah satunya di antara selain stok adalah diversifikasi pangan. Tolong ditekankan betul, diversifikasi pangan. Jadi tidak hanya mengandalkan beras sebagai bahan makanan pokok," ujar Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dalam keterangan tertulisnya, Rabu (4/9).
Tito merinci berbagai produk karbohidrat lain yang tersebar di Indonesia selain beras, seperti Jagung, Ketela, Sagu, Sukun, Sorgum, Kentang, Keladi (Talas), Ubi Jalar, dan Lain sebagainya.
Tito menuturkan, makanan-makanan tersebut sehat dan mengandung karbohidrat yang baik untuk kesehatan. Masyarakat di area perkotaan pun telah banyak yang beralih pada makanan non-beras untuk menghindari gula yang berlebihan.
"Kenapa kita tidak menggenjot kampanye agar masyarakat kita tidak hanya tergantung pada beras, bisa menyehatkan untuk makanan-makanan produk nonberas. Yang kedua mengurangi beban kita untuk mengadakan beras, karena nanyak produk yang lain. Itu kira-kira. Mari kita kampanyekan bersama-sama diversifikasi pangan," paparnya.
Baca Juga:
Pesan Mendagri Tito ke 9 Pj Gubernur: Jaga Netralitas di Tahun Politik
Eks Kapolri ini juga meminta agar masyarakat tidak merasa minder ketika mengonsumsi makanan pokok nonberas. Bahkan, dia mengaku sering makan makanan nonberas.
"Saya saja sering makan makanan itu setiap hari, Keladi, Kemudian sukun, jagung, itu makan makanan sehat semua," urainya.
Sementara itu, terkait kelangkaan dan kenaikan harga beras, Kemendagri bersama dengan Kementerian/ Lembaga (K/L) terkait seperti badan pangan nasional (Bapanas), Bulog, Satgas Pangan Polri, hingga Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan (BPKP) senantiasa memonitor harga, stok, dan distribusi beras secara nasional.
"Kita harapkan dengan langkah-langkah ini lita akan bisa tertahan untuk harganya dan bisa menurun, tapi saya minta tolong tadi salah satu kunci yang lain yang tidak boleh ditinggalkan adalah diversifikasi pangan, makan makanan pokok yang nonberas," tutupnya. (Asp)
Baca Juga:
Mendagri Tito Lantik 10 Pj Gubernur Hari Ini, Berikut Nama-namanya
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Tunjangan Rumah Anggota DPRD Tuai Kritik, Pengamat Minta Mendagri Ambil Sikap Tegas

Tinjau Pasokan Bahan Pokok di Pasar Nyanggelan Bali, Mendag Busan: Stok Cukup, Harga Terkendali

Mendagri Tito Minta Pemda Hidupkan Lagi Siskamling untuk Jaga Keamanan Wilayah

Berbagai Harga Pangan di Jakarta Berfluktuasi, Beras Premium, Minyak Goreng dan Gula Masih Alami Kenaikan

Setelah 2 Tahun Impor Beras, Pemerintan Stop Beli Dari Luar Negeri

Harga Beras SPHP Diklaim Lebih Murah Dibanding Beras Medium, Hari Ini Harga Beras Capai Rp 13.954 Per Kg Masih di Atas HET

Stok Melimpah Namun Harga Melambung Jadi Pertanda Masalah Serius, Pemerintah Diminta Waspadai Spekulasi dan Kartel Beras

Biar Rakyat Senang Saat Belanja, Mendagri Perintahkan Daerah Tahan Inflasi Maksimal di 3,5 Persen

300 Ribu Ton Beras SPHP Sudah Terdistribusi, Pemerintah Terapkan 5 Strategi Buat Mempercepat

Beras Langka di Toko Ritel, Harga di Agen Naik hingga Rp 25 Ribu
