Harga Bahan Bangunan Melonjak, Polisi Bakal Tangkap Para Spekulan di NTT


Banjir Bandang di NTT. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur Irjen Lotharai memerintahkan penangkapan dan menindak tegas para spekulan yang memainkan harga bahan bangunan pascabencana angin kencang menghantam Kota Kupang.
Dari laporan, saat ini banyak toko bangunan memainkan dan naikkan harga bahan bangunan, seperti seng atau genteng rumah yang dibutuhkan warga di NTT akibat Siklon Tropis Seroja yang melanda hampir seluruh wilayah di NTT, selama dua hari terakhir.
Baca Juga:
BNPB Jamin Penanganan Kesehatan Maksimal bagi Korban Banjir Bandang di NTT
"Saya sudah perintahkan personel untuk menyisir semua toko bangunan di Kota Kupang. Jika ada pemilik toko yang menjual bahan bangunan dengan harga tidak wajar saya perintahkan ditangkap," katanya kepada wartawan di Larantuka, Flores Timur, Selasa (7/4).
Ia mengakui, adanya laporan dari warga yang menyatakan bahwa harga seng untuk atap rumah yang semula hanya Rp50 ribu per lembar kini sudah naik menjadi Rp70 sampai Rp75 ribu per lembar. Kenaikan ini, dinilai saja tidak wajar karena memanfaatkan kesempatan di tengah bencana.
Kapolda memerintah kepada Dikrimsus Polda NTT untuk memantau kenaikan harga bahan bangunan yang meresahkan warga di NTT dan mengimbau kepada para pemilik toko bangunan jika memang bahan bangunannya habis, toko dibuka seperti biasa agar tidak menimbulkan penjarahan.

Siklon tropis ini berdampak di 8 wilayah administrasi kabupaten dan kota, antara lain Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao dan Alor.
Total warga meninggal dunia (MD) berjumlah 128 warga meninggal dunia selama cuaca ekstrem berlangsung di beberapa wilayah tersebut, dengan rincian Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12. Total korban hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21.
Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Senin (5/4), pukul 23.00 WIB sebanyak 2.019 KK atau 8.424 warga mengungsi serta 1.083 KK atau 2.683 warga lainnya terdampak. Pengungsian terbesar diidentifikasi berada di Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah 7.212 jiwa (1.803 KK) , Lembata 958, Rote Ndao 672 (153 KK), Sumba Barat 284 (63 KK) dan Flores Timur 256. (*)
Baca Juga:
Pemerintah Beri Bantuan Rp50 Juta untuk Korban Banjir Bandang di NTT
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Presiden Prabowo Kunjungi Warga Bali, Dicurhati Rumah Ambruk dan Harta Ludes Diterjang Banjir Bandang

Banjir Bali Masuk Rehabilitasi, 5 Korban Masih Dinyatakan Hilang

BPBD Bali Koreksi Korban Tewas Banjir Bandang Bukan 18 tapi 17 Orang

4 RT di Jakarta Selatan Terendam Banjir, Jumat (12/9) Malam

Cegah Banjir di ITC Cipulir, Dinas SDA DKI Siagakan Pompa Sejak Sebelum Hujan

Tokyo Banjir Mendadak, Penerbangan dan Operasional Terganggu

Pemerintah Pusat Kirim Logistik Bantu Pengungsi Korban Bencana Bali, Prabowo Beri Instruksi Langsung

Satu Keluarga Korban Banjir Bali Diduga Terjebak Reruntuhan Rumah, SAR Terjunkan 2 Ekskavator

Hujan Ekstrem Bakal Landa Tangerang, Warga Harus Waspadai Banjir

Jumlah Korban Tewas Banjir Bali Capai 18 Orang, 2 Orang Masih Hilang
